Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Langkah-langkah Paradigma Pedagogik Reflektif

sekolah, politik, ekonomi, agama, media, seni, musik, dan hal lain yang berdampak pada dunia si peserta didik dan mempengaruhinya ke arah baik atau buruk. Baik para pendidik maupun anggota-anggota lain dari komunitas sekolah harus memperhatikan hal-hal berikut:  Konteks nyata dari kehidupan pelajar yang mencakup keluarga, kelompok baya, keadaan sosial, lembaga pendidikan dan pengajaran, politik, ekonomi, suasana kebudayaan, media, musik dan kenyataan- kenyatan hidup lain.  Konteks sosio-ekonomi, politis dan kebudayaan yang merupakan lingkungan hidup peserta didik dapat amat mempengaruhi perkembangan peserta didik sebagai orang demi orang lain.  Suasana kelembagaan sekolah sebagai pusat belajar, yaitu jaringan kompleks terdiri dari norma-norma, harapan-harapan, dan lebih-lebih hubungan-hubungan yang mencipatkan suasana kehidupan sekolah.  Pengertian-pengertian yang dibawa seorang peserta didik ketika memulai proses belajar.

b. Pengalaman

Pengalaman dipakai untuk menunjuk pada setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afektif. Pengalaman terdiri dari:  Pengalaman Langsung Pengalaman langsung di dalam suatu situasi akademik biasa berlangsung lewat pengalaman-pengalaman interpersonal, seperti pembicaraan atau diskusi, penelitian dalam laboratorium, kegiatan lintas alam, proyek pelayanan, mengambil bagian dalam olah raga, dan sebagainya.  Pengalaman Tidak Langsung Dalam situasi belajar, pengalaman langsung tidak selalu mungkin. Belajar biasanya berlangsung lewat pengalaman pengganti yang tidak langsung lewat membaca dan mendengarkan. c. Refleksi Refleksi adalah menyimak kembali dengan penuh perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul, atau reaksi spontan, supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Jadi refleksi adalah suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi:  dengan memahami kebenaran yang dipahami secara lebih baik.  dengan mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami dalam menelaah sesuatu.  dengan memperdalam pemahaman tentang implikasi-implikasi yang telah dimengerti bagi diri sendiri dan orang lain.  dengan berusaha menemukan makna dari diri pribadi tentang kejadian- kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran.  dengan memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap bagi orang lain.

d. Aksi

Istilah “aksi” dipakai untuk menunjuk pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi lahiriahnya. Aksi mencakup dua langkah:  Pilihan-pilihan batin  Pilihan yang dinyatakan secara lahir e. Evaluasi Semua pendidik menyadari bahwa kadang-kadang mengevaluasi kemajuan akademik peserta didik memang penting. Evaluasi berkala mendorong pengajar maupun pelajar memperhatikan pertumbuhan intelektual dan juga apakah ada kekurangan-kekurangan yang perlu ditangani. Pedagogi Ignasian bermaksud mewujudkan pembentukan peserta didik yang menyeluruh sebagai pribadi dan sesama. Jadi evaluasi berkala perkembangan peserta didik dalam sikap, prioritas-prioritas, dan kegiatan-kegiatan selaras dengan sikap menjadi orang demi orang lain man for others, amat penting. Cara bertindak seperti di atas dapat menjadi sebuah pola efektif yang dipakai terus-menerus, baik untuk belajar maupun untuk merangsang kesediaan untuk tetap berkembang sepajang hidup.

3. Tujuan Paragigma Pedagogik Reflektif

Tujuan dari Paradigma Pedagogik Reflektif adalah a. Membentuk pria dan wanita untuk orang lain men and women for others . b. Membentuk pria wanita yang: 1 Kompeten dalam bidang bidangnya competence . 2 Memiliki hati nurani yang benar conscience. 3 Memiliki kepedulian yang tumbuh dari kasih kepada sesama compassion. 4. Competence, Conscience, Compassion dalam PPR Ciri khas PPR adalah bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience , dan compassion . Competence adalah kemampuan penguasaan KONTEKS AKSI RFLEKSI EVALUASI PENGALAMAN dalam hal kognitis. Kemampuan kognitif berarti kemampun peserta didik untuk memecahkan soal dan mendapat nilai tinggi. Indikator competence Conscience merupakan kemampuan afektif yang secara khusus mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Ketajaman hati nurani dapat berupa kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan hal yang berlaku, misalnya disiplin, keseriusan, ketelitian, dan jujur. Teliti berarti cermat, saksama. Sedangkan ketelitian mempunyai arti kesaksamaan dan ketelitian Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1480 Sedangkan compassion mempunyai arti aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin yang disertai bela rasa bagi sesama. Tindakan yang berupa bela rasa bagi sesama memuat rasa kepedulian, yang membuat peserta didik menyadari bahwa hubungan dengan sesama merupakan suatu hal yang penting. Oleh karena itu, aspek ini dapat diwujudkan dalam proses kerjasama antar peserta didik. Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008:704

5. Teori Bloom

Klasifikasi tujuan pembelajaran menurut Bloom, meliputi 1 ranah kognitif, 2 ranah afektif, dan 3 ranah psikomotorik. Ranah kognitif bersangkutan dengan daya pikir, pengetahuan, atau penalaran yang terdiri atas berturut-turut dari yang paling sederhana sampai kompleks 1 ingatan, 2 pemahaman, 3 penerapan, 4 analisis, 5 sintesis, dan 6 evaluasi.

Dokumen yang terkait

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Peningkatan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA peserta didik kelas II SD Negeri Daratan.

0 5 175

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Kenteng semester 2 - USD Repository

0 6 240

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas III SD Kanisius Kenteng - USD Repository

0 1 140

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 2 176

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam - USD Repository

0 0 167

Penerapan Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas II SD Maria Assumpta Klaten tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 1 214

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) peserta didik kelas III SD Kanisius Kembaran tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 168

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C) peserta didik kelas II A SD Kanisius Demangan Baru semester II tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 212