Kebijakan Pemerintah Tentang Disiplin Kerja

44 Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Hasil Intepritasi dan Kesimpulan Metode Penelitian: a. Uji Kualitas Data b. Uji Asumsi Klasik c. Uji Hipotesis Produktivitas Kerja Y Gaya Kepemimpinan X 1 Motivasi X 2 Disiplin Kerja X 3 45

D. Hipotesis

Arikunto 2002:64 menyatakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat di hipotesiskan sebagai berikut: 1. H0: Gaya kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. Ha: Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. 2. H0: Motivasi tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. Ha: Motivasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. 3. H0: Disiplin Kerja tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. Ha: Disiplin Kerja mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. 4. H0: Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. Ha: Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Guru SMAN 32 Jakarta. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini menguji dua variabel yaitu independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan disiplin kerja, sedangkan variabel dependen adalah produktivitas kerja guru.

2. Lokus Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada SMAN 32 Jakarta, yang terletak di Jl. Panjang komplek Setneg baru Cidodol, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Objek penelitian ini adalah guru PNS di SMAN 32 yang berjumlah 34 orang.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 september 2015 sampai 17 januari 2016. Untuk mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas tinggi, kuesioner didistribusikan secara langsung kepada responden. Periode penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 1 desember 2015 sampai 14 desember 2015. 47

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Pendapat lain menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unti analisis, atau hasil pengukuran yang dibatasi oleh suatu kriteria tertentu Rochaety, Ety. Tresnanti, Ratih. Majid Latief, Abdul, 2009:63. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SMAN 32 Jakarta yang berjumlah 46 orang. Terdiri dari 34 orang guru PNS dan 12 orang guru honorer.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, Sugiyono 2003:91. Jadi sampel dapat dikatakan sebagai wakil dari seluruh populasi yang akan diteliti. Sampel yang diambil adalah guru PNS di SMAN 32 Jakarta yang berjumlah 34 orang. Sedangkan guru honorer yang berjumlah 12 orang tidak termasuk dalam sampel karena sudah terwakilkan oleh 34 guru PNS. Berdasarkan karakteristik sampel yang sudah diuraikan, maka teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh menurut Sugiyono 2007:96 adalah sampel yang diambil apabila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 48 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggap responden mengenai produktivitas kerja guru yang dilihat dari gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi dan disiplin kerja. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan: a. Angket Questionnare Angket Questionnare merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab. Menurut Ghozali 2011:47 skala yang dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Ragu-ragu atau Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju 49 b. Wawancara Interview Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden. Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan 1 melalui tatap muka dan 2 melalui telepon. c. Metode Observasi Observation Methods Metode observasi adalah peroses pencatatan pola perilaku subyek orang, objek benda atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Kelebihan metode ini dibandingkan metode survei adalah data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias. Metode ini menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku subjek, benda atau kejadian objek. 50

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung terkait dengan variabel penelitian, baik berupa keterangan maupun literature yang berhubungan dengan penelitian dan bersifat melengkapi atau mendukung data primer. Pengambilan data sekunder dapat dilakukan dua cara, yaitu: a. Studi kepustakaan, merupakan pengambilan data yang bersumber dari berbabagai media cetak buku karya ilmiah dan jurnal, maupun dari media internet. b. Studi dokumentasi, yakni pengambilan data yang terkait dengan variabel gaya kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja dan produktivitas kerja.

D. Metode Analisis

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2011:19.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur 51 oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor Ghozali, 2011:52. Kriteria valid atau tidak adalah jika korelasi antar skor masing masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor masing- masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid Ghozali, 2011:52. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sebenernya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali,2011:47. Uji relibilitas digunakan koefisien Cronbach Alpha α. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 Nunnally dalam Ghozali,2011:48.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas. 52 a. Uji Multikoloniearitas Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Imam Ghozali, 2011:105. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat besarnya variance invelations factor VIF dan tolerance. Jika nilai VIF 10 dan tolerance 0,10, hal ini berarti terjadi korelasi antar variabel independen dan sebaliknya jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,10 hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel Ghozali, 2011:105-106. b. Uji Heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2011:139. c. Uji Normalitas Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi 53 normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2011:160. Dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, normalitas residual akan terlihat. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali,2011:161. Selain itu, uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-smirnov k-s. Jika nilai signifikansi dari pengujian kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal Ghozali,2011:164.

4. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena ingin mengetahui bagaimana variabel independen X dapat mempengaruhi variabel dependen Y secara langsung. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya Santoso, 2004:154. Analisis regresi ini mempuyai persamaan sebagai berikut: Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e 54 Keterangan: Y = Produktivitas kerja a = Konstanta X 1 = Gaya Kepemimpinn X 2 = Motivasi X 3 = Disiplin Kerja β 1 β 2 β 3 = Koefisien Regresi e = Error Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua variabel yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2011: 97. b. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen atau terikat. Dengan membandingkan nilai F hitung F tabel, maka H ditolak dan menerima H a . Dengan kata lain menyatakan bahwa variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2011:98. 55 c. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05 Ghozali, 2009:88. E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan.

1. Variabel Independen X

a. Gaya Kepemimpinan X 1 Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan Umam 2010. b. Motivasi X 2 Menurut Winardi 2004, Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan 56 persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. c. Disiplin Kerja X 3 Menurut Has ibuan 2006 “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.”

2. Variabel Dependen Y

a. Produktivitas Kerja Y Produktivitas adalah sikap mental attitude of mind yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan Sedarmayanti 2001:56. 57 Tablel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Gaya Kepemimpinan X 1 Umam 2010:278 1. Gaya kepemimpinan Autokratis 1 Pimpinan dengan kekuasaannya memberikan tugas kepada karyawan. 2 Pegawai menyelesaikan tugas dangan baik dan benar. 1 2 Likert 2. Gaya kepemimpinan birokratik 1 Pimpinan memberikan tugas kepada karyawan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. 2 Pimpinan berkomunikasi dengan baik 3 4 3. Gaya kepemimpinan diplomatis 1 Pimpinan memberikan semangat kepada pegawai. 2 Pegawai termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan baik 5 6 4. Gaya kepemimpinan partisipatif 1 Pimpinan mengikut sertakan pegawai dalam memberikan pendapat dan pengambilan keputusan. 2 Pegawai merasa pendapatnya dihargai oleh pimpinan. 7 8 5. Gaya kepemimpinan free rein leader 1 Pimpinan memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada pegawai. 2 Pegawai menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab 9 10 58 Motivasi X 2 Winardi 2004:61 Internal 1. Tanggungjawab 2. Minat 3. Kebutuhan 1 2 3 Likert Eksternal 1. Kondisi kerja 2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja 1 2 Disiplin Kerja X 3 sumber Hasibuan, 2006:194-198 1. Tujuan dan kemampuan 1 Pegawai merasa tertantang dengan tugas yang diberikan. 2 Pegawai merasa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan 1 2 Likert 2. Teladan Pimpinan 1 Pimpinan adalah sosok panutan yang baik. 2 Pimpinan memberikan pengawasan yang baik. 3 4 3. Balas jasa 1 Pegawai merasa puas dengan balas jasa yang diterima 2 Pegawai merasa senang menjalankan tugasnya 5 6 4. Keadilan 1 Pegawai mendapat perlakuan yang adil dari pimpinan 2 Hukuman yang diberikan pemimpin sesuai dengan kesalahan 7 8 5. Sanksi Hukuman 6. Ketegasan 1 Pegawai yang melanggar akan dikenakan sanksi. 1 Pimpinan memberikan tindakan yang tegas bagi indisipliner Pegawai yang melanggar akan dikenakan sanksi. 9 10 7. Hubungan kemanusiaan 1 Adanya hubungan yang baik atasan dengan bawahan 2 Adanya hubungan yang baik antar pegawai 11 12 Produktivitas Kerja 1. Menggunakan sumberdaya yang lebih 1 Sikap kerja 2 Tingkat keterampilan 1 2 Likert 59 Y sumber balai pengembangan produktivitas daerah, soedarmayanti sedikt 2. Menggunakan sumberdaya yang relative sama 1 Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi 2 Manajemen produktivitas 3 4 3. Menggunakan sumberdaya yang lebih kecil 1 Efisiensi tenaga kerja 2 Kewiraswastaan 5 6 60

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah Singkat SMAN 32 Jakarta

SMA Negeri 32 Jakarta secara resmi berdiri tanggal 16 Juli 1979 dibangun diatas tanah seluas 7158.53 M dengan bangunan terdiri dari 9 ruang kleas, 2 ruang Lab, Lapangan Basket dan 40 orang tenaga pengajar, dengan jumlah siswa 432 orang. SMA Negeri 32 Jakarta berada di lingkungan cukup strategis di dalam Komplek Setneg Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang jauh dari keramaian dan jauh dari pengaruh negatif, sehingga belajar mengajar tenang dan aman dan waktu belajar pagi seluruhnya. Selama kurun waktu 27 tahun SMA Negeri 32 Jakarta mengalami beberapa kali pergantian Kepala Sekolah dengan berbagai peningkatan sarana dan Prasarana, adapun pergantian Kepala SMA Negeri 32 Jakarta sebagai berikut : a. Tahun 1979 s.d. 1983 Bapak S. Hadi Soetjipto Alm b. Tahun 1983 s.d. 1989 Bapak Drs. H. Nasir Ahmad Alm c. Tahun 1989 s.d. 1993 Bapak Udit Mulyana Alm d. Tahun 1993 s.d. 1995 Bapak Ichsanu Sahid Warsanto e. Tahun 1995 s.d. 2000 Bapak H. Indrata Kusuma, BA. f. Tahun 2000 s.d. 2003 Bapak H. Abdul Sungeb, BA. g. Tahun 2003 s.d. 2005 Bapak Drs. Bambang Suprapto 61 h. Tahun 2005 s.d. 2007 Bapak Drs. H. Lisnaedi Sajadi i. Tahun 2007 s.d. 2009 Bapak Drs. H. Ali Amrin, MM j. Tahun 2009 s.d 2010 Bapak Drs. Rahmat HDP k. Tahun 2010 s.d 2012 Bapak Drs. Kartoyo, M.Pd l. Tahun 2012 s.d 2013 Bapak Drs. Sumardjianto, M.Pd m. Tahun 2013 s.d sekarang Ibu Dra. Sri Rahmina Utami, M.Kons Selain adanya pergantian Kepala Sekolah, perkembangan fisik pun terwujud seperti ruang kelas menjadi 24 ruang kelas, Lab, menjadi 3 ruang ditambah ruang lainnya seperti Perpustakaan, ruang OSIS, ruang Guru ruang Tata Usaha, BPBK, ruang kamar mandi serta mushola dan kantin, yang seluruhnya bantuan dari pemerintah dan BP 3 SMA Negeri 32 Jakarta seiring dengan perkembangan jumlah siswa terus meningkat, dan terakhir jumlah siswa 892 orang. Namun kondisi fisik yang ada seluruhnya sudah rusak berat, maka tahun 2000 Gedung SMA Negeri 32 Jakarta diusulkan untuk direhab total ke Pemda DKI melalui Kanwil Diknas DKI Jakarta. Tahun 2001 rehab Total dimulai, gedung SMA Negeri 32 Jakarta dibangun 3 lantai dengan 24 ruang kelas dan 13 ruang penunjang lainnya, pembangunan tersebut akhirnya selesai pada akhir tahun 2002. Maka dengan surat No. 537073.511 tanggal 16 maret 2002 dari Ka. Dinas P dan P DKI Jakarta SMA Negeri 32 Jakarta untuk sementara menumpang di SDN Grogol Selatan 013 dan 014 untuk 62 kelas X dan XI yang beralamat di Jl. Komp Hankam Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan, untuk kelas XII di tempatkan di SDN Grogol Selatan 017 dan 018 yang beralamat di Jl. Masjid Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan seluruh kegiatan KBM kegiatan belajar mengajar siang hari. Pada awal tahun 2003 rehab Total gedung SMA Negeri 32 Jakarta selesai dan pada tangga 20 Januari 2003 sekolah pindah kembali ke tempat semula yang beralamat Jl. Panjang Komp. Setneg Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Pada tanggal 3 Febuari 2003 SMA Negeri 32 Jakarta menjadi pusat tempat peresmian gedung pembangunan 2001 s.d. 2002 sekolah se – DKI Jakarta yang terdiri dari gedung, SMA, SMK, SLTP, Tsaniwah dan Aliyah oleh Bapak Gubenur DKI Jakarta DR. HC H. Sutiyoso. Dan pada tanggal 5 febuari 2003 Kepala Sekolah Pensiun Bapak H. Abdul Sungeb, bulan Febuari s.d. 28 April 2003 sebagai pelaksana harian Kepala SMA Negeri 32 Jakarta di tugaskan Bapak Drs. H. Darsana Setiawan dan pada tanggal 29 April 2003 SMA Negeri 32 Jakarta diserahterimakan dari Bapak Drs. H. Darsana Setiawan kepada Drs. Bambang Suprapto sebagai Kepala SMA Negeri 32 Jakarta, dan pada tanggal 12 Febuari 2007 diserahterimakan Kepala Sekolah dari Drs. H. Lisnaedi Sajadi kepada Drs. H. Ali Amrin, MM sebagai Kepala SMA Negeri 32. 63 Bulan Februari 2009 Drs. H. Ali Amrin, MM digantikan oleh Drs. Rahmat HDP sampai dengan Februari 2010 kemudian Drs. Kartoyo M.Pd, Drs. Sumardjianto, M.Pd dan hingga kini Ibu Dra. Sri Rahmina Utami, M.Kons. SMAN 32 Jakarta yang beralamat di Jl. Panjang komplek Sekneg Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan mempunyai Visi dan Misi, yaitu:

a. Visi :

1. Peningkatan IMTAQ dan Pengembangan IPTEK guna membentuk Generasi, yang Berprestasi dan Berbudi Pekerti Luhur.

b. Misi :

1. Meningkatkan kesadaran warga sekolah dalam melaksanakan ajaran agamanya. 2. Menumbuhkan kepercayaan terhadap calon siswa baru sehingga menjadikan SMA Negeri 32 Jakarta sebagai pilihan pertama atau kedua. 3. Meningkatkan perolehan Nem siswa. 4. Meningkatkan prestasi di bidang ekstra kurikuler. 5. Menumbuhkan semangat belajar di bidang teknologi komputer serta teknologi yang Berbasis Life Skill yang lain. 6. Meningkatkan profesionalisme Guru dan Karyawan. 64 7. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama diantara warga sekolah, orang tua siswa Komite dan masyarakat. 8. Memberikan bekal keterampilan Vokasional, yang sesuai dengan pasar kerja saat sekarang. 9. Mengembangkan dan melestarikan Budaya Betawi

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi SMAN 32 Jakarta Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 32 Jakarta yang beralamat di Jl. Panjang komplek Sekneg Baru Cidodol Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja guru. Dimana objek penelitian ini adalah guru PNS SMAN 32 Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner sebanyak 65 36 kuesioner kepada para guru PNS di SMAN 32 Jakarta. Untuk mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas tinggi, kuesioner didistribusikan secara langsung kepada responde. Periode penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 7 Desember 2015 sampai dengan tanggal 14 Desember 2015. Rincian distribusi kuesioner dalam penelitian disajikan dalam table 4.1 Tabel 4.1 No. Keterangan Jumla h Persentase 1 Jumlah kuesioner yang disebar 36 100 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 2 5,5 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 34 94,5 Sumber: Data Primer

B. ANALISIS PEMBAHASAN

1. Analisis Deskriptif

Responden dalam penelitian ini adalah para guru PNS di SMAN 32 Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin pada halaman selanjutnya 66 Tabel 4.2 Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 18 52,9 Perempuan 16 47,1 Jumlah 34 100 Sumber: Data Primer yang diolah Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sebanyak 18 orang atau 52,9 responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 16 orang atau 47,1 responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas guru PNS di SMAN 32 Jakarta adalah laki-laki, namun tidak berselisih besar dengan guru yang berjenis kelamin perempuan. b. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia. Tabel 4.3 Deskripsi responden berdasarkan usia Usia Frekuensi Persentase 30 tahun 31-40 tahun 7 20,5 40 tahun 27 79,5 Jumlah 34 100 Sumber: Data Primer yang diolah 67 Tabel 4.3 menunjukan bahwa responden yang menjadi guru khususnya yang PNS di SMAN 32 Jakarta, sebesar 79,5 diantaranya adalah rentang usia dari 40 tahun keatas, sedangkan yang berusia dari 31-40 tahun sebesar 20,5 responden dan tidak ada responden dibawah usia 30 tahun. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata usia responden di SMAN 32 Jakarta diatas 40 tahun. c. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Tabel 4.4 berikut ini menunjukan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.4 Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Pendidikan Frekuensi Persentase SMA D3 S1 23 67,6 S2 11 32,3 S3 Jumlah 34 100 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden 23 orang atau sebesar 67,6 mempunyai pendidikan terakhir adalah S1, sedangkan sisanya yaitu sebesar 11 orang atau 32,3 responden memiliki pendidikan terakhir yaitu S2. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Bahana Sysfo Utama

0 58 78

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi Kerja Karyawan

21 321 85

Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Produktivitas Kerja

0 27 6

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PADA SMAN 1 GENTENG BANYUWANGI

0 29 19

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, GAYA KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Gaya Komunikasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMP Dan SMA Al-Firdaus Kartasura.

0 7 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, GAYA KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Gaya Komunikasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMP Dan SMA Al-Firdaus Kartasura.

0 4 11

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN KERJA TERHADAP KUALITAS KINERJA Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan Kerja Terhadap Kualitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen.

1 7 18

PENGARUH DISIPLIN KERJA, MOTIVASI KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN KERJA TERHADAP KUALITAS KINERJA Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan Kerja Terhadap Kualitas Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen.

0 3 15

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU BAHASA INGGRIS SMP DKI JAKARTA

0 0 10

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA

0 0 102