yang memerlukan pembelajaran remedial ini dapat menyerap bahan tersebut dengan kesukaran dengan kesukaran seminimal mungkin.
Dengan demikian, dapat diartikan pembelajaran remedial sebagai upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam
belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan. Upaya tersebut hendaknya memperhatikan
kebutuhan setiap siswa yang bervariasi dan mengalami kesulitan.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Remedial
Langkah-langkah dalam pembelajaran remedial menurut Thomas 1975 ada tiga, yakni:
a. Penelaahan status status assessment
Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakekat dan luasnya dari kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dalam tahap ini berguna
untuk menentukan siswa-siswa mana yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Cara yang digunakan untuk mengetahui bahwa
siswa itu mengalami kesulitan belajar adalah dengan melakukan test atau pengamatan hasil. Siswa yang dikategorikan sebagai siswa
yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa yang nilainya kurang dari standar ketuntasan belajar KKM.
b. Perkiraan sebab cause estimination
Tahap ini merupakan tahap perkiraan alasan atau sebab yang mendasari pola hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa yang
bersangkutan seperti terungkap pada tahap 1. Penentuan letak atau jenis kesulitan belajar siswa secara lebih spesifik dan perkiraan
tentang penyebab kesulitan belajar tersebut. Pada tahap ini digunakan tes diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak
lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahanmasalah yang dimiliki siswa. Fungsi tes ini adalah
untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa, merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai
masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi. Karakteristik tes diagnostik adalah untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena
format dan respon yang dijaring harus memiliki fungsi diagnostik, dan dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber
kesalahan atau kesulitan. Tes diagnostik memiliki karakteristik, yaitu:
1 dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu
format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,
2 dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber
kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah penyakit siswa,
3 menggunakan soal-soal bentuk supply response bentuk uraian
atau jawaban singkat, sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan
bentuk selected response misalnya bentuk pilihan ganda, harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu
sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan
4 disertai rancangan tindak lanjut pengobatan sesuai dengan
kesulitan penyakit yang teridentifikasi. http:www.slideshare.netlanangkelimatest-diagnostik
c. Pemecahan kesulitan dan penilaiannya treatment and treatment
evaluation Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan
sebab dari pada kesulitan yang dihadapi siswa. Atau apabila sebab itu tidak dapat disembuhkan, hal ini menjadi tahap untuk
memberikan bantuan kepada siswa tersebut dalam belajar yang sesuai
dengan sebabnya.
Pembelajaran remedial
untuk memecahkan atau mengatasi kesulitan belajar siswa, sekaligus
perilaku terhadap keberhasilan pembelajaran remedial tersebut.
Pada tahap ini, pembelajaran remedial menggunakan media powerpoint.
E. Ketuntasan Belajar