Efek Illuminasi Terhadap Mata

Pada sistem semi langsung, 60-90 dari cahaya diarahkan lansung kepada permukaan yang perlu diterangi, sedangkan selebihnya menerangi serta dipantulkan oleh langit-langit dan dinding. Sistem illuminasi ini dapat menutupi kekurangan dari sistem illuminasi langsung diatas. 3. Sistem Illuminasi Diffus General Diffuse Lighting Di dalam jenis sistem illuminasi ini termasuk sistem direct-indirect yang memancarkan setengah cahaya kebawah dan setengah lagi ke atas. Masalah- masalah bayangan dan kesilauan masih terdapat pada sistem illuminasi ini. 4. Sistem Illuminasi Semi Tidak Langsung Semi Indirect Lighting Pada sistem semi tidak tidak langsung, 60-90 dari cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, dan sisanya ke bawah. Masalah bayangan praktis tidak ada, dan kesilauan dapat dikurangi. 5. Sistem Illuminasi Tidak Langsung Indirect Lighting Pada sistem tidak langsung, 90-100 cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas untuk dipantulkan kemudian menerangi seluruh ruangan berupa cahaya diffuse.

3.1.4. Efek Illuminasi Terhadap Mata

Fungsi mata adalah sebagai indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, dengan perantara serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. Untuk jenis pekerjaan yang berbeda, dibutuhkan intensitas penerangan ruang kerja yang berbeda pula. Universitas Sumatera Utara Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Penerangan yang memadai bisa mencegah terjadinya Astenopia kelelahan mata dan mempertinggi kecepatan dan efisien membaca. Penerangan yang kurang memadai bukannya menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata 3 1. Iritasi pada mata mata pedih, merah, dan mengeluarkan air mata. . Kelelahan mata disebabkan oleh stress yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat pada obyek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot-otot pengakomodasi otot-otot siliar makin besar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata, stress pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama. Kelelahan mata dapat ditandai dengan adanya: 2. Penglihatan ganda Double Vision. 3. Sakit sekitar mata. 4. Daya akomodasi menurun. 3 Soewarno., Penerangan Tempat Kerja, Pusat Pelayanan Ergonomi dan Kesehatan Kerja, Jakarta, 1992, Hal 76 Universitas Sumatera Utara 5. Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan terhadap kontras dan kecepatan persepsi. Tanda-tanda tersebut di atas terjadi bila iluminasi tempat kerja berkurang dan pekerja yang bersangkutan menderita kelainan reflaksi mata yang tidak dikoreksi. Bila persepsi visual mengalami stress yang hebat tanpa disertai efek lokal pada otot akomodasi atau retina maka keadaan ini akan menimbulkan kelelahan syaraf. General Nervous Fatique ini terutama akan terjadi bila pekerjaan yang dilakukan seseorang memerlukan kosentrasi, kontrol otot dan gerakan gerakan yang sangat tepat 4 4 Sidarta Ilyas., Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 1991, Hal 28 .

3.2. Konsep Shift Kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Karyawan Di Bagian Produksi Seksi Penuangan PT Inalum Kuala Tanjung Tahun 2006

4 67 68

Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator SPBU Antara Shift Pagi Dan Shift Malam Di SPBU 14203163 Tanjung Morawa Tahun 2009.

75 296 64

Perbaikan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata pada Operator Bagian Penyortiran Botol di PT. Sinar Sosro

0 36 104

KOMPARASI SHIFT KERJA PAGI DENGAN SHIFT KERJA MALAM TERHADAP KELELAHAN DI BAGIAN WRAPPING “CANDY” PT Komparasi Shift Kerja Pagi Dengan Shift Kerja Malam Terhadap Kelelahan Di Bagian Wrapping “Candy” PT Deltomed Laboratories Wonogiri.

0 0 16

KOMPARASI SHIFT KERJA PAGI DENGAN SHIFT KERJA MALAM TERHADAP KELELAHAN DI BAGIAN WRAPPING “CANDY” PT Komparasi Shift Kerja Pagi Dengan Shift Kerja Malam Terhadap Kelelahan Di Bagian Wrapping “Candy” PT Deltomed Laboratories Wonogiri.

0 1 15

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakart

0 2 13

ANALISIS PENGARUH JENIS MESIN DAN SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN FISIK, KELELAHAN MENTAL DAN PRESTASI KERJA OPERATOR PADA KELOMPOK USTA TERTENTU (Studi Kasus Di PT. Sumatex Subur).

0 0 12

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK.

3 17 85

PRISLIA KUSUMANINGTYAS R0208035

1 4 78

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK

0 0 21