PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN BAHAS (2)

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

Yogyakarta, 24—25 Agustus 2016

BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

dengan

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI MULTIMEDIA “MMTC” KEMENTERIAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

Penanggung Jawab:

Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. Kepala Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta

Narasumber:

Prof. Dr. I Praptomo Baryadi Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma

Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta

Editor:

Drs. Sumadi, M.Hum. Ratun Untoro, M.Hum.

Kepanitiaan:

Dr.Tirto Suwondo, M.Hum; Drs. Umar Sidik, S.I.P., M.Pd.; Drs Herry Mardianto; Drs. Sumadi, M.Hum.; Ratun Untoro, M.Hum.; W. Ari Widyawan, S.E.; Agung Tamtama;

Susam Tri Yuli Haryati; Sri Wiyatna; Muslim Marsudi; Affendy.

Diterbitkan oleh:

Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Multimedia “MMTC” Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

ISBN: 978-602-6284-49-5 Dicetak oleh: CV. Azzagrafika

Alamat Sekretariat:

Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta Telepon (0274) 562070

KATA PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sebagai instansi pemerintah yang bertugas melaksanakan pembangunan nasional di bidang kebahasaan dan kesastraan, baik Indonesia maupun daerah, pada tahun ini (2016) Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kembali menyusun, menerbitkan, dan memublikasikan buku-buku karya kebahasaan dan kesastraan. Buku-buku yang diterbitkan dan dipublikasikan itu tidak hanya berupa karya ilmiah hasil penelitian dan atau pengembangan, tetapi juga karya hasil pelatihan proses kreatif sebagai realisasi program pembinaan dan atau pemasyarakatan kebahasaan dan kesastraan kepada para pengguna bahasa dan apresiator sastra. Hal ini dilakukan bukan semata untuk mewujudkan visi dan misi Balai Bahasa sebagai pusat kajian, dokumentasi, dan informasi yang unggul di bidang kebahasaan dan kesastraan melainkan juga—yang lebih penting lagi— untuk mendukung program besar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang pada tahapan RPJM 2015—2019 sedang menggalakkan program literasi yang sebagian ketentuannya telah dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.

Dukungan program literasi yang berupa penyediaan buku-buku kebahasaan dan kesastraan itu penting artinya karena melalui buku-buku semacam itu masyarakat (pembaca) diharapkan mampu dan terlatih untuk membangun sikap, tindakan, dan pola berpikir yang dinamis, kritis, dan kreatif. Hal ini dilandasi suatu keyakinan bahwa sejak awal mula masalah bahasa dan sastra bukan sekadar berkaitan dengan masalah komunikasi dan seni melainkan lebih jauh dari itu, yaitu berkaitan dengan masalah mengapa dan bagaimana menyikapi hidup ini dengan cara dan logika berpikir yang jernih. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika penerbitan dan pemasyarakatan buku- buku kebahasaan dan kesastraan sebagai upaya pembangunan karakter yang humanis mendapat dukungan dari semua pihak, tidak hanya oleh lembaga yang bertugas di bidang pendidikan dan kebudayaan tetapi juga yang lain.

Buku Prosiding Seminar Hasil Penelitian Kebahassaan dan Kesastraan ini adalah salah satu dari sekian banyak buku yang dimaksudkan sebagai pendukung program literasi. Buku ini berisi delapan belas makalah hasil penelitian bahasa dan enam belas makalah hasil penelitian sastra yang berasal dari berbagai instansi di empat kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Informasi dan Komunikasi, dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Makalah-makalah tersebut telah diseminarkan di Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta pada 24—25 Agustus 2016 dan telah direvisi serta disunting oleh tim penyunting. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca, khususnya para dosen, peneliti, dan pemerhati bahasa dan sastra.

Atas nama Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para narasumber, penulis/pemakalah, penyunting, panitia, dan beberapa instansi serta pihak lain yang memberikan dukungan kerja sama sehingga buku ini dapat tersaji ke hadapan pembaca. Kami yakin bahwa di balik kebermanfaatannya, buku ini masih ada kekurangannya. Oleh karena itu, buku ini terbuka bagi siapa saja untuk memberikan kritik dan saran.

Yogyakarta, November 2016 Dr. Tirto Suwondo, M.Hum.

vi

PROSIDING

CATATAN PANITIA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya buku Prosiding Seminar Hasil Penelitian Kebahassaan dan Kesastraan ini. Tulisan-tulisan yang termuat dalam buku ini merupakan karya ilmiah yang telah melalui proses seminar, revisi, dan penyuntingan. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan agar tercapai karya ilmiah yang memadai dan layak disajikan kepada masyarakat, terutama para dosen, peneliti, dan pemerhati bahasa dan sastra. Dengan demikian, tidak mengherankan jika sejak panitia mengumumkan penjaringan naskah/makalah hingga terbitnya buku ini memerlukan waktu yang tidak pendek (Maret—Desember 2016). Agar hasilnya optimal, kami juga menggandeng beberapa instansi dari tiga kementerian, yaitu Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (Kementerian Agama), Sekolah Tiggi Multi Media “MMTC” (Kementerian Informasi dan Komunikasi}, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dan Fakultas lmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi). Hal tersebut dilakukan agar isi dan sebaran masalah yang disajikan dalam buku ini bisa memuat cakupan yang lebih luas. Selain itu, saat seminar dilakukan, kami juga mengundang narasumber bahasa dan narasumber sastra yang menjadi komentator utama terhadap setiap makalah yang dipresentasikan. Berikut ini urutan proses penerbitan prosiding dari sejak pengumuman penjaringan naskah hingga penerbitan.

• Tanggal 28—31 Maret 2016: Persiapan kerja sama instansi dari empat kementerian untuk menerbitkan prosiding dengan didahului seminar bersama.

• Tanggal 4 April—12 Agustus 2016: Pengumuman dan penerimaan naskah hasil penelitian • Tanggal 13—15 Agustus 2016: Seleksi naskah yang masuk • Tanggal 18 Agustus 2016: Pengumuman hasil seleksi naskah yang diterima untuk

dipresentasikan dalam seminar • Tanggal 24—25 Agustus 2016: Pelaksanaan seminar • Tanggal 30 Agustus—30 September 2016: Revisi makalah hasil penelitian berdasarkan review

narasumber dan masukan peserta seminar • Tangal 26 September 2016 : Penandatanganan naskah kerja sama instansi dari empat kementerian untuk menerbitkan prosiding hasil seminar bersama • Tanggal 1 Oktober 2016: Batas akhir penerimaan naskah hasil revisi • Tanggal 2—30 Oktober 2016: Penyuntingan bahasa atas naskah hasil revisi • Tanggal 1--5 November 2016: Lay out untuk proses penerbitan

vii

• Tanggal 6 November 2016: Penyuntingan dami hasil lay out penerbit • Tanggal 1 Desember 2016: Penerbitan Prosiding

Berdasarkan proses panjang tersebut akhirnya terdapat beberapa makalah yang tidak bisa dimuat dalam buku ini karena berbagai hal, antara lain: pengirim makalah tidak hadir pada saat presentasi (seminar), tidak merevisi makalah sesuai dengan masukan, dan ditolak oleh narasumber karena isinya tidak sesuai dengan tema. Selain itu, ada beberapa makalah yang direkomendasikan oleh narasumber untuk dimuat di jurnal ilmiah terakreditasi agar sebarannya lebih luas. Dengan demikian, terdapat perbedaan jumlah makalah antara yang tertera dalam jadwal seminar dan isi dalam buku prosiding ini. Kami menyampaikan terima kasih dan mohon maaf kepada para pemakalah yang telah mengirimkan naskahnya, tetapi belum bisa dimuat dalam buku ini.

Kami menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada instansi dari keempat kementerian, para narasumber, pemakalah, penyunting, dan pihak lain yang telah memberikan kontribusi besar atas terbitnya buku prosiding ini sejak awal hingga akhir proses. Kami telah berupaya seoptimal mungkin agar bisa bekerja dengan baik dan memuaskan semua pihak. Meskipun demikian, tentu masih terdapat kekurangan sehingga kami juga menerima kritikan dan saran agar kami bisa bekerja lebih baik.

Yogyakarta, Desember 2016

Panitia

viii

PROSIDING

DAFTAR ISI

PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA . . . . v CATATAN PANITIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix JADWAL KEGIATAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

xiii

BAHASA

Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Melalui WhatsApp . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

Pornography in The Traffict Jargon in 2016 Homecoming: A Case Study in WhatsApp Message Edi Setiyanto

Ketidaksantunan Komentar pada Grup Kuliner Langsung Enak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

Impoliteness Coment on Langsung Enak Culinery Group Wahyu Damayanti

Maksim Kebijaksanaan dalam Bentuk Tuturan Perintah Bahasa Jawa . . . . . . . . . . . . . . 27

Wisdom Maxim in Javanese Command Speech Widada Hs.

Fenomena Kesantunan Berbahasa dalam Wacana “Surat Ananda” di Majalah Ummi

Language Politeness Phenomenon in “Surat Ananda” on Ummi Magazine Nuryantini

Fenomena Penggunaan Bahasa pada Bak Truk: Studi Kasus Truk yang Melintas di Wilayah Magelang dan Yogyakarta. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53

Phenomenon of Language Use in Truck Tailgate: Case Study Truck Passing Magelang and Yogyakarta Area

Dwi Atmawati

Bentuk dan Fungsi Humor Internet Meme dalam Situs https://Facebook.com/Memecomicindonesia/ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

Form and Function of Humor Internet Memein Https://Facebook.com/Memecomicindonesia/ Nanik Sumarsih

ix

Bahasa Slang dalam Komunikasi Grup WhatsApp dan BBM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77

Slang in Communication Group and BBM WhatsApp Sigit Arba’i

Wacana Iklan pada Pesan Singkat (SMS) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 89

Advertising Discourse on Short Message Service Riani

Wacana Iklan Lowongan Pekerjaan di Harian Kedaulatan Rakyat . . . . . . . . . . . . . . . . . 103

Job Vacancy Advertising Discourse in Kedaulatan Rakyat Newspaper Titik Indiyastini

Analisis Kata Barang dan Beberapa Penggunaannya dalam Masyarakat Jawa . . . . . . . 117

Analysis of Barang Word and Its Uses in Javanese Community Wiwin Erni Siti Nurlina

Kualitas Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Laras Bahasa Lagu Komponis Pria dan Wanita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127

The Quality of Indonesian Use on Song Lyric Composed by Man and Woman Tri Saptarini

Analisis Penggunaan Bahasa Ragam Jurnalistik dalam Penulisan Naskah Feature Televisi Warna-Warni Budaya Edisi “Aksi Sang Kuda Hitam” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 141

Analysis of The Use of Journalistic Language in The Script Writing of Television Feature Warna-Warni Budaya Edition of “Aksi Sang Kuda Hitam”

Siti Sarifah

Onomatope yang Didahului Kata Mak dalam Bahasa Jawa: Kajian Makna Leksikal . 155

Javanese Onomatopoeia Preceded by The Word Mak: Lexical Meaning Study Wening Handri Purnami

Antonimi dalam Bahasa Alquran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 169

Antonymy in The Language Style of The Quran Mardjoko Idris

Ujaran Fatis dalam Bahasa Melayu Pontianak. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 187

Malay Pontianak Phatic Utterance Amanah Hijriah

Keberterimaan dan Keterpakaian Kamus Besar Bahasa Indonesia bagi Pengajar. . . . . 197

Acceptability and Usability of Indonesian Dictionary for Teachers Hari Sulastri

Adaptasi Kosakata Tertentu Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia . . . . . . . . . 209

Adaptation of Certain Arabic Vocabulary Loanword in Indonesian Abd. Rahman Yunus

PROSIDING

Peran Media Audio “Majunetra Bahasa Indonesia” dalam Persiapan Siswa Tunanetra Menghadapi Ujian Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 221

The Role of Media Audio “Majunetra Bahasa Indonesia” as Preparations for Students with Visual Impairment for National Exam

Innayah

SASTRA

Lingkungan Pendukung Novel Indonesia di Yogyakarta Periode 1981--2000 . . . . . . . . 233

Supportive Environments on Indonesian Novels in Yogyakarta 1981—2000 Period Imam Budi Utomo

Dunia Priayi dalam Sastra Jawa Tahun 1920-an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 249

Priayi World in Javanese Literature in 1920’s Herry Mardianto

Studio Pertunjukan Sastra dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons . . . . . . . . . . . . . 265

Studio Pertunjukan Sastra in Talcott Parsons’ Sociological Perspective Ahmad Zamzuri

Kepercayaan Manusia pada Kekuatan di Luar Dirinya: Analisis Motif Cerita Rakyat Kalimantan Timur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 277

Human Belief to The Power Above: Motifs Analyzes of East Kalimantan’s Folktales Diyan Kurniawati

Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Kun Anta (Kajian Stilistika) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 289

Language Style in Kun Anta Song Lyric Wuroidatil Hamro

Representasi Penokohan Anak dan Isu-Isu Sensitif dalam Lirik Lagu Anak “Lelaki Kardus” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 299

The Representation of Children’s Characterization and Sensitive Issues in Children Song’s Lyric “Lelaki Kardus”

Nandy Intan Kurnia dan Sinta Yuliani Alviningrum

Gambaran Kecil tentang Indonesia, Kajian Semiotika dalam Cerpen

“Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta?” Karya Ahmad Tohari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 313 Little Portrayal about Indonesia, Semiotic Review in ”Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta” Short Story by Ahmad Tohari

Nindwihapsari

Mencermati Hak dan Kedudukan Perempuan dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khaliegy . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 323

Viewing Right and Existence of Women in Perempuan Berkalung Sorban Novel by Abidah El Khaliegy

Ninawati Syahrul

PROSIDING

xi

Pengukuhan Tokoh Mitos dalam Kajian Dekonstruksi terhadap Novel Sang Nyai Karya Budi Sardjono . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 337

The Inauguration of The Myth Characters Used Deconstruction Theory in Sang Nyai Novel by Budi Sardjono

Yohanes Adhi Satiyoko

Fabel Sebagai Alternatif Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sastra: Kajian terhadap Cerita Anak dalam Majalah Gatotkaca . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 349

Fabel As Character Educational Alternative in Literary Learning: Review on Children Stories in Gatotkaca Magazine

Siti Ajar Ismiyati

Citra Perempuan Jawa dalam Cerita Pendek Jawa di Majalah Djaka Lodang . . . . . . . . 363

Image of Javanesse Women in Javanesse Short Story in The Magazine Djaka Lodang Sutiyem

Nilai-Nilai Karakter dalam Cerita Rakyat di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. . . . . . . . 373

Character Valuesin Folklore in Sleman, Yogyakarta Prapti Rahayu

Transformasi Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani dalam Sujarah Para Wali Lan Para Nata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 383

Transformation of Syekh Abdul Qodir Jaelani Story in Sujarah Para Wali Lan Para Nata Sri Haryatmo

Tuntunan Pernikahan dalam Naskah Syair Suluh Pegawai Karya Raja Ali Haji: Kajian Intertekstualitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 397

Marriage Guide in Syair Suluh Pegawai Text by Raja Ali Haji: Intertextual Review Mustari

Kajian Bandingan Struktur Sastra Lisan Malin Kundang dan Pulau Belumbak . . . . . . 413

Comparative Structure Study of Malin Kundang Oral Literature and Island Belumbak Musfeptial

Media Puisi Gerindra dan PDIP Sebagai Kampanye Negatif pada Pemilu 2014 . . . . . . 423

Poetry Media of Gerindra and PDIP As Negative Campaigning in Election of 2014 Khairul Fuad

xii

PROSIDING

PROSIDING

JADWAL KEGIATAN SEMINAR HASIL PENELITIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN (PENERBITAN PROSIDING) BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hari : Rabu Tanggal : 24 Agustus 2016 Ruang : Sutan Takdir Alisjahbana, BBY Narasumber : Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi

Kelompok : Bahasa

07.30--08.30

Registrasi dan penyerahan lembar kesediaan

Panitia

Ruang Sutan Takdir

Alisjahbana BBY Sesi

08.30--09.00

Pembukaan

Kepala Balai Bahasa DIY

Moderator Notulis

Onomatope yang Didahului Kata Mak dalam Wening Handri Purnami Bahasa Jawa: Kajian Makna Leksikal

09.00--10.00 Keberterimaan dan Keterpakaian Kamus Besar

Hari Sulastri

Edi Setiyanto Riani

Bahasa Indonesia bagi Pengajar

SESI 1

10.00--10.30 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

10.30--11.00 Ulasan Narasumber

Prof. Dr.I. Praptomo Baryadi

Ketidaksantunan Komentar pada Grup Kuliner Wahyu Damayanti Langsung Enak

11.00--12.00

Ujaran Fatis dalam Bahasa Melayu Pontianak

Amanah Hijriah

Wening Mulyanto

Handri

Wacana Iklan pada Pesan Singkat (SMS)

12.00--12.30 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

12.30--13.00 Ulasan Narasumber

Prof. Dr.I. Praptomo Baryadi

xiii

13.00--13.30

Istirahat Istirahat

Antonimi dalam Bahasa Alquran

Mardjoko Idris

Maksim Kebijaksanaan dalam Bentuk Tuturan Widada Hs.

13.30--14.30

Perintah Bahasa Jawa

SESI 3

Inspirasi Bentuk Kata Ragam Krama Desa Sebagai

Riani Sigit Arba’i

Mulyanto Sebuah Paradigma

14.30--15.00 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

15.00--15.30 Ulasan Narasumber

Prof. Dr.I. Praptomo Baryadi

Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan pada Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Edi Setiyanto

15.30--16.00

melalui WhatsApp

SESI 4

Wening

Handri Mulyanto Purnami

Nasihat yang Disamarkan dalam Bentuk Larangan

Herawati

16.00--16.30 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

16.30--17.00 Ulasan Narasumber

Prof. Dr.I. Praptomo Baryadi

PROSIDING

PROSIDING

JADWAL KEGIATAN SEMINAR HASIL PENELITIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

(PENERBITAN PROSIDING) BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hari : Kamis Tanggal : 25 Agustus 2016 Ruang : Sutan Takdir Alisjahbana, BBY Narasumber : Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi Kelompok : Bahasa

Moderator Notulis

Perilaku Satuan Lingual -(n)ing dalam Bahasa Jawa Sri Nardiati

Fenomena Kesantunan Berbahasa dalam Wacana Nuryantini 08.00--09.00 “Surat Ananda” di Majalah Ummi

Peran Media Audio “Majunetra Bahasa Indonesia”

Wiwin Erni Siti Titik

SESI 1

dalam Persiapan Siswa Tunanetra Menghadapi Ujian Innayah

Nurlina Indiyastini

Nasional Pemakalah dan

09.00--09.30 Diskusi Peserta

Prof. Dr. I. Praptomo 09.30--10.00 Ulasan Narasumber Baryadi

Analisis Kata Barang dan Beberapa Penggunaannya

Wiwin Erni Siti

dalam Masyarakat Jawa

Nurlina

Satuan Lingual Penanda Tokoh Sentral dalam

10.00--11.00

Sumadi

Kekohesifan Wacana Cerita Pendek Indonesia Wacana Iklan Lowongan Pekerjaan di Harian

SESI 2

Sri Nardiati Kedaulatan Rakyat Sigit Arba’i

Titik Indiyastini

Pemakalah dan 11.00--11.30 Diskusi Peserta

xv

Prof. Dr. I. Praptomo

11.30--12.00 Ulasan Narasumber

Baryadi

Bentuk dan Fungsi Humor Internet Meme dalam Situs Nanik Sumarsih 12.30--13.30 https://facebook.com/memecomicindonesia/

Wacana Suluk (Pedalangan) dalam Bahasa Jawa

Edi Suwatno

Nur

SESI

Atmawati Ramadhoni

3 13.30--14.00 Diskusi

Pemakalah dan

Peserta

Setyaningsih

Prof. Dr. I. Praptomo 14.00--14.30 Ulasan Narasumber Baryadi

Adaptasi Kosakata Tertentu Serapan Bahasa Arab Abd. Rahman Yunus dalam Bahasa Indonesia

Nur Ramadhoni Bahasa dan Buaya Jawa dalam

14.30--15.30

Setyaningsih

Analisis Penggunaan Bahasa Ragam Jurnalistik dalam

SESI

Penulisan Naskah Feature Televisi Warna-Warni Budaya Siti Sarifah

Nanik Sigit Arba’i

4 Edisi “Aksi SangKuda Hitam”

Sumarsih

Pemakalah dan 15.30--16.00 Diskusi Peserta

Prof. Dr. I. Praptomo 16.00--16.30 Ulasan Narasumber Baryadi

Kualitas Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Laras Tri Saptarini Bahasa Lagu Komponis Pria dan Wanita

16.30--17.00

Fenomena Penggunaan Bahasa Jawa pada Bak Truk: Studi Kasus Truk yang Melintas di Wilayah Magelang Dwi Atmawati

SESI

Nur Ramadhoni

dan Yogyakarta

Nuryantini

Setyaningsih

Pemakalah dan

17.00--17.15 Diskusi

PROSIDING

Peserta Prof. Dr. I. Praptomo

17.15--17.30 Ulasan Narasumber Baryadi

17.30--17.45

Penutupan

Panitia

PROSIDING

JADWAL KEGIATAN SEMINAR HASIL PENELITIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN (PENERBITAN PROSIDING) BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hari : Rabu Tanggal : 24 Agustus 2016 Ruang : Aula Lantai III BBY Narasumber : Dr. Tirto Suwondo, M.Hum Kelompok : Sastra

Sastra

07.30--08.30

Registrasi dan penyerahan lembar kesediaan

Panitia

Ruang STA BBY Lantai

Panitia 08.30--09.00

II

Pembukaan

Kepala Balai Bahasa DIY

Sesi Waktu

Judul

Pemakalah

Moderator Notulis

Pengukuhan Tokoh Mitos dalam Kajian Dekonstruksi Terhadap Novel Sang Nyai Karya Budi Yohanes Adhi Satiyoko Sardjono

09.00--10.00

Tuntunan Pernikahan dalam Naskah Syair Suluh

Mustari

Pegawai Karya Raja Ali Haji: Kajian Intertekstualitas

Ahmad

SESI 1

Nindwihapsari Zamzuri

Sastra Jawa Islam

Akhmad Nugroho

10.00--10.30 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

10.30--11.00 Ulasan Narasumber

Dr. Tirto Suwondo, M.Hum

Kepercayaan Manusia pada Kekuatan di Luar Dirinya: Analisis Motif Cerita Rakyat Kalimantan

Diyan Kurniawati

Timur

Yohanes Adhi SESI 2 11.00--12.00 Studio Pertunjukan Sastra dalam Perspektif

Ahmad Zamzuri

Nidwihapsari

Sosiologi Talcott Parsons

Satiyoko

xvii

Nilai-Nilai Karakter dalam Cerita Rakyat di

Prapti Rahayu Kabupaten Sleman, Yogyakarta Prapti Rahayu Kabupaten Sleman, Yogyakarta

12.00--12.30 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

Yohanes Adhi

SESI 2

Nidwihapsari Satiyoko 12.30--13.00 Ulasan Narasumber

Dr. Tirto Suwondo, M.Hum

13.00--13.30

Istirahat

Representasi Penokohan Anak dan Isu-Isu Sensitif Nandy Intan Kurnia dan dalam Lirik Lagu Anak “Lelaki Kardus”

Sinta Yuliani Alviningrum

Gambaran Kecil tentang Indonesia, Kajian Semiotika

13.30--14.30 dalam Cerpen “ Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta?” Nindwihapsari

Karya Ahmad Tohari Mencermati Hak dan Kedudukan Perempuan dalam

Yohanes Ahmad

SESI 3

Nov el Perempuan Berkalung Sorban KaryaAbidah El Ninawati Syahrul

Adhi Zamzuri

Khaliegy

Satiyoko

Media Puisi Gerindra dan PDIP sebagai Kampanye

14.30--15.00

Khairul Fuad

Negatif pada Pemilu 2014

15.00--15.30 Diskusi

Pemakalah dan Peserta

15.30--16.00 Ulasan Narasumber

Dr. Tirto Suwondo, M.Hum

PROSIDING

PROSIDING

JADWAL KEGIATAN SEMINAR HASIL PENELITIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

(PENERBITAN PROSIDING) BALAI BAHASA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hari : Kamis Tanggal : 25 Agustus 2016 Ruang : Aula Lantai III BBY Narasumber : Dr. Tirto Suwondo, M.Hum Kelompok : Sastra

Sesi Waktu

Judul

Pemakalah

Moderator Notulis

Dunia Petani Padi di Jawa dalam Antologi Geguritan

Dhanu Priyo

Alam Sawenggung Karya Sudi Yatmana

Prabowa

08.00--09.00 Transformasi Kisah Syekh Abdul Qodir Jaelani dalam Sri Haryatmo

Sujarah Para Wali lan Para Nata

Resepsi dan Transformasi Kisah “Ashabul Kahfi”

SESI 1

Umar Sidik

Siti Ajar Ismiyati Sutiyem

dalam Pemakalah dan

09.00--09.30 Diskusi

Peserta Dr. Tirto Suwondo,

09.30--10.00 Ulasan Narasumber

M.Hum Fabel sebagai Alternatif Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sastra: Kajian Terhadap Cerita anak

Siti Ajar Ismiyati

dalam Majalah Gatotkaca

10.00--10.30 Relasi Priyayi dan Wong Cilik dalam Novel Gadis Pantai,

Pasar , dan Pengakuan Pariyem

Ratun Untoro

SESI 2

Lingkungan Pendukung Novel Indonesia di

Herry Mardianto Prapti Rahayu

Imam Budi Utomo Yogyakarta Periode 1981--2000

Pemakalah dan

10.30--11.00 Diskusi

Peserta

xix

Dr. Tirto Suwondo,

11.00--11.30 Ulasan Narasumber

M.Hum M.Hum

Citra Perempuan Jawa dalam Cerita Pendek Jawa di

Majalah Djaka Lodang

Sutiyem

SESI 3

12.00--13.00 Dunia Priyayi dalam Sastra Jawa Tahun 1920-an

Herry Mardianto

Kajian Bandingan Struktur Sastra lisan Malin Kundang Musfeptial dan Pulau Belumbak

Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Kun Anta (Kajian

Umar Sidik

Sri Haryatmo

13.00--13.30

Wuroidatil Hamro

Stilistika) Pemakalah dan

13.30--14.00 Diskusi

Peserta

SESI 4

Dr. Tirto Suwondo,

14.00--14.30 Ulasan Narasumber

M.Hum

17.30--17.45

Penutupan

Panitia

PROSIDING

Djaka Lodang

Kun Anta

BAHASA

KEPORNOAN DALAM JARGON

KELALULINTASAN ARUS MUDIK TAHUN 2016: STUDI KASUS PADA PESAN MELALUI WhatsApp

PORNOGRAPHY IN THE TRAFFICT JARGON IN 2016 HOMECOMING: A CASE STUDY IN WhatsApp MESSAGE

Edi Setiyanto

Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta Posel: setiyantoedi@yahoo.com

Abstrak

Kajian ini membahas jargon kelalulintasan pada arus mudik tahun 2016. Kajian dilatari oleh ketertarikan peneliti atas produktifnya penggunaan akronim porno. Kajian mencakup tiga aspek, yaitu (1) pola pembentukan akronimnya, (2) alasan penggunaan bentuk porno, dan (3) sikap masyarakat terhadap penggunaan bentuk porno. Teori yang digunakan ialah struktural dan sosiolinguistik. Teori struktural diterapkan untuk memahami pembentukan akronim. Teori sosiolinguistik diterapkan untuk memahami aspek nonlingual seperti disebutkan pada rumus- an masalah kedua dan ketiga. Kajian ini bersifat preskriptif kuantitatif. Langkah preskriptif dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang dikaitkan dengan sikap-bahasa masyarakat sehubungan dengan dimunculkannya bentuk porno. Pembahasan secara preskriptif didukung dengan penerapan metode kuantitatif, dalam hal ini kuantitatif deskriptif. Berdasarkan peneli- tian, dapat disimpulkan bahwa jargon kelalulintasan arus mudik ditandai dengan penggunaan akronim, terutama yang berkonotasi porno. Penggunaan akronim porno sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu. Secara umum responden tetap menganggap jargon kelalulintasan sebagai jargon porno. Meskipun tak mampu mengusik rasa malu seluruh responden, seluruh responden tetap menolak keberadaan jargon porno. Responden juga percaya bahwa masyarakat juga tidak setuju jika jargon porno beredar bebas melalui media sosial, termasuk WhatsApp (WA).

Kata kunci: silabe, rangkaian fonem, delesi, sikap

Abstract

This study discusses traffic jargon at homecoming 2016.The study is based on researcher’s interest on productive use of porn acronyms. Study includes three aspects, namely (1) acronym pattern formation, (2) reason for using porn form, and (3) public attitudes to porn forms use. The structural theory is used to understand acronym formation. Sociolinguistic theory is applied to understand nonlingual aspect as mentioned in second and third research problem. This study is prescriptive quantitative. Prescriptive mea- sures are intended to address issues associated with community attitude-language with respect to existence of porn forms. Prescriptive discussion is supported by application of quantitative methods, in this case descriptive quantitative. Based on research, it can be concluded that trafic jargon in homecoming is marked by the use of acronyms, especially the pornographic connotation. The use of porn acronyms are deliberately done for a particular purpose.In general, respondents still consider traffic jargon as phornograpic jargon. Though unable to disturb respondents’ shame, all respondents still deny the existence of pornographic jargon. Respondents also believe that the public does not agree with pornographic jargon free circulation through social media, including WhatsApp (WA).

Keywords: silabe, a series of phoemes, deletions, attitude

(rangkaian) akronim susu tante yang berarti Akronim, sebagai salah satu bentuk pendek, ‘sumbangan suka rela tanpa tekanan’. Dengan

1. Pendahuluan

sudah lama dikenal dan digunakan dalam tujuan yang berbeda, mungkin untuk melucu, bahasa Indonesia. Akronim lama, yang mung- menjelang Idul Fitri 2016 beredar pesan melalui kin sudah tidak dikenal sebagai akronim oleh WhatsApp yang menggambarkan kondisi lalu generasi sekarang, misalnya tilang, radar, rudal. lintas saat arus mudik. Pesan itu berisi sem bilan Anak muda generasi sekarang mungkin ada informasi. Sebagian besar informasi itu diung- yang tidak paham bahwa tilang, radar, rudal se - kapkan dalam (rangkaian) akronim berko notasi benarnya merupakan pemendekan dari bukti porno, misalnya pamer paha. Di mak sudkan de- pelanggaran , radio detector, dan peluru kendali.

ngan pamer paha di sini ialah (kondisi jalan yang) Sebagai bentuk pendek, akronim cende- padat merayap tanpa harapan . Penggunaan bentuk

rung dipilih oleh pengguna bahasa. Oleh karena berbau porno ini, dalam komunikasi melalui itu, akronim-akronim baru terus dimunculkan, WhatsApp, terkesan mulai lazim. Oleh karena itu, terutama oleh media massa tulis karena sering penulis tertarik untuk melakukan kajian dengan harus menyebutkan bentuk yang cenderung judul “Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan panjang secara berulang. Misalnya, disdukcapil Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada untuk menyebut dinas kependudukan dan catatan Pesan melalui WhatsApp”. Permasalahan yang sipil , dinas kepenak untuk menyebut dinas kelaut- dikaji mencakup tiga aspek, yaitu (a) bagaimana an, pertanian, dan peternakan, Kemendikbud untuk strategi pembentukan jargon; (b) apa saja alasan menyebut Kementerian Pendidikan dan Kebudaya- yang melatari pemilihan bentuk porno dalam an. Tergolong dalam kelompok itu, misalnya, jargon; (c) bagaimana tanggapan masyarakat. pemendekan nama seperti Rhoma Irama untuk

Kajian mengenai pemanfaatan seks dalam menyebut Raden Haji Oma Irama, Buwas untuk permainan bahasa ini bukan yang pertama di-

menyebut Budi Wasesa, Jokowi untuk menyebut lakukan. Kajian sejenis, setidaknya, pernah Joko Widodo.

dilakukan oleh Wijana (1999) dengan judul Seiring dengan semakin beragamnya media “Pro blem Seksual dalam Plesetan Peribahasa”.

komunikasi massa karena pemanfaatan internet Berdasarkan kajiannya, Wijana (1999) menyim- dan “gawai” (gadget), penggunaan bentuk pulkan dua hal. Plesetan peribahasa bermakna pendek pun semakin lazim. Bukan sekadar seks diwujudkan dengan mengubah sebuah dalam jumlah; media, tujuan, dan diksinya pun kata atau beberapa kata unsur peribahasa semakin beragam. Contoh yang tergolong baru dengan tetap mempertahankan kemudahan ialah penggunaan Mi Bikini sebagai merek yang asosiasi pendengar atas bentuk asli peribaha- dilengkapi dengan keterangan Remas aku dan sa. Plesetan peribahasa bermakna seks sengaja gambar yang cukup vulgar. Bentuk Mi Bikini dikreasikan untuk dua tujuan. Pertama, untuk se benarnya merupakan bentuk pendek dari tujuan humor. Kedua, untuk “membingkai” bihun kekinian. Sebagai bentuk pendek, Mi Bikini kritik berbagai problem seks yang ada di dalam memperlihatkan tiga kekhasan: sebagai nama masyarakat. Kajian lain yang tergolong relevan produk, beredar secara online, berkonotasi porno. ialah “ Ketak-santunan Komentar pada Laman Berita Namun, popularitas Mi Bikini berakhir di ranah yahoo: Sebuah Pendekatan Pragmatik” yang di laku- hukum karena kesan kepornoannya (http:// kan oleh Setiyanto (2012). Disimpulkan oleh news.liputan6.com/read/2570683/pem buat-mi- Setiyanto (2012) bahwa ketaksantunan berba- bikini-remas-aku-sudah-jual-6-ribu-bungkus- hasa dalam media massa online semakin menjadi selama-2016).

hal yang lazim. Hal itu berkaitan dengan sangat Bentuk pendek bernilai porno juga ditemu- tak ketat nya sensor; berbeda dengan media kan dalam media sosial

WhatsApp. Misalnya, massa cetak konvensional.

PROSIDING

Jika dibandingkan dengan dua kajian ter- ber sifat otonom, tetapi terikat dengan norma- sebut, kebaruan kajian ini terlihat pada (1) objek norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu, kajian yang bukan ranah keperibahasaan dan setiap penggunaan sebuah bentuk selalu ter- sifat ketaksantunan yang semata karena aspek kait dengan penilaian baik buruk, baik dari porno serta (2) ikut dikajinya sikap masyarakat per spekstif penutur maupun mitra tutur. Pada atas peng gunaan bentuk-bentuk yang berko no- ke sem patan ini, penilaian seperti dimaksudkan tasi porno dalam sebuah komunikasi.

dikenakan pada bentuk-bentuk akronim seperti pamer paha yang berkonotasi porno.

Untuk memperjelas pemahaman, berikut Kajian ini bersifat eklektik. Pendekatannya dijelaskan pengertian kata, akronim, dan jargon.

2. Kerangka Teori

memanfaatkan dua cara pandang, yaitu struk- Kata adalah satuan bahasa terkecil yang sudah tural dan sosiolinguitik. Pendekatan strutural mengungkapkan sebuah makna. Akronim digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah gabungan dua bentuk pendek yang dapat pertama, yaitu bagaimana strategi pembentukan diperlakukan seperti kata karena keterpenuhan jargon. Pendekatan sosiolinguistik digunakan ciri fonotaktik (Kridalaksana, 1989:163). Dengan untuk menjawab rumusan masalah kedua dan demikian, bentuk seperti tanpa dan harapan, ketiga: alasan pemilihan bentuk porno dan sikap masing-masing, ialah kata. Sebaliknya, bentuk masyarakat terhadap bentuk porno.

seperti paha dapat diartikan sebagai kata mau- Pendekatan struktural adalah pendekatan pun akronim. Diartikan sebagai akronim jika

yang menganggap bahwa bahasa merupakan bentuk paha merupakan gabungan dari bentuk sebuah konstruksi yang tersusun dari unsur- pendek pa dan ha. Bentuk pa merupakan hasil unsur yang lebih kecil berdasarkan kaidah pemendekan dari kata padat; bentuk ha merupa- ter tentu secara otonom. Dalam hubungan itu, kan hasil pemendekan dari kata harapan. Sebagai jargon, sebagai satu bentuk kekhasan peng- akronim, bentuk paha tidak berarti ‘bagian kaki guna an bahasa, juga dipahami tersusun dari dari lutut hingga pinggang’, tetapi berarti ‘tanpa unsur-unsur yang lebih kecil. Berdasarkan pe- harapan’. Dari sisi lain, dimaksudkan jargon ma haman itu, struktur jargon (1) Kondisi jalan adalah variasi pemakaian bahasa yang karena RAMLAN dan (2) Kondisi jalan PAMER PAHA ke khasan kelompok penggunanya kadang lalu dapat dibedakan berdasarkan jumlah dan memun culkan bentuk yang sulit dipahami atau sifat relasi komponen. Pada (1) ter susun dari dua dimaknai secara berbeda oleh pengguna di luar fungsi dengan relasi berpola subjek-predikat; kelompok yang dimaksud. Karena pengertian pada (2) tersusun dari tiga fungsi dengan relasi paha di kalangan pengamat lalu lintas saat arus berpola subjek-predikat-pelengkap. Dari sisi mudik berbeda dengan pengertian paha pada lain, jargon (2) Kondisi jalan PAMER PAHA juga masyarakat umum, variasi penggunaan itu dapat di bedakan dari bentuk lengkapnya, yaitu dapat dikategorikan sebagai jargon (bandingkan (3) Kondisi jalan padat merayap tanpa harapan. Chaer, 2004). Pada (2) jargon berunsurkan akronim, yaitu pamer paha ; pada (3) tanpa akronim karena

3. Metode Penelitian

semua unsur berupa kata (standar). Pada pem- Kajian ini bersifat preskriktif kuantitatif. bahasan kali ini, kajian dikenakan pada bentuk Langkah preskriptif dilaksanakan sesudah seperti pamer paha, yang berdasarkan norma me lakukan deskripsi terhadap data. Deskripsi sosial, tergolong tabu karena porno.

dilakukan untuk menentukan tipe dan strategi Berbeda dengan faham struktural, sosio- pembentukan akronim dalam jargon. Langkah linguistik memahami bahasa sebagai sebuah preskriptif diwujudkan dengan menilai baik produk sosial. Dengan kata lain, bahasa tidak buruk jargon menurut pendapat penutur

Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Melalui WhatsApp Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Melalui WhatsApp

titatif yang lazim diterapkan dalam analisis so- siolinguistik. Namun, sesuai dengan pendekat-

Angket berisi sepuluh pertanyaan. Sebagian annya yang masih kuantitatif deskriptif, simpul-

merupakan pertanyaan tertutup; sebagian yang an belum mencerminkan generalisasi. lain merupakan pertanyaan terbuka. Materi

pertanyaan terbagi dalam tiga kelompok. Ke lom pok pertama mempermasalahkan

4. Akronim Porno dalam Jargon Kelalu-

apakah pemilihan akronim seperti pamer paha

lintasan Arus Mudik 2016

yang dise barkan melalui aplikasi WhatsApp Jargon kelalulintasan arus mudik memper- tergolong (a) disengaja, (b) terkesan porno, lihatkan kekhasan pada penggunaan unsur

(c) menjengahkan. Kelompok kedua memper- yang berbentuk akronim. Kekhasan itu berkena- ma salahkan apa yang menjadi alasan penutur an dengan dominannya bentuk akronim yang me milih akronim bentuk itu. Kelompok ketiga meng asosiasikan kepornoan karena berhu- mem permasalahkan apakah pernyataan seperti bung an dengan organ seks. Pemilihan akronim itu layak disebarluaskan melalui media sosial yang seperti itu dikaji dari tiga hal. Pertama, seperti aplikasi WhataApp.

ba gai mana pembentukan dan tipenya. Kedua, Kajian ini masih mengabaikan jumlah dan alasan yang melatari penyusun memilih bentuk

ketersebaran responden. Responden berjumlah akronim itu. Ketiga, bagaimana tanggapan pe-

15 orang. Responden ialah 4 karyawan Balai nutur lain atas penggunaan bentuk itu. Bahasa DIY dan 11 mahasiswa tiga perguruan tinggi yang sedang melaksanakan PKL di Balai

4.1 Strategi Pembentukan dan Tipe

Bahasa DIY. Variabel yang dipertimbangkan

Akronim dalam Jargon Kelalulintasan

dua: jenis kelamin dan usia. Dari sembilan data jargon kelalulintasan, Data kajian ini berasal dari dua sumber.

selalu ditemukan akronim. Keberadaan akronim Data jargon diperoleh dari pesan WhatsApp dapat tunggal atau jamak. Data akronim tunggal,

yang dikirimkan ke dalam grup. Pesan itu be- yaitu ramlan (yang berarti ‘rame lancer’) terdapat rupa wacana dialog dua petugas pengamat ke- pada data (6). Data akronim jamak terdapat pada adaan lalu lintas pada saat arus mudik. Wacana delapan data yang lain. Data akronim jamak berisi 9 jargon kelalulintasan. Data mengenai selalu terpilah dalam dua kelompok: akronim sikap masyarakat diperoleh melalui penyebaran inti dan akronim penjelas. Akronim inti adalah angket kepada 15 responden.

akronim yang selalu digunakan. Akronim itu Analisis dalam kajian ini menggunakan dua berbentuk pamer yang berarti padat merayap.

metode. Pada analisis teks jargon digunakan Akronim penjelas adalah akronim yang ber- metode agih dengan teknik sisip dan teknik per- fungsi menggambarkan kekhasan kepadatan luas. Teknik sisip digunakan untuk memahami lalu lintas di sebuah lokasi. Bentuk akronimnya bahwa sebuah bentuk merupakan “sisa” dari berbeda-beda. Kekhasan jargon kelalulintasan sebuah bentuk yang mengalami pengurangan. saat arus mudik, sebenarnya, tecermin melalui Teknik perluas digunakan untuk memahami bentuk jargon penjelas yang cenderung keporno-

PROSIDING PROSIDING

GIGI … Padat merayap gila-gilaan akronim penjelas.

…. He … he.”

Berdasarkan analisis yang dilakukan, di- Pada data (5) terdapat bentuk gigi. Bentuk temu kan empat tipe pembentukan akronim itu dikategorikan sebagai akronim sesuai de- dalam jargon kelalulintasan arus mudik. Setiap ngan artinya yang bukan ‘tulang keras kecil- tipe memperlihatkan strategi pembentukan kecil berwarna putih yang tumbuh di gusi untuk yang ber beda.

mengunyah’, tetapi ‘gila-gilaan’. Akronim gigi dibentuk dengan merangkaikan bentuk gi dan gi . Bentuk gi pertama merupakan silabe awal

4.1.1 Tipe 1: Silabe dan Silabe 95125

dari kata gila. Bentuk gi kedua juga merupakan Silabe atau suku kata adalah satu rangkaian silabe awal dari kata gilaan. Dengan demikian,

fonem yang diucapkan dalam satu hembusan bentuk gigi dalam jargon (5) merupakan akronim napas. Silabe bahasa Indonesia dapat terdiri atas yang dibentuk dari suku-suku kata awal kata satu sampai tiga fonem (bunyi) dengan salah pembentuknya. satu harus merupakan bunyi vokal (bunyi hi- dup) (Alwi dkk., 2003). Dengan demikian, yang dimaksudkan akronim tipe silabe dan silabe

4.1.2 Tipe 2: Rangkaian Fonem dan

adalah akronim yang tersusun dari rangkaian

Rangkaian Fonem

silabe kata-kata pembentuknya. Silabe-silabe Tipe rangkaian fonem dan fonem meru- itu dapat berupa silabe awal kata pembentuk pakan tipe kedua dari akronim dalam jargon

maupun gabungan silabe awal dan silabe akhir kelalulintasan arus mudik. Yang dimaksudkan kata pembentuk. Contoh:

dengan fonem adalah bunyi yang dihasilkan (4) MC

: “Bagaimana di daerah Lembang oleh alat ucap manusia dengan fungsi untuk Bandung?”

mem bedakan arti. Bunyi itu dapat berupa vokal, Patroli : “Wah, di Lembang kondisi

misal /a/, /i/, /u/ atau konsonan, misal /p/, PAMER PAHA … Padat merayap

/k/, /s/ (Alwi dkk., 2003). Berdasarkan itu, yang tanpa harapan ….”

dimaksudkan dengan rangkaian fonem adalah gabungan beberapa fonem selaku unsur sebuah

Pada data (4) ditemukan bentuk paha. Bentuk kata. Dengan demikian, akronim rangkaian itu dikategorikan sebagai akronim sesuai fonem dan rangkaian fonem adalah akro-nim dengan artinya yang bukan ‘bagian kaki dari yang dibentuk dengan menggabungkan rang kai- lutut sampai pinggang’, tetapi ‘tanpa harapan’. an fonem dari kata-kata pembentuknya. Contoh: Akronim paha dibentuk dengan merangkaikan bentuk pa dan ha. Bentuk pa merupakan silabe (6) MC

: “Cek juga jalan Leuwi Panjang… tolong dilapor pula itu Bah…!!

akhir dari kata tanpa. Bentuk ha merupakan silabe awal dari kata harapan. Dengan demikian,

Patroli : “Kondisi di jalan Leuwi Panjang bentuk paha dalam jargon (4) merupakan akro-nim

PAMER DADA… Padat merayap yang dibentuk dari suku kata akhir dan awal.

tersendat-sendat….” Akronim tipe silabe dan silabe juga dapat

Pada data (6) ditemukan bentuk dada. Bentuk berupa gabungan silabe-silabe awal kata pem- itu dikategorikan akronim sesuai dengan pe-

bentuk. Contoh akronim itu dapat dilihat pada ngertiannya yang bukan ‘organ tubuh di bawah data berikut ini.

leher, di atas perut’, tetapi ‘tersendat-sendat’. (5) MC

: “Kembali ke daerah Dago … bagai - Akronim dada dibentuk dengan merangkaikan mana kondisinya …?”

bentuk da dan da. Bentuk da pertama merupakan rangkaian dua fonem dari tiga fonem pem-

Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Melalui WhatsApp Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Melalui WhatsApp

dan rangkaian fonem yang berasal dari fonem dan silabe.

Contoh untuk akronim berunsurkan silabe Akronim dalam jargon kelalulintasan juga dan gabungan fonem dari beberapa suku kata

4.1.3 Tipe 3: Silabe dan Rangkaian Fonem

dapat dibentuk dengan menggabungkan silabe dapat dilihat pada data (9) berikut ini. dan rangkaian fonem. Dengan kata lain, akronim (9) MC

: “coba cek kondisi di Jalan Surya tipe ini berupa gabungan silabe dan rangkaian

Sumantri....?

fonem kata pembentuknya. Contoh: Patroli : “Saat ini kondisinya PAMER

(7) MC : “Ok sekarang di daerah jalan Tol PANTAT… Padat merayap PADALEUNYI ....?

panjang antrian merapat…” Patroli : “Di Tol Padaleunyi terjadi PAMER

Pada data (9) terdapat bentuk pantat. Bentuk SUSU… Padat merayap susul

itu dikategorikan akronim sesuai dengan pe- menyusul”

ngertiannya yang bukan ‘organ tubuh yang Pada data (7) ditemukan bentuk susu. Bentuk mengapit dubur; bokong’, tetapi ‘panjang antri-

itu dikategorikan akronim sesuai dengan pe- an merapat’. Akronim pantat dibentuk dengan ngertiannya yang bukan ‘payudara’, tetapi merangkaikan bentuk pan dan tat. Bentuk pan ‘susul-menyusul’. Akronim susu dibentuk de- merupakan silabe pertama dari kata panjang. ngan merangkaikan bentuk su dan su. Bentuk Bentuk tat merupakan rangkaian dari fonem /t/ su pertama merupakan silabe pertama dari kata dan /at/. Fonem /t/ berasal dari silabe kedua susul . Bentuk su kedua merupakan dua fonem kata antrian. Fonem /at/ berasal dari silabe dari tiga fonem pembentuk silabe ketiga kata ke tiga kata merapat. Dengan demikian, bentuk menyusul . Dengan demikian, bentuk susu dalam pantat merupakan akronim yang dibentuk dari jargon (7) merupakan akronim yang dibentuk silabe dan rangkaian fonem yang berasal dari dari silabe dan rangkaian fonem.

silabe dan kata yang berbeda. Rangkaian fonem sebagai unsur pembentuk

Akronim tipe silabe dan rangkaian fonem akronim tidak selalu berasal dari satu suku kata. tergolong produktif dalam jargon kelalulintas-

Rangkaian itu dapat berupa (a) gabungan silabe an arus mudik. Contoh lain dapat dilihat pada dan fonem dari kata yang lain atau (b) rangkaian bentuk jempol dalam data (10) dan bentuk penis fonem dari beberapa silabe. Contoh:

dalam data (11) berikut ini. (8) MC

: “Bagaimana kondisi jalan tol

: “Satu lagi nih di Jalan arah ke Cikampek Jasa Marga ....?

(10) MC

KOPO.. bagaimana ..?” Patroli : RAMLAN… rame lancar bro..

Patroli : “Situasinya PAMER JEMPOL… Padat merayap terjebak macet di

Pada data (8) terdapat bentuk ramlan. Bentuk

pintu tol…”

itu dikategorikan akronim sesuai dengan pe- ngertiannya yang bukan ‘nama diri seperti (11) MC

: “Ok..semua dalam kondisi macet ya...... terimakasih atas

lazim digunakan’, tetapi ‘rame lancar’. Akronim la poran nya. Anda sendiri posisi ramlan dibentuk dengan merangkaikan bentuk

mana?”

PROSIDING

Patroli : “Saya ada di jalan tol arah Brexit yang tidak bisa dihindari. Penggunaan itu justru ...... dalam kondisi PAMER

disengaja karena alasan tertentu penyusunnya. PENIS…”

Dugaan ini didasarkan pada tiga alasan: tidak ketatnya kaidah pembentukan akronim, keter-

MC : “Haahhhhh… apa tuh? .... pera- mungkinan substitusi, dan hasil angket. saan belum ada kode seperti itu

..... coba jelaskan”

4.2.1 Ketakketatan Kaidah

Patroli : “PAMER PENIS ..... Padat me- Kaidah selalu mengemban fungsi paradok- rayap pengen nangis…. sal. Pada satu sisi kaidah adalah aturan-aturan

yang bersifat melarang. Pada sisi yang lain

kaidah juga menjadi legalitas atas fenome- Akronim tipe gabungan kata dan rang kai- na-fenomena di luar yang dilarang. Agar ada an fonem merupakan tipe akronim keempat. keje-lasan mana yang dilarang dan yang di- Akronim tipe ini dibentuk dengan mengga- bolehkan, kaidah lazimnya bersifat ketat atau bungkan kata dan rangkaian fonem. Contoh:

4.1.4 Tipe 4: Kata dan Rangkaian Fonem

terperinci. Dalam penggunaan bahasa, kaidah biasanya diwujudkan dalam bentuk analogi,

(11) MC : “Bagaimana kondisi Jalan yaitu merujuk ke bentuk yang sudah ada ketika Rancaekek .....? akan membuat bentuk baru.

Patroli : “ W a h h h P A M E R P A H A Pada akronim jargon kelalulintasan, ciri DIRANJANG… Padat merayap

keketatan kaidah itu cenderung diabaikan. Bukti tanpa harapan didalam antrian

ketakketatan kaidah terlihat pada terumuskan- panjang…”

nya Tipe 2, Tipe 3, dan Tipe 4 yang intinya mem- Pada data (11) terdapat bentuk di ranjang. bolehkan rangkaian fonem (terlebih secara lintas

Bentuk itu dikategorikan akronim sesuai dengan silabe, bahkan kata) menjadi unsur pembentuk pengertiannya yang bukan ‘berada di atas akronim. Keberadaan tipe-tipe itu, karena ciri ranjang’, melainkan ‘di dalam antrian panjang’. “keterbukaannya”, secara tak langsung meng-

gu gurkan kaidah Tipe 1. Keberadaan Tipe 1, Akronim di ranjang dibentuk dengan me rang- Tipe 2, dan Tipe 3 mengesankan tak adanya

kaikan bentuk di dan ranjang. Bentuk di me- kaidah dalam pembentukan akronim kelalu- rupakan kata depan yang diambil dari bentuk di

dalam . Bentuk ranjang merupakan gabungan dari Dimungkinkannya rangkaian fonem secara rangkaian fonem /ra/ dan /njang/. Rangkaian / lintas silabe bahkan kata sebagai unsur pem- ra/ berasal dari fonem /r/ dan /a/ silabe kedua bentuk akronim memperbanyak kemungkinan dan ketiga kata antrian, sedangkan bentuk njang akronim yang terbentuk. Sekadar contoh berikut berasal dari silabe kedua kata panjang. Dengan disajikan penerapannya terhadap bentuk asal kata lain, bentuk ranjang memang merupakan padat merayap . Berdasarkan Tipe 1, yaitu rang- akronim yang dibentuk dari gabungan kata dan kaian silabe dan silabe, kemungkinan bentuk

lintasan arus mudik.

rangkaian fonem yang masing-masing berasal akronim dari padat merayap ialah *pame, para, dari kata dan silabe yang berbeda.

*payap, *datme, *datra, dan *datyap. Bentuk *pame, *payap, *datme, *datra, dan *datyap sebagai ben-

tuk yang tidak berterima. Sebaliknya, dengan Kekhasan jargon kelalulintasan arus mudik menerapkan kaidah rangkaian fonem, sebagian

4.2 Diksi dalam Jargon Mudik

terlihat pada digunakannya akronim yang kemungkinan bentuk yang akan diperoleh ialah berkonotasi porno seperti terlihat pada bentuk pamer, para, paya, dara, data, atap , yang semuanya pamer paha , pamer dada, pamer susu, pamer pantat, berterima. dan pamer penis. Menurut hemat penulis, peng- gunaan bentuk porno itu bukannya sesuatu

Kepornoan dalam Jargon Kelalulintasan Arus Mudik Tahun 2016: Studi Kasus pada Pesan Melalui WhatsApp

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62