1. Belajar berbeda dengan kematangan Pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku. Bila
serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan dan
bukan karena belajar. 2. Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perbuatan berulang kali
yang mengakibatkan badan menjadi letihlelah. 3. Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap
Tingkah laku yang dihasilkan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Tingkah laku itu berupa perilaku performance yang nyata dan dapat
dialami. Sesuai dengan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku siswa, perubahan seseorang yang terjadi karena adanya ilmu baru yang diperoleh, dan perubahan yang didapat tersebut tidak berlangsung
hanya sementara atau sesaat.dan satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna lagi dikehidupan proses belajar
berikutnya.
2.1.3 Jenis-jenis Belajar
Ada sebelas jenis-jenis belajar menurut Slameto 2010:5-8, yaitu: 1. Belajar dengan wawasan, yaitu belajar dengan menjadikan wawasan sebagai
pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir.
2. Belajar diskriminatif, yaitu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi atau stimulusdan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah
laku. 3. Belajar keseluruhan, yaitu belajar dengan cara mempelajari keseluruhan
bahan pelajaran sampai pelajar menguasainya. 4. Belajar insidental, yaitu belajar tanpa instruksi atau petunjuk yang diberikan
pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak. 5. Belajar instrumental, yaitu belajar dengan pembentukan tingkah laku.
6. Belajar intensional, yaitu belajar dalam arah tujuan. 7. Belajar laten, yaitu belajar dimana perubahan tingkah laku yang terlihat tidak
terjadi secara segera. 8. Belajar mental, yaitu belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah
laku orang lain. 9. Belajar produktif, yaitu belajar dengan transfer yang maksimum.
10. Belajar verbal, yaitu belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan ingatan.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
jenis belajar, jadi belajar tidak hanya didapat dari guru, melainkan dari keluarga, masyarakat dan sarana lain menunjang belajar. Belajar tidak hanya didalam kelas,
tetapi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar juga tidak hanya materi saja, melainkan melalui tingkah laku.
2.1.4 Prinsip-prinsip Belajar
Agus Suprijono 2012:4 menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, kontinu atau bberkkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau
bermanfaat sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, permanen atau tetap, bertujuan dan
terarah, dan mencakup keseluruhan potensi manusia.
2. Belajar merupakan sebuah proses Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
3. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya berasal dari interaksi antar peserta didik dengan
lingkungannya. Sedangkan menurut Slameto 2010:27-28 menyimpulkan prinsip-prinsip
belajar sebagai berikut: 1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2. Sesuai hakikat belajar Belajar adalah proses kontinguitas hubungan antara pengertian yang satu
dengan yang lainnya sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. 3. Sesuai materibahan yang harus dipelajari
Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
4. Syarat keberhasilan belajar Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang. Dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian, keterampilan, sikap itu mendalam pada siswa.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar dikatakan dapat terjadi apabila didalamnya terdapat prinsip-prinsip belajar. Jika
prinsip belajar dapat diterapkan dengan baik, tentunya hasil belajar yang diperoleh akan baik.
2.1.5 Tujuan Belajar
Oemar Hamalik 2008:73-75 mengemukakan bahwa tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu:
1. Tingkah laku terminal Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan
tingkah laku siswa setelah belajar. Tingkah laku ini dapat diterima sebagai bukti bahwa siswa telah belajar.
2. Kondisi-kondisi Test Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi dimana siswa
dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. Kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulanganujian yang diberikan oleh
guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. 3. Ukuran-ukuran perilaku
Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran
menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan.
Sedangkan menurut pendapat Sardiman 2010:26-28 tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan
kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan, tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembanganya didalam kegiatan belajar.
2. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu
keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan memang dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Bertolak dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
belajar yaitu tidak hanya untuk memperoleh hasil belajar yang baik, akan tetapi juga untuk menambah pengetahuan dengan mengembangkan kemampuan
berfikirnya, untuk menambah keterampilan baik jasmani maupun rohani, dan untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik.
2.2 Tinjauan Tentang Hasil Belajar
2.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut pendapat Achmad Rifa’i dan Catharina Tri Anni β010:85 hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah