8
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Teoritis
1. Persepsi Mahasiswa
a. Pengertian Persepsi
Persepsi sering dinyatakan sebagai interpretation of experience penafsiran pengalaman. Interprestasi menyebabkan kita menjadi
subjek dari pengalaman kita sendiri. Winkel 1991:55 mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses diterimanya rangsang objek,
kualitas, hubungan antara gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti.
Proses persepsi dimulai dengan penginderaan, yaitu diterimanya berbagai gejala dari luar diri kita melalui lima indera yang kita miliki
yang sering kita sebut sebagai rangsangan. Rangsangan tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga menyebabkan kita mempunyai
suatu pengertian terhadap lingkungan. Walgito 1994:53 mengungkapkan persepsi sebagai suatu
proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses berwujud diterimanya stimulus individu melalui alat reseptornya alat
penerima rangsangan. Stimulus tersebut kemudian diteruskan sampai ke pusat susunan saraf otak sehingga individu menyadari apa yang
dilihat, apa yang didengar dan sebagainya. Persepsi yaitu pengamatan
secara global yang belum disertai dengan kesadaran, sehingga subjek dan objeknya belum dibedakan satu dari yang lainnya Kartono,
1984:77. Menurut Mahmud 1989:41 persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.
Azwar 1995:10 mengemukakan bahwa persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama
pula, hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat
menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama.
Persepsi merupakan suatu proses di mana proses tersebut didahului dengan proses penginderaan. Proses penginderaan ini terjadi karena
manusia berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, sehingga manusia perlu menyerap unsur
dari luar yang berupa rangsangan atau stimulus melalui inderanya. Dengan demikian, penginderaan merupakan suatu proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan ke
syaraf otak sebagai pusat susunan syaraf dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses penginderaan terjadi setiap saat,
yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu
dengan dunia luarnya Branca, 1964; Woodworth dan Marquis, 1957 dalam Bimo Walgito, 1991:53.
Persepsi adalah proses pemberian arti oleh seseorang kepada berbagai rangsangan atau stimulus yang diterimanya Alexander Hiam
dan Charles D. Schewe, 1994:212. Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:675 persepsi diartikan sebagai suatu tanggapan
penerimaan langsung atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Bagi semua orang sangatlah mudah kiranya
melakukan perbuatan melihat, mendengar, membaui atau mencium, merasakan dan menyentuh, yaitu proses-proses yang sudah semestinya
ada. Namun informasi yang datang dari organ-organ indera kiranya perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum
dapat dimengerti, proses ini dinamakan persepsiperception Soenardi,1988:83. Persepsi sering juga diartikan sebagai pengalaman
tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Rahmat,
1986. Persepsi adalah sejumlah indera disatukan dan dikoordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi otak sehingga manusia bisa
mengenali dan menilai objek. Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan
bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan rangsang dari
luarlingkungan melalui panca indera, sehingga individu mengerti dan
menyadari apa yang ditangkap oleh inderanya. Dalam hal ini, persepsi merupakan proses pemahaman, penerimaan, pengorganisasian dan
penginterpretasian oleh mahasiswa terhadap rangsangan dari luar yaitu program pendidikan profesi guru.
Irwanto dkk 1983:55. Mengemukakan bahwa konsep lain mengenai persepsi, yaitu proses diterimanya ransangan objek,
kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai ransangan itu disadari dan dimengerti.
Robbins 2002:46 mendeskripsikan persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menginteprestasikan
kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu
yang berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi memahaminya secara berbeda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan
terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini terdiri dari; Pelaku persepsi perceiver, Objek atau yang dipersepsikan dan
Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan. Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja,
mesin atau gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai
hukum-hukum alam tetapi tidak mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan
berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku
dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengandaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu Robbins, 2008:176.
Menurut Irwanto, dkk 1988:76 faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi meliputi:
1 Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia, setiap saat akan menerima banyak
sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu,
individu harus memutuskan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak
akan tampil kemuka sebagai objek pengamat. 2 Ciri-ciri rangsang.
Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar
diantara yang kecil yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensistas rangsangnya lebih kuat.
3 Nilai-nilai dan kebutuhan individu. Seseorang tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam
pengamatannya sehingga individu yang satu tentu mempunyai nilai-nilai dan kebutuhan yang berbeda dengan individu lainnya.
b. Objek Persepsi