Macam-macam tanggung jawab Hakikat Tanggung Jawab 1. Pengertian Tanggung Jawab

23 untuk mendorong dan membantu temannya belajar tanpa harus disuruh oleh guru. Level 5 merupakan level lanjutan yaitu tahap mengimplementasikan ke lingkungan. Pada level ini peserta didik dapat menintegrasikan nilai-nilai dalam TPSR dalam area kehidupan lain atau dapat dikatakan pula menjadi role model. Sesuai dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang dirancang Kementerian Pendidikan Nasional 2010 strategi pengembangan pendidikan karakter yang akan diterapkan antara lain melalui transformasi budaya sekolah dan habituasi melalaui kegiatan ekstrakurikuler. Sejalan dengan pemikiran Belkowitz, Elkind dan Sweet 2004 mengutip Berkowitz menulis “effective character education is nota adding s program or set a programs to a school. Rather it is transformation of the culture and life of the school” yang artinya pendidikan karakter tidak akan efektif dengan menambah atau memgatur program ke sekolah. Akan tetapi melalui transformasi budaya dan kehidupan di sekolah. Muchlas Samani,2011:146. Menurut para ahli, implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi pendidikan karakter ke dalam muatan kurikulum. Novan Ardy Wiyani 2013:104-105 menyatakan bahwa pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan 24 belajar dapat dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1 Kegiatan rutin Merupakan kegiatan yang dilaksanakan peserta didik secara terus- menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya, kegiatan upacara bendera pada hari senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berdoa sebelum dan mengakhiri pelajaran, mengucapkan salam dan lain sebagainya. 2 Kegiatan spontan Merupakan kegiatan yang bersifat spontan yaitu saat itu juga, pada waktu terjadi keadaan tertentu. Sebagai contoh mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau untuk masyarakat yang dilanda bencana. Bukan hanya pada saat kegiatan sosial tetapi biasanya juga dilakukan ketika guru mengetahui adanya sikap peserta didik yang kurang baik seperti meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret-coret dinding, dan lain sebagainya. Apabila guru mengetahui sikap peserta didik yang demikian, sebaiknya secara spontan diberikan pengertian dan diberitahu bagaimana sikap yang baik. 3 Keteladanan Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik karena meniru perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan di sekolah, bahkan perilaku seluruh warga sekolah yang dewasa lainnya yang menjadi panutan 25 peserta didik. Dalam hal ini guru berperan langsung menjadi contoh bagi peserta didik. Misalnya nilai kebersihan, dan kerapian, kasih sayang, disiplin, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras. 4 Pengondisian Penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter. Suasana sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan penyediaan sarana fisik. Misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas. Pelaksanaan penanaman nilai tanggung jawab pada siswa dapat ditempuh guru dengan melakukan kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan serta pengondisian.

C. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Pembelajaran nilai-nilai karakter utamanya nilai tanggung jawab harus dilakukan sedini mungkin dan terus berkembang seiring dengan proses pembelajaran yang bermakna. Usia siswa di sekolah dasar berkisar 6-12 tahun. Masa ini disebut pula masa kanak-kanak akhir. Pada masa ini lingkungan pergaulan anak sudah meluas. Anak sudah banyak bergaul, tidak hanya bergaul dengan orang-orang rumah tetapi juga bergaul dengan teman- temannya di lingkungan sekitar rumah serta dengan teman-teman di sekolah. Masa ini merupakan masa sekolah. Pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah. Disebut masa sekolah karena anak sudah menyelesaikan tahap pra sekolahnya yaitu masa taman kanak-kanak. Rita Eka

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25