Perspective High Performance HASIL DAN PEMBAHASAN

Absensi Karyawan dan jumlah sanksi sehingga perlu di evaluasi dan segera dilakukan perbaikan. Sedangkan untuk KPI Employee Turn Over perlu adanya peningkatan karena mengalami penurunan, untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi sesuai dengan tujuan perusahaan dan untuk KPI Waktu Efektif Saat Bekerja diharapkan lebih baik lagi walaupun sudah mengalami peningkatan sehingga dapat mencapai Zero defaxt. Hal itu menunjukkan bahwa Produktivitas PT. Sura Indah Wood Industries tinggi.

d. Perspective High Performance

Setelah dilakukan skoring tiap KPI, maka dilakukan pembobotan tiap KPI dengan skor KPI. Berikut ini hasil perhitungan untuk Perspective High Performance ditunjukkan oleh tabel berikut : Tabel 4.29 Perhitungan skor Pembobot Perspective High Performance KPI Perspective Personal Jan – Des 08 Jan – Des 09 Bobot Skor Skor Terbobot Bobot Skor Skor Terbobot Prosentase kelulusan karyawan dalam pelatihan 0.620 4 2.48 0.620 5 3.100 Prosentase karyawan yang mendapatkan Penghargaan 0.158 2 0.316 0.158 2 0.316 Prosentase Komplain Customer 0.209 5 1.045 0.209 3 0.627 Jumlah 3.841 Jumlah 4.043 Hasil perhitungan skor terbobot diatas menunjukkan kinerja karyawan untuk Perspective High Performance tahun 2008 sebesar 3.841 dan tahun 2009 sama sebesar 4.043 KPI yang menunjukkan kinerja yang rendah adalah Prosentase karyawan yang mendapatkan Penghargaan sehingga perlu di evaluasi agar mereka dapat bersaing untuk menjadi yang terbaik bagi perusahaan. Sedangkan untuk KPI Prosentase Komplain Customer mengalami penurunan jadi perlu adanya peningkatan mutu produk agar dapat menekan komplain customer sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk KPI Prosentase kelulusan karyawan dalam pelatihan yang memiliki skor tertinggi pada tahun 2009 menunjukkan bahwa perusahaan selalu memberikan pelatihan yang mudah dipahami oleh karyawan sehingga semua karyawan dapat lulus dalam pelatihan yang telah diadakan dan semuanya telah ditujukan pada tujuan visi perusahaan. Setelah diketahui nilai skor terbobot masing - masing perspektif, selanjutnya adalah pengukuran kinerja karyawan pada perusahaan secara keseluruhan dengan melibatkan 4 perspektif. Tabel 4.30 Rekapitulasi Pengukuran Kinerja Tiap Perspektif dengan Skor Terbobot KPI Perspective Personal Jan – Des 08 Jan – Des 09 Bobot Skor Skor Terbobot Bobot Skor Skor Terbobot Perspective Personal 0.498 2.882 1.435 0.498 2.882 1.435 Perspective Compensation 0.077 4.132 0.318 0.077 4.132 0.318 Perspective Alignment 0.110 2.353 0.258 0.110 2.250 0.247 Perspective High Performance 0.316 3.841 1.213 0.316 4.043 1.277 Jumlah 3.224 Jumlah 3.278 Kriteria penilaian terhadap total hasil penilaian diambil berdasarkan skor, dapat dibuat kreteria penilaian yaitu : Panjang kelas 8 . 5 1 5 _     kelas banyak range Maka penilaian kreteria adalah sebagai berikut : 1,0 ≤ hasil pengukuran skor terbobot 1,8 maka kinerja karyawan sangat kurang. 1.8 ≤ hasil pengukuran skor terbobot 2,6 maka kinerja karyawan kurang. 2,6 ≤ hasil pengukuran skor terbobot 3,4 maka kinerja karyawan sedang. 3,4 ≤ hasil pengukuran skor terbobot 4,2 maka kinerja karyawan baik. 4,2 ≤ hasil pengukuran skor terbobot 5,0 maka kinerja karyawan sangat baik. Berdasarkan kreteria penilaian diatas, maka kinerja karyawan pada keempat perspektif HRSC pada Januari – Desember 2008 adalah Sedang 3.224 pada Januari – Desember 2009 adalah Sedang 3.278 . Itu yang berarti PT. Sura Indah Wood Industries tidak ada perubahan yang signifikan pada dua tahun terakhir ini, dapat dilihat dari hasil yang diperoleh. 4.3 Analisa Dan Pembahasan 4.3.1

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Kajian Analisis Sensitivitas Pada Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

15 94 75

Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Dengan Pendekatan Human Resources Scorecard (HRSC) (Studi kasus di PT. "X" , Margomulyo - Surabaya).

0 2 11

KATA PENGANTAR - ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. SURA INDAH WOOD INDUSTRI ( SIWI )

0 0 18

PERANCANGAN MODEL SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

0 0 10