Klasifkasi Variabel Penelitian Defenisi Operasional Variabel

Sampel penelitian ini telah diberikan pengarahan khusus mengenai perlakuan yang akan diberikan sebelum penelitian ini dilakukan.

4.3. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu quasi experimental yaitu suatu penelitian yang mendekati percobaan sesungguhnya dimana tidak mungkin mengadakan kontrolmemanipulasikan semua variabel yang relevan 13 Penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: . Penelitian ini bersifat treatment by subject design yaitu desain penelitian eksperimental dimana jenis atau variasi treatment diberikan secara berturut-turut kepada sekelompok subjek yang sama . Pada jenis eksperimen dengan pola treatment by subject design T-S pada umunya hanya dipakai dalam eksplorative reserach dimana experimenter semata-mata ingin mendapatkan petunjuk-petunjuk tentang adanya hubungan sebab-akibat antara suatu treatment dengan behaviour variable. Dengan demikian, pada penelitian ini akan dilihat ada tidaknya pengaruh dari illuminasi, interval waktu rotasi kerja dan shift kerja terhadap terjadinya kelelahan mata pada objek yang sama serta menguji pengaruh interaksi antara ketiga variabel tersebut terhadap kelelahan mata.

4.4. Variabel Penelitian

4.4.1. Klasifkasi Variabel Penelitian

13 Nazir. Moh., Metode Penelitian, Cetakan VI, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, Hal 73 Universitas Sumatera Utara a. Variabel Bebas Independent Variable = X Variabel bebas dalam penelitian ini adalah illuminasi, interval waktu rotasi kerja, dan shift kerja. b. Variabel Terikat Dependent Variable = Y Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan mata.

4.4.2. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan pada sifat atribut yang diamati pada objek penelitian, bisa berbentuk kuantitatif maupun kualitatif 14 a. Illuminasi . Oleh karena itu, suatu penelitian harus mempunyai batas pengertian yang jelas dan mudah diukur, sehingga perlu dijelaskan arti setiap variabel tersebut dalam suatu definisi operasional. Iluminasi merupakan flux-flux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu luas permukaan per luas permukaan. Illuminasi ini diukur dengan alat Lux Meter. Variabel ini dipengaruhi oleh sumber cahaya, cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda disekitar dan besar ruang kerja. b. Interval Waktu Rotasi Kerja Interval waktu rotasi kerja adalah interval waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk kembali lagi bekerja setelah istirahat dari pekerjaannya. Hal ini terjadi karena hanya 2 orang yang bekerja dan 1 orang istirahat dari ketiga 14 Hari. S.B., Metodologi Penelitian, ITB, Bandung, 1995, Hal 2-6 Universitas Sumatera Utara operator tersebut selama melakukan pekerjaannya. Proses kerja seperti ini akan terus terjadi secara bergantian. Semakin lama interval waktu rotasi kerja akan semakin lama juga waktu kerja, begitu juga sebaliknya. Waktu kerja seorang operator dapat berpengaruh terhadap tingkat kelelahan mata yang dialaminya. c. Shift Kerja Shift kerja adalah pola waktu kerja yang diterapkan pada pekerja yang terdiri dari shift 1 pagi, shift 2 sore dan shift 3 malam. d. Kelelahan Mata Kelelahan mata ini ditunjukkan dengan menurunnya kecepatan melihat rangsangan cahaya selama melakukan pekerjaan. Selain itu, banyak botol tidak layak pakai cacat yang tidak terlihat oleh operator juga merupakan indikasi bahwa telah terjadi kelelahan mata. Kelelahan mata diukur dengan menggunakan alat Flicker Fusion Tester.

4.5. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Karyawan Di Bagian Produksi Seksi Penuangan PT Inalum Kuala Tanjung Tahun 2006

4 67 68

Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator SPBU Antara Shift Pagi Dan Shift Malam Di SPBU 14203163 Tanjung Morawa Tahun 2009.

75 296 64

Perbaikan Tingkat Illuminasi untuk Mengurangi Kelelahan Mata pada Operator Bagian Penyortiran Botol di PT. Sinar Sosro

0 36 104

KOMPARASI SHIFT KERJA PAGI DENGAN SHIFT KERJA MALAM TERHADAP KELELAHAN DI BAGIAN WRAPPING “CANDY” PT Komparasi Shift Kerja Pagi Dengan Shift Kerja Malam Terhadap Kelelahan Di Bagian Wrapping “Candy” PT Deltomed Laboratories Wonogiri.

0 0 16

KOMPARASI SHIFT KERJA PAGI DENGAN SHIFT KERJA MALAM TERHADAP KELELAHAN DI BAGIAN WRAPPING “CANDY” PT Komparasi Shift Kerja Pagi Dengan Shift Kerja Malam Terhadap Kelelahan Di Bagian Wrapping “Candy” PT Deltomed Laboratories Wonogiri.

0 1 15

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakart

0 2 13

ANALISIS PENGARUH JENIS MESIN DAN SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN FISIK, KELELAHAN MENTAL DAN PRESTASI KERJA OPERATOR PADA KELOMPOK USTA TERTENTU (Studi Kasus Di PT. Sumatex Subur).

0 0 12

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK.

3 17 85

PRISLIA KUSUMANINGTYAS R0208035

1 4 78

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK

0 0 21