d. Peningkatan pengawasan dan pengendalian yang meliputi:
1. Pengawasan dan pengendalian yuridis.
2. Pengawasan dan pengendalian teknis.
3. Pengawasan dan penggendalian penatausahaan.
e. Peningkatan sumber daya manusia pengelola PAD dengan cara
meningkatkan mutu sumber daya manusiaaparaturpengelola pendapatan daerah dapat dilakukan dengan mengikutsertakan aparatnya
dalam Kursus Keuangan Daerah, juga program-program pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah.
f. Meningkatkan kegiatan penyuluhan masyarakat untuk menumbuhan
kesadaran masyarakat membayar pajak.
2.1.6 Konsep Pajak 2.1.6.1 Pengertian Pajak
Terdapat bermacam–macam batasan atau definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
1. Menurut Soemitro dalam Mardiasmo 2009:1 pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal kontraprestasi, yang langsung dapat
ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 2.
Menurut Sommerfeld Ray M, Anderson Herschel M dan Brock Horace R, dalam Rahman 2010:16 pajak adalah suatu penggalian sumber dari
sektor swasta ke sektor pemerintahan, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu, tanpa mendapatkan imbalan yang langsung dan proposional agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan. 3.
Menurut UU No 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-undang yang memaksa dan tidak
medapatkan imbalan secara langsung yang dipergunakan untuk pembiayaan pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan karakteristik pajak sebagai berikut:
1. Harus uang bukan barang dari rakyat ke kas negara.
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan.
3. Tidak ada timbal balik khusus atau kontraprestasi secara langsung yang
dapat ditunjukkan. 4.
Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran secara umum demi kemakmuran rakyat.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.2 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiaai
semua pengeluaran.Berdasarkan hal diatas, maka pajak mempunyai beberapa fungsi Rahman 2010:21, yaitu:
1. Fungsi anggaran budgetair.
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara pembiayaan rutin seperti belanja
pajak, belanja barang, pemeliharaan dan lain sebagainya. 2.
Fungsi mengatur regulered. Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, misalnya seperti dalam rangka melindungi
produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
2.1.6.3 Asas-Asas Pemungutan Pajak
Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations Suandy 2005:27 mengemukakan asas-asas pemungutan pajak sebagai berikut:
1. Equality
Pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang denan kemampuan yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya
dibawah perlindungan pemerintah. Dalam keadaan yang sama wajib
Universitas Sumatera Utara
pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan yang berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda.
2. Certainty
Pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi. Dalam asa ini kepastian hukum yang diutamakan
adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak dan ketentuan mengenai pembayarannya.
3. Convenience
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu pada saat sedekat-dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan
yang dikenakan pajak. 4.
Economic of Collections Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat mungkin, jangan
sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri. Karena tidak ada artinya penerimaan yang akan diperoleh.
2.1.6.4 Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi atas tiga bagian yaitu:
1. Official Assessment System
Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya yang terutang oleh wajib pajak
menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 2.
Self Assessment System
Universitas Sumatera Utara
Sistem pemungutan pajka yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajka yang teruntang. Wajib pajak
menghitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayarkan.
3. With holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. 2.1.6.5 Syarat-Syarat Pemungutan Pajak
Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah,
maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi
persyaratan yaitu:
1. Pemungutan pajak harus adil
Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam
perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya.
2. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat
sebagai wajib pajak.
3. Sanksi atas penyelenggaraan pajak diberlakukan secara umum sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran.
4. Pengaturan pajak harus berdasarkan UU
Universitas Sumatera Utara
5. Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: Pajak dan pungutan
yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan UU
tentang pajak, yaitu:
a. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU
tersebut harus dijamin kelancarannya. b.
Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum.
c. Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak.
6. Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian.
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi,
perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha
masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah. 7.
Pemungutan pajak harus efesien. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus
diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem
pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam
pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu. 8.
Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Universitas Sumatera Utara
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak
dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan
kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.
2.1.6.6 Jenis-Jenis Pajak
Menurut Halim 2014:5 jenis pajak dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu:
1. Pajak menurut golongan
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung oleh wajib pajak
dan pembebanannya tidak dilimpahkan kepada pihak lain. b.
Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
2. Pajak menurut sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berdasarkan objeknya tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. 3.
Pajak menurut lembaga pemungutnya a.
Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai pajak penjualan atas barang mewah.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas:
1. Pajak Provinsi, contoh: pajak kendaraan bermotor, pajak bahan
bakar kendaraan bermotor dan pajak air permukaan. 2.
Pajak Daerah, contoh: pajak reklame, pajak penenrangan jalan, pajak hotel, pajak hiburan dan pajak restoran.
2.1.7 Pajak Daerah 2.1.7.1 Tinjauan Pajak Daerah