d. Tahap Kemunduran Situasi pasar yang terjadi pada tahap ini adalah penjualan dan laba
mengalami penurunan. Pasar yang dikuasai semakin sempit karena adanya produk baru yang lebih baik mulai diperkenalkan ke pasar. Akibatnya,
intensitas promosi mulai diturunkan untuk menekan biaya.
3.3. Analitycal Hierarchi Process AHP
Metode Analitycal Hierarchi Process AHP merupakan model yang fleksibel dan memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok untuk
membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi dugaan mereka sendiri dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan oleh
mereka. Metode ini dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Piittsburg, Amerika Serikat, pada awal tahun 1970-
an. Metode AHP bermanfaat dalam menganalisis suatu permasalahan yang kompleks menjadi permasalahan yang lebih sederhana sehingga lebih mudah
untuk dipahami. Hal ini mengakibatkan keputusan yang efektif dapat diambil. Metode AHP telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan
untuk membantu memecahkan masalah yang kompleks dan telah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam suatu pengambilan
keputusan. Dengan teknik ini suatu masalah dipandang dalam suatu kerangka berfikir yang terorganisir dan sederhana, sehingga memungkinkan untuk
mengambil keputusan yang efektif. Metode AHP memiliki beberapa keunggulan yaitu : 1 dapat memecahkan
berbagai persoalan yang kompleks; 2 dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah untuk dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan
keputusan; 3 dapat digunakan tanpa database, asalkan para analisis memahami dan menguasai secara mendalam permasalahan yang akan dipecahkan; 4 dapat
mengukir konsistensi penilaian sehingga bila terjadi penyimpangan dapat dilakukan perbaikan Saaty, 1993.
Prinsip kerja AHP pada dasarnya yaitu memecah situasi yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam bagian-bagian komponennya, kemudian menata
bagian atau variabel ke dalam suatu hierarki. Pada tahap selanjutnya, dilakukan
pemberian nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya suatu variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan
variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP memiliki kemampuan
untuk menguji konsistensi penilaian. Apabila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsisten sempurna, maka penilaian perlu diperbaiki atau hierarki
harus distruktur ulang. Menurut Saaty 1993 ada tiga prinsip utama dalam metode AHP untuk memecahkan persoalan dengan analisa logis eksplisit, yaitu :
1. Prinsip Menyusun Hierarki Dalam menyusun hirarki, perusahaan berusaha untuk menggambarkan dan
menguraikan permasalahan atau realitas secara hierarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, persoalan yang kompleks disusun ke dalam bagian
elemen pokoknya dan kemudian bagian ini dimasukkan ke dalam bagiannya lagi, dan seterusnya sehingga akhirnya persoalan yang kompleks tersebut
dapat dipecahkan menjadi unsur-unsur yang terpisah. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas yang dimaksud adalah menetapkan peringkat elemen- elemen menurut relatif pentingnya.
3. Prinsip Konsistensi Logis Konsistensi logis adalah menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan
secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
Metode AHP berdasarkan pada penilaian orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan. Penilaian tersebut harus didukung oleh keahlian,
pengalaman, pengetahuan, dan wawasan yang luas supaya penilaian yang diberikan tepat terhadap variabel keputusan yang dijadikan kriteria pemilihan.
Metode AHP dapat melibatkan mulai dari hanya satu orang responden hingga beberapa orang responden atau suatu kelompok responden. Hal yang diutamakan
dalam data yang diterapkan pada analisis AHP adalah kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Dengan demikian metode AHP dapat dilakukan
hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat orang tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan.
3.4. Kerangka Pemikiran Operasional