b. Variabel terikat dependen variabel adalah variabel yang diramalkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah kinerja.
3.2.2 Definisi Operasional
Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. OCB organizational citizenship behavior
OCB adalah kontribusi individu yang mendalam, melebihi tuntutan peran dan perilaku yang bersifat sukarela, bukan tindakan yang terpaksa
terhadap hal-hal yang mengedepankan kepentingan organisasi. Menurut Robbins dalam Appelbaum, 2004, karyawan dikatakan mempunyai OCB
yang baik jika menunjukkan beberapa perilaku sebagai berikut: 1 Membuat pernyataan konstruktif tentang organisasi dan kelompok
kerjanya, 2 Menghindari konflik yang tidak perlu,
3 Membantu karyawan lain dalam satu tim, 4 Mengajukan diri untuk pekerjaan ekstra,
5 Menghormati semangat dan isi peraturan yang dimiliki organisasi, 6 Dengan besar hati mentolerir kerugian dan gangguan terkait pekerjaan
yang kadang terjadi. OCB meliputi perilaku menolong karyawan lain secara sukarela,
memberikan saran membangun demi kemajuan organisasi, menghadiri
setiap kegiatan yang dilakukan organisasi, datang tepat waktu, mempertimbangkan saran atau nasehat dari karyawan lain sebelum
mengambil keputusan, dan tidak mengeluh apabila ada kondisi yang kurang ideal dalam organisasi.
OCB diukur dengan menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, berdasarkan dimensi-dimensi OCB yang dikemukakan oleh Organ
dalam Elfina, 2004, yaitu: altruism, courtesy, conscientiousness, sportsmanships dan civic virtue. Tingkat OCB dapat dilihat dari skor nilai
yang diperoleh individu dari skala tersebut. Jika nilai skala OCB tinggi, maka tingkat OCB individu tersebut tinggi. Demikian sebaliknya jika nilai
skala OCB individu tersebut rendah, maka OCB individu tersebut rendah. Beberapa tipe atau dimensi dari OCB telah diidentifikasi Podsakoff,
2000 dan yang paling sering diteliti oleh para peneliti adalah sebagai berikut:
2. Altruism, yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi
organisasional. Menolong orang lain baik yang berhubungan dengan tugas dalam organisasi ataupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini
mengarah kepada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya.
3. Courtesy, yaitu berbuat baik dan hormat kepada orang lain, termasuk perilaku seperti membantu seseorang untuk mencegah terjadinya suatu
permasalahan, atau membuat langkah-langkah untuk mengurangi
berkembangnya suatu masalah. Usaha untuk mencegah masalah pekerjaan yang akan timbul terhadap pihak luar ataupun relasi kerja.
Hal ini dilakukan dengan memberikan konsultasi dan informasi yang dibutuhkan rekan kerja. Courtesy adalah perilaku meringankan
problem-problem yang berkaitan dengan pekerjaan yang dihadapi orang lain.
4. Conscientiousness, berarti karyawan mempunyai perilaku dalam hal ketepatan waktu, tinggi dalam hal kehadirannya dan melakukan sesuatu
melebihi kebutuhan, serta harapan normal. Perilaku yang melebihi prasyarat minimum, seperti kehadiran, kepatuhan terhadap aturan dan
sebagainya. 5. Sportsmanships, yaitu lebih menekankan pada aspek-aspek positif
organisasi daripada aspek-aspek negatifnya, mengindikasikan perilaku tidak senang protes, tidak mengeluh dan tidak membesar-besarkan
masalah kecil hal yang sepele belaka. Perilaku yang menunjukkan daya toleransi dan sportifitas yang tinggi terhadap organisasi tanpa mengeluh.
6. Civic virtue, menunjukkan partisipasi sukarela dan dukungan terhadap fungsi-fungsi organisasi, baik secara profesional maupun sosial alamiah.
Perilaku yang menunjukkan keinginan untuk bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi. Dimensi ini mengarah kepada tanggung jawab
yang diberikan organisasi kepada seseorang untuk meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuninya Frances, dkk, dalam
Aisyia, 2005. Hal ini mencakup perilaku keterlibatan dalam kegiatan- kegiatan organisasi.
7. Masa Kerja Greenberg dan Baron mengemukakan bahwa karakteristik personal
seperti masa kerja dan jenis kelamin berpengaruh positif terhadap OCB. Masa kerja dapat berfungsi sebagai prediktor OCB, karena variabel
tersebut mewakili ”pengukuran’’ terhadap ”investasi” karyawan dalam organisasi. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa masa
kerja berkorelasi dengan OCB. Karyawan yang telah lama bekerja di suatu organisasi akan memiliki kedekatan dan keterikatan yang kuat
terhadap organisasi tersebut.
Masa kerja yang lama juga akan meningkatkan rasa percaya diri dan kompetensi
karyawan dalam
melakukan pekerjaannya,
serta menimbulkan perasaan dan perilaku positif terhadap organisasi yang
mempekerjakannya. Semakin lama karyawan bekerja dalam organisasi, semakin tinggi persepsi karyawan bahwa mereka memiliki ”investasi”
didalamnya. 8. Jenis Kelamin
Kata jenis kelamin berasal dari bahasa Inggris yaitu sex Echols, 1996. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jenis kelamin
adalah sifat keadaan jantan atau betina. Jenis kelamin adalah suatu hal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin dapat
diketahui dengan melihat identitas diri subjek penelitian pada skala yang digunakan dalam penelitian ini. Komrad 2000 mengungkapkan
bahwa perilaku-perilaku kerja, seperti menolong orang lain, bersahabat dan bekerjasama dengan orang lain lebih menonjol dilakukan oleh
wanita daripada pria. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih mengutamakan pembentukan relasi relational
identities daripada pria Gabrie dan Gardner, 1999 dan lebih menunjukkan perilaku menolong daripada pria dalam Bridges, 1989.
Temuan-temuan tersebut menunjukkan ada perbedaan yang cukup mencolok antara pria dan wanita dalam perilaku menolong dan interaksi
sosial di tempat mereka bekerja.
Lovell 1999 juga menemukan perbedaan yang cukup signifikan antara pria dan wanita dalam tingkatan OCB mereka, dimana perilaku
menolong wanita lebih besar daripada pria. Morrison 1994 juga membuktikan bahwa ada perbedaan terhadap persepsi OCB antara pria
dan wanita, dimana wanita menganggap bahwa OCB merupakan perilaku in-role mereka dibanding pria. Bukti-bukti tersebut
menunjukkan bahwa wanita cenderung menginternalisasi harapan- harapan kelompok, rasa kebersamaan dan aktifitas menolong sebagai
bagian dari pekerjaan mereka Diefendorff, 2002
9. Kinerja Kinerja merupakan hasil kerja secara kualiatas dan kuantitas yang
dicapai oleh oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3.3 Populasi Penelitian