Muatan koloid dan elektroforesis Koagulasi

251 B Bab 10 Sistem Koloid b. Pada proses pemurnian gula pasir. Gula yang masih kotor dilarutkan dalam air panas kemudian dialirkan melewati sistem koloid yaitu tanah diatom. Akibatnya, kotoran yang terdapat pada gula akan teradsorpsi sehingga didapatkan gula yang putih bersih. c. Pada deodoran dan anti perspiran zat anti keringat. Anti perspiran mengandung senyawa aluminium seperti aluminium klorohidrat Al 2 OH 5 Cl 2H 2 O yang dapat memperkecil pori keringat. Sedangkan, deodoran mengandung seng peroksida, parfum, dan zat anti septik yang dapat menghentikan aktivitas bakteri sehingga dapat menghilangkan bau tidak sedap.

4. Muatan koloid dan elektroforesis

Muatan koloid merupakan salah satu sifat koloid yang terpenting. Semua partikel koloid mempunyai muatan sejenis positif atau negatif. Hal ini menyebabkan gaya tolak-menolak antara partikel- partikel koloid. Akibatnya, partikel-partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Bagaimana partikel koloid memiliki muatan? Partikel koloid dapat memiliki muatan karena adanya proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel koloid. Pada proses adsorpsi, partikel koloid mengadsorpsi partikel bermuatan dari medium pendispersinya. Sebagai contoh, sol FeOH 3 memiliki kemampuan mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya sehingga sol FeOH 3 bermuatan positif. Sedangkan sol As 2 S 3 memiliki kemampuan mengadsorpsi anion medium pendispersinya sehingga sol As 2 S 3 bermuatan negatif. Karena koloid mempunyai muatan listrik, maka partikel koloid akan bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam suatu sistem koloid dimasukkan sepasang elektrode dan diberi arus searah DC, maka akan terlihat pergerakan partikel tersebut. Partikel koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke kutub a b Gambar 10.5 a. Sol FeOH 3 bermuatan positif. b. Sol As 2 S 3 bermuatan negatif. Di unduh dari : Bukupaket.com 252 M Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2 negatif katode sedangkan partikel koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke kutub positif anode. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut eelektroforesis. Fenomena elektroforesis ini digunakan untuk menentukan muatan listrik dari partikel koloid.

5. Koagulasi

Partikel-partikel koloid bersifat stabil dengan adanya muatan listrik. Jika muatan hilang, maka partikel-partikel koloid dapat saling bergabung membentuk suatu gumpalan flocculant. Dengan adanya gaya gravitasi, maka gumpalan itu akan mengendap. Proses penggumpalan dan pengendapan partikel koloid disebut k koagulasi. Bagaimana proses koagulasi dapat terjadi? Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, proses koagulasi dapat terjadi apabila muatan-muatan partikel koloid hilang. Untuk menghilangkan muatan pertikel-partikel koloid itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanik atau kimiawi. Cara mekanik dapat dilakukan dengan pendinginan, pemanasan atau pengubahan tekanan, sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan dengan penambahan koloid lain yang berbeda muatan atau elektrolit. Contoh-contoh proses koagulasi. a. Jika sol FeOH 3 yang bermuatan positif ditambah sol As 2 S 3 yang bermuatan negatif, maka akan terjadi koagulasi. b. Sol belerang dan sol perak halida dapat mengalami koagulasi jika dididihkan. c. Proses penjernihan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas pada air. d. Saat bagian dari tubuh kita mengalami luka maka ion Fe 3+ atau Al 3+ segera menetralkan partikel albuminoid yang dikandung darah, sehingga terjadi penggumpalan yang menutup luka. Jelaskan apa yang terjadi jika sol FeOH 3 ditambah elektrolit NaCl. Gambar 10.6 Penambahan koloid dengan muatan yang berbeda akan mengakibatkan terjadinya koagulasi. Contoh Di unduh dari : Bukupaket.com 253 B Bab 10 Sistem Koloid

6. Koloid pelindung