B. Pembahasan
Tabel 5.16 Coefficients
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 17.185
4.452 3.860
.000 LK
.282 .086
.272 3.284 .002
.839 1.192 Kompensasi
.642 .091
.554 7.031 .000
.925 1.081 KKS
.077 .040
.158 1.940 .056
.863 1.158 a. Dependent Variable: KK
Model regresi linear berganda: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
2
X
2
+ e Y= 17,185 + 0,282 X
1
+ 0,642 X
2
+ 0,077 X
3
+ e Koefisien regresi untuk variabel lingkungan kerja sebesar 0,282, variabel
kompensasi sebesar 0,642, variabel kepemimpinan kepala sekolah 0,077. Interpretasi hasil regresi pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru, sebagai berikut:
1. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja guru
Koefisien regresi lingkungan kerja bernilai positif dan signifikan dengan nilai koefisien Beta sebesar 0,282; sig 0,0020,05 yang berarti
lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Variabel lingkungan kerja memiliki koefisien beta sebesar 0,282, artinya jika
lingkungan kerja naik satu-satuan, maka tingkat kepuasan kerja guru naik sebesar 0,282 satuan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang ada yang
menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja guru.
Odger 2006 dalam Annisa 2012 : 36, mendefinisikan lingkungan kerja yang ergonomik sebagai ilmu terapan yang mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan tingkat kenyaman, efisiensi dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologi
karyawan di perusahaan, dalam hal ini guru disekolah. Sedarmayanti 2009:1 menyatakan lingkungan kerja adalah alat
perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai
perseorangan maupun sebagai kelompok. Hal ini bisa diartikan bahwa setiap lingkungan kerja yang baik dan mendukung akan meningkatkan kepuasan
kerja guru dan sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak mendukung, akan berakibat pada tingkat kepuasan kerja yang semakin menurun.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru adalah lingkungan kerja
yang baik dan mendukung. Atau sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak baik akan menyebabkan kepuasan kerja para guru semakin menurun. Maka untuk
itu, lingkungan kerja sangat menjadi penentu keberhasilan tujuan sekolah. Namun ada beberapa indikator yang terkandung dalam lingkungan kerja yang
masih perlu diperhatikan oleh kepala sekolah demi meningkatkan kepuasan kerja guru yaitu kebersihan, fasilitasalat musik dan keamanan sekolah.
Perhitungan skor lingkungan kerja, dilihat dari aspek penerangan, kebersihan, pertukaran udara, musik, keamanan, pewarnaan, hubungan
karyawan dengan atasan dan hubungan sesama rekan kerja berada pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kategori sangat mendukung sebanyak 19 atau 23 responden, kategori mendukung sebanyak 61 atau 74 responden, kategori cukup mendukung
sebanyak 2 atau 2 responden, kategori tidak mendukung sebanyak 1 atau 1 responden, sedangkan kategori sangat tidak mendukung sebanyak 0.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja di SMA Sleman Timur berada pada kategori mendukung. Hal ini terdapat 61 orang responden atau
74 responden yang berada di interval 42-51, mengatakan lingkungan kerja di SMA Sleman Timur sudah mendukung.
2. Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja guru