Pengujian Hipotesis Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

Henry Guntur Tarigan telah menjelaskan, membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Penjelasan lain yaitu menurut Isah Cahyani dan Hodijah, dalam belajar bahasa kegiatan membaca nyaring atau bersuara sangat besar kontribusinya terhadap belajar berbicara. Melalui membaca bersuara murid belajar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajarinya dengan benar. Bahkan murid bukan hanya belajar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajarinya, akan tetapi belajar mengucapkan kelompok kata, kalimat, dan mengucapkan suatu wacana utuh dengan benar melalui membaca bersuara. Kaitan antara penelitian yang dilakukan dengan pendapat para ahli di atas yaitu dalam membaca nyaring siswa tidak hanya sekedar menyuarakan tulisan saja akan tetap siswa dituntut untuk memahami isi dari bacaan tersebut. Selian itu dalam pembelajaran dengan menggunakan metode reading aloud membaca nyaring yang dilakukan oleh peneliti, siswa juga diajarkan dalam pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan benar, antara lain ketika siswa membaca harus dapat membaca dengan jelas, lancar, dan tidak terbata-bata. Pada penerapan metode reading aloud membaca nyaring peneliti mengalami sedikit kendala yaitu berkaiatan dengan ketika guru meminta dari beberapa siswa untuk membacakan buku cerita dengan judul yang berbeda, hampir seluruh siswa menginginkan untuk membacakan buku cerita di depan kelas dengan suara nyaring sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan metode reading aloud membaca nyaring buku-buku cerita yang menarik dan yang belum pernah siswa baca merupakan faktor penunjang pembelajaran dan siswa antusias dikarenakan siswa ingin mengetahui isi dari buku cerita tersebut. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode reading aloud membaca nyaring juga dapat menambah nilai karakter kepercayaan diri pada siswa. Berbeda dengan Kelompok kontrol yaitu kelas II A yang dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Dalam pembelajaran ini guru berperan lebih aktif dari pada siswa dikarenakan guru yang menjadi pusat utama dalam proses pembelajaran. Guru yang lebih mendominasi di dalam kelas dan juga segala hal yang bersangkutan dengan kegiatan pembelajaran, siswa hanya duduk dan berperan pasif mendengarkan penjelasan dari guru. Penggunaan metode konvensional terlihat lebih monoton dibandingkan dengan menggunakan metode reading aloud membaca nyaring. Hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya pengetahuan dan kemampuan siswa karena siswa mendapatkan informasi hanya dari guru semata. Dari perhitungan statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode reading aloud membaca nyaring berpengaruh terhadap pemahaman bacaan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat pengaruh metode reading aloud membaca nyaring terhadap pemahaman bacaan siswa kelas II MI Nurul Huda Curug Wetan Tangerang Tahun Pelajaran 20131014. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata posttest antara kedua kelompok yaitu dengan perolehan rata-rata kelas eksperimen sebesar 70.50 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 56.00, uji hipotesis pada data posttest dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows yang menghasilkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol signifikansinya 0,015 0,05 maka H 1 dapat diterima dan H ditolak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi guru, guru diharapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat menggunakan metode reading aloud membaca nyaring sebagai alternatif pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dengan yang hanya menggunkan metode konvensional. 2. Bagi siswa, sebaiknya situasi dan kondisi siswa harus lebih terkontrol agar pembelajaran yang terjadi bisa berlangsung dengan baik. 3. Bagi peneliti, sebaiknya peneliti bisa mengatur waktu selama pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. 4. Bagi sekolah, perlu diupayakan sarana maupun prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran.