Pelaksanaa Penelitian Deskripsi Data Penelitian

berbicara dengan teman satu bangku, membuat keributan ketika proses pembelajaran, dan terkadang terdapat siswa yang tidur saat guru mengajar. Perilaku siswa diluar kelas sangat akrab dengan guru, perilaku tersebut terlihat ketika ada siswa yang berpapasan dengan guru mereka menyapa dan bersalaman dengan guru.

3. Keaktifan Belajar Siswa

Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 2 Pleret adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Silabus yang digunakan di SMP 2 Pleret telah menanamkan sifat-sifat dan karakter yang diterapkan melalui Kegiatan Belajar Mengajar KBM. Sebagai acuan dalam mengajar guru membuat RPP terlebih dahulu sebelum melakukan Kegiatan Belajar Mengajar KBM. Metode pembelajaran yang digunakan guru di SMP Negeri 2 Pleret kebayakan masih menggunakan metode ceramah. Guru hanya menggunakan komunikasi satu arah sehingga membuat siswa cenderung pasif. Pada metode ceramah siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar sehingga keaktifan siswa di SMP Negeri 2 pleret masih kurang. Keaktifan siswa akan muncul apabila guru menerapkan metode yang melibatkan siswa secara langsung dalam proes pemelajaran.

B. Pelaksanaa Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu Quasi- Eksperiment. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 yang melibatkan dua kelas yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi perlakuan dengan metode rotating trio exchange pertukaran tiga memutar, dan kelas g sebagai kelas eksperimen 2 yang di beri perlakuan dengan metode buzz group. Kedua kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 diberi materi yang sama oleh guru. Data hasil penelitian ini adalah data keaktifan siswa. Data keaktifan siswa diperoleh melalui hasil lembar observasi dan angket. Perlakuan pada masing-masing kelas dilakuan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Berikut jadwal pelaksanaan pengambilan data. Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Pengambilan Data Kelas Eksperimen No. Hari Tanggal Waktu Keterangan KE 1 KE 2 1. Selasa 14 Mei 2016 07.00-08.20 Angket awal dan Observasi , Metode Rotating Trio Exchange, Angket akhir 2. 09.15-10.35 Angket awal dan Observasi , Metode Buzz Group, Angket akhir

C. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian ini berasal dari data hasil angket dan data observasi untuk mengukur keaktifan siswa pada pembelajaran IPS. Berikut disajikan data untuk hasil observasi dan data Angket awal serta Angket akhir. Deskripsi data yang disajikan meliputi nilai tertinggi max, nilai terendah min, dan rata- rata mean. Kemudian disusun tabel distribusi frekuensi. 1. Data Angket Keaktifan siswa dalam Pembelajaran IPS Tabel 7. Data Hasil Angket Keaktifan siswa Kriteria Data KE 1 Angket awal KE 1 Angket akhir KE 2 Angket awal KE 2 Angket akhir Max 66,00 74,00 67,00 75,00 Min 50,00 57,00 45,00 43,00 Mean 57,00 64,38 55,34 59,00 Selisih 7,38 3,66 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai angket awal keaktifan belajar tertinggi kelas eksperimen 1 Rotating Trio Exchange = 66,00; nilai terendah = 50,00; dan rata-rata = 57.00; sedangkan kelas eksperimen 2 Buzz Group, nilai tertinggi = 67,00; nilai terendah = 45,00; dan rata- rata = 55,34. Kemudian pada angket akhir keaktifan belajar diketahui nilai tertinggi kelas eksperimen 1 Rotating Trio Exchange = 74,00; nilai terendah = 57,00; dan rata-rata = 64,38, sedangkan pada kelas eksperimen 2 Buzz Group nilai tertinggi = 75,00, nilai terendah 43,00; dan rata-rata = 59,00. Berdasarkan data tersebut, diketahui hasil nilai angket awal dan angket akhir keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada kedua kelas tersebut mengalami peningkatan keaktifan siswa, pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dari pada kelas eksperimen 2. Hal tersebut dilihat dari selisih hasil yang diperoleh antara angket awal dan angket akhir, pada kelas eksperimen 1 sebesar 7, 38, sedangkan pada kelas eksperimen 2 sebesar 3,66. a. Data Angket Keaktifan siswa Kelas Eksperimen 1 1 Data Angket Keaktifan Siswa Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen 1 Berdasakan hasil analis deskriptif dengan menggunakan SPSS 23 pada data nlai angket sebelum perlakuan kelas eksperimen 1, diperoleh nilai maksimum 65,00; minimum 50,00; rata-rata 57,00; median 57,00; modus 54,00; dan standar deviasi 3,660. Data kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Angket Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen 1 No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif 1. 50-52 2 6,5 2. 52-55 11 35,5 3. 56-58 6 19,4 4. 59-61 10 32,3 5. 62-64 1 3,2 6. 65-67 1 3,2 Jumlah 31 100 Tabel 8 merupakan hasil analisis angket keaktifan siswa sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen 1. Berdasarkan tabel tersebut, skor keaktifan siswa terendah terdapat pada interval 50-52 yaitu sebesar 6,5 berjumlah 2 siswa, skor tertinggi berada pada interval 65-67 yaitu sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,2. Sebaran data terbanyak berada pada interval 53-55 sebanyak 11 siswa atau sebesar 35,5. Selain itu, pada interval 56-58 sebanyak 6 siswa atau sebesar 19,4. Pada interval 59-61 sebanyak 10 siswa atau sebesar 32,3. Interval 62-64 sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,2. Distribusi frekuensi data angket keaktifan siswa sebelum perlakuan pada kelas eksperimen 1 dapat digambarkan dalam hitogram pada Gambar 2 berikut: Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Angket Keaktifan Siswa Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen 1 2 Data Angket Keaktifan Siswa Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen 1 Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 23 pada nilai angket setelah perlakuan kelas eksperimen 1, diperoleh niali maksimum 74,00; minimum 57.00; rata-rata 64,38; median 63,00; modus 62,00; dan standar deviasi 4,68. Data kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: 2 4 6 8 10 12 50-52 52-55 56-58 59-61 62-64 65-67 2 11 6 10 1 1 6,50 35,50 19,40 32,30 3,20 3,20 fr e ku e n si Inetrval Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Angket Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen 1 No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif 1. 57-59 5 16,1 2. 60-62 9 29,0 3. 63-65 4 12,9 4. 66-68 6 19,4 5. 69-71 5 16,1 6. 72-74 2 6,5 Jumlah 31 100 Tabel 9 merupakan hasil analisis angket keaktifan siswa setelah perlakuan kelas eksperimen 1. Berdasarkan tabel tersebut, skor keaktifan siswa terendah terdapat pada interval 57-59 yaitu sebesar 16,1 berjumlah 5 siswa, skor tertinggi berada pada interval 72-74 yaitu sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,5. Sebaran kelas terbanyak terdapat interval 60-62 sebanyak 9 siswa atau sebesar 29,0. Pada interval 63-65 sebanyak 4 siswa atau sebesar 12,9. Interval 66-68 sebanyak 6 siswa atau sebesar 19,4. Interval 67-71 sebanyak 5 siswa atau sebesar 16,1 Distribusi frekuensi data angket keaktifan siswa setelah perlakuan pada kelas eksperimen 1 dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 3 berikut: Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Angket Keaktifan Siswa Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen 1 b. Data Angket Keaktifan siswa Kelas Eksperimen 2 1 Data Angket Keaktifan siswa Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen 2 Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 23 pada nilai angket sebelum perlakuan kelas eksperimen 2, diperoleh nilai maksimum 67,00; minimum 45,00; rata-rata 55,34; median 55,00; modus 54,00; dan standar deviasi 4,97. Data kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Angket Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen 2 No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif 1. 45-48 2 6,3 2. 49-52 6 18,8 3. 53-56 13 40,6 4. 57-60 7 21,9 5. 61-64 1 3,1 6. 65-68 3 9,4 Jumlah 32 100 2 4 6 8 10 57-59 60-62 63-65 66-68 69-71 72-74 5 9 4 6 5 2 16,10 29,00 12,90 19,40 16,10 6,50 fr e ku e n si interval Tabel 10 merupakan hasil analisis angket keaktifan siswa sebelum perlakuan pada kelas eksperimen 2. Berdasarkan tabel tersebut, skor keaktifan siswa terendah terdapat pada interval 45- 48 yaitu sebesar 6,3 berjumlah 2 siswa, skor tertinggi berada pada interval 65-68 yaitu sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,4. Sebaran kelas terbanyak terdapat pada interval 53-56 sebanyak 13 siswa atau sebesar 40,6. Sebaran interval 49-52 sebanyak 6 siswa atau sebesar 18,8. Pada interval 57-60 sebanyak 7 siswa atau sebesar 21,9. Interval 61-64 sebanyak 1 atau sebesar 3,1. Distribusi frekuensi data angket keaktifan siswa sebelum perlakuan pada kelas eksperimen 2 dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 4 berikut: Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Angket Keaktifan Siswa Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen 2 2 4 6 8 10 12 14 45-48 49-52 53-56 57-60 61-64 65-68 2 6 13 7 1 3 6,30 18,80 40,60 21,90 3,10 9,40 fr e ku e n i interval 2 Data Angket Keaktifan siswa Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen 2 Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 23 pada nilai angket setelah perlakuan kelas eksperimen 2, diperoleh nilai maksimum 75,00; minimum 43,00; rata-rata 59,00; median 58,00; modus 66,00; dan standar deviasi 7,9. Data kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Angket Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen 2 No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif 1 43-48 3 9,4 2 49-54 5 15,6 3 55-60 11 34,4 4 61-66 10 31,3 5 73-78 3 9,4 Jumlah 32 100 Tabel 11 merupakan hasil analisis angket keaktifan siswa setelah diberi perlakuan pada kelas eksprimen 2. Berdasarkan tabel tersebut, skor keaktifan siswa terendah terdapat pada interval 43-48 yaitu sebesar 9,4 berjumlah 3 siswa, skor tertinggi berada pada interval 73-78 yaitu sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,4. Sebaran kelas terbanyak terdapat pada interval 55- 60 sebanyak 11 siswa atau sebesar 53,1. Selain itu, sebaran data pada interval 49-54 sebanyak 5 siswa atau sebesar 15,6. Pada sebaran interval 61-66 sebanyak 10 siswa atau sebesar 31,3 Distribusi frekuensi data angket keaktifan siswa setelah perlakuan pada kelas eksperimen 2 dapat digambarkan dalam histogram pada Gambar 5 berikut: Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Angket Keaktifan siswa Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen 2 Berdasarkan hasil rata-rata, maka nilai hasil angket awal dan angket akhir untuk kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Rata-rata Nilai Hasil Angket Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 Sumber Kelas Eksperimen 1 Rotating Trio Exchane Kelas Eksperimen 2 Buzz Group Angket awal 57,00 55,34 Angket Akhir 64,38 59,00 Selisih 7,38 3,66 2 4 6 8 10 12 43-48 49-54 55-60 61-66 73-78 9,40 15,60 34,40 31,30 9,40 fr e ku e n si intervaal Berdasarkan tabel di atas, untuk membandingkan secara visual antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, dapat dilihat pada histogram berikut: Gambar 6.Histogram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Angket Awal dan Angket Akhir Siswa 2. Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Data hasil observasi aktivitas digunakan sebagai data pendukung angket keaktifan siswa. Berikut hasil data observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS baik kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2. Tabel 13. Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kriteria Data KE 1 KE 2 Max 16,00 13,00 Min 7,00 6,00 Mean 11,29 9,93 Pencapaian 54,4 49,6 50 52 54 56 58 60 62 64 66 Kelas Eksperimen 1 Rotating Trio Exchane Kelas Eksperimen 2 Buzz Group 57 55,34 64,38 59 n il ai r ata -r ata Angket awal Angket Akhir Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa skor observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS tertinggi kleas eksperimen 1 rotating trip exchange =16,00; skor terendah 7,00; dan rata-rata 11,29, sedangkan pada kelas eksperimen 2 buzz group skor tertinggi = 13; skor terendah = 6,00; dan rata-rata 9,93. Hasil pencapaian keakifan siswa dalam pembelajaran IPS berdasarkan presentase observasi kelas eksperimen 1 yaitu 54,4, sedangkan kelas eksperimen 2 yaitu 49,6 Hasil observasi disajikan dalam distribusi frekuensi. Berikut adalah distribusi frekuensi skor keaktifan siswa KE 1 dan KE 2. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Observasi Keaktifan Siswa dalam pembelajaran IPS pada Kelas Eksperimen 1 No Kelas Interval Frekuensi Presentase 1 7,0-8,5 3 9,7 2 8,6-10,1 8 25,8 3 10,2-11,7 7 22,6 4 11,8-13,3 9 29,0 5 13,4-14,9 2 6,5 6 15,0-16,5 2 6,5 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel 14, skor terendah observasi keaktifan siswa dalam pembelajaraan IPS di kelas eksperimen 1 berada pada interval 7,0-8,5 yaitu sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,7. Skor tertinggi observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas eksperimen 1 berada pada interval 15,0-16,5 yaitu sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,5. Sebaran data terbanyak berada pada interval 11,8-13,3 yaitu sebanyak 9 atau sebesar 290. Selain itu, sebaran data pada interval 8,6-10,1 sebanyak 8 siswa atau sebesar 25,8. Pada interval 10,2-11,7 sebanyak 7 siswa atau sebesar 22,6. Interval 13,4-14,9 sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,5. Distribusi frekuensi observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas eksperimen 1 tersebut dapat dilihat dalam diagram batang yang digambarkan pada Gambar 7. Gambar 7. Diagram Batang Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Pada Kelas Eksperimen 1. Hasil observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas eksperimen 2 disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan digambarkan diagram batang. Hasil observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Distribusi Frekuensi Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Pada Kelas Eksperimen 2 No Kelas Interval Frekuensi Presentase 1 6,0-7,1 1 3,1 2 7,2-8,3 4 12,5 3 8,4-9,5 3 9,4 4 9,6-10,7 16 50,0 5 10,8-11,9 4 12,5 6 12,0-13,1 4 12,5 Jumlah 32 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 8 7 9 2 2 9,70 25,80 22,60 29,00 6,50 6,50 fr e ku e n si interval Berdasarkan tabel 15, skor terendah observasi 1 keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas eksperimen 2 berada pada interval 6,0- 7,1 yaitu sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,1. Skor tertinggi observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas eksperimen 2 berada pada interval 12,0-13,1 yaitu sebanyak 4 siswa atau sebesar 12,5. Sebaran data terbanyak berada pada interval 9,6-10,7 yaitu sebanyak 16 atau sebesar 50,0. Selain itu, sebaran data pada interval 7,2-8,3 sebanyak 4 siswa atau sebesar 12,5. Sebaran data pada interval 8,4-9,5 sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,4. Sebaran data pada interval 10,8-11,9 sebanyak 4 siswa atau sebesar 12,5. Distribusi frekuensi pada observasi keaktifan siswa pada kelas eksperimen 2 tersebut dapat dilihat dalam diagram batang yang digambarkan pada Gambar 8. Gambar 8. Diagram Batang Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Pada Kelas Eksperimen 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 6,0-7,1 7,2-8,3 8,4-9,5 9,6-10,7 10,8-11,9 12,0-13,1 1 4 3 16 4 4 3,10 12,50 9,40 50,00 12,50 12,50 fr e ku e n si interval Perbandingan hasil observasi 1 dan observasi 2 pencapaian keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Diagram Batang Perbandingan Hasil Observasi 1 dan Observasi 2 Pencapaian Keaktifan Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

D. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Smp Tmi Lampung

2 10 204

Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep persamaan dasar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio exchange ( penelitian tindakan kelas di kelas X SMK Arrahman Bintaro)

2 21 243

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE TEMA Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Tema Indahnya Negeriku Kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ketelan

0 3 17

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE TEMA Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Tema Indahnya Negeriku Kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ketelan

0 3 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Delanggu Kecamatan Delanggu

0 2 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Delanggu Kecamatan Delanggu

0 3 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SD

0 1 11