Teori Tumbukan sma11kim Mari Belajar Crys Fajar Partana

87 B Bab 3 Laju Reaksi Salah satu teori yang menjelaskan proses terjadinya reaksi adalah teori tumbukan. Menurut teori tumbukan, reaksi kimia terjadi karena adanya partikel-partikel yang saling bertumbukan. Tumbukan terjadi jika dua molekul atau lebih permukaannya saling bersentuhan pada satu titik. Pengertian satu titik disini adalah jika dianggap bentuk molekul bulat seperti bola, maka pada pertemuan tersebut jarak antarpusat inti sama dengan diameternya untuk jenis molekul yang mempunyai ukuran sama. Tetapi, tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi kimia. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi kimia dikenal dengan istilah ttumbukan efektif . Agar terjadi tumbukan yang efektif diperlukan syarat, yaitu orientasi tumbukan molekul harus tepat. Orientasi merupakan arah atau posisi antarmolekul yang bertumbukan. Untuk molekul berbentuk bulat orientasi tidak begitu penting, karena semua posisi akan mengakibatkan tumbukan dengan orientasi sesuai. Tetapi, untuk molekul yang berbentuk dua bola terpilin orientasi sangatlah penting. + Orientasi tidak tepat, tidak terjadi reaksi kimia. + Orientasi sesuai, terjadi reaksi kimia a b

C. Teori Tumbukan

Gambar 3.3 a. Tumbukan molekul untuk molekul yang sama. b. Tumbukan antarmolekul yang berbeda diameternya. Gambar 3.4 Orientasi tumbukan. Di unduh dari : Bukupaket.com 8 8 M Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2 Misal tumbukan antara gas hidrogen dengan gas oksigen, seperti reaksi berikut. 2H 2 g + O 2 g H 2 Ol + H 2 Ol Tumbukan sesuai terjadi reaksi menjadi 2 molekul air. Selain orientasi, agar dapat terjadi reaksi kimia, maka energi tumbukan harus melewati energi penghalang yang dikenal dengan energi aktivasi. E Energi aktivasi Ea merupakan energi minimal agar terjadi suatu reaksi. Semua proses reaksi kimia harus melalui tahap ini, jika energi aktivasi tidak terlampaui, maka reaksi kimia tidak akan terjadi. Energi aktivasi merupakan syarat minimal terjadinya suatu reaksi dan dapat digambarkan sebagai berikut. Apa yang dapat kalian simpulkan dari Gambar 3.7? Dari diagram terlihat bahwa suatu reaktan untuk dapat menjadi produk kimia harus mempunyai energi aktivasi sebesar Ea. Jika Ea tidak terlampaui, maka tidak akan dihasilkan suatu produk. Dari diagram tersebut juga akan terlihat apa reaksi bersifat eksoterm mengeluarkan panas atau endoterm menyerap panas. Reaksi bersifat eksoterm jika energi potensial dari reaktan lebih tinggi daripada energi potensial produk. Sebaliknya reaksi bersifat endoterm jika energi potensial reaktan lebih rendah daripada energi produk. Gambar 3.6 Diagram energi aktivasi. Gambar 3.5 Tumbukan gas hidrogen dan oksigen menghasilkan air. + O O H H H H H H O H H O + H H O H H O Di unduh dari : Bukupaket.com 89 B Bab 3 Laju Reaksi Arrhenius telah menemukan hubungan antara energi aktivasi dengan tetapan laju reaksi. Persamaan Arrhenius tersebut secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut. k = RT Ea Ae dengan k = tetapan laju reaksi A = tetapan Arrhenius Ea = energi aktivasi ........................... J mol –1 R = tetapan gas ................................. 8,3145 J mol –1 K –1 T = suhu reaksi ................................ Kelvin Dari persamaan tersebut faktor pra eksponen sebelum tanda pangkat, yaitu A tetapan Arrhenius merupakan faktor frekuensi. Karena hubungan antara tetapan kecepatan reaksi dengan faktor frekuensi tumbukan berbanding lurus, maka frekuensi tumbukan sangat mempengaruhi laju reaksi. Jika frekuensi tumbukan semakin tinggi, maka reaksi akan berjalan semakin cepat. Coba kalian perhatikan, mengapa ketika ibu membuat teh harus dengan air mendidih? Mengapa tidak menggunakan air yang sudah dingin? Atau mengapa ketika kalian membuat minuman teh manis, gula yang dimasukkan ke dalam larutan teh harus kalian aduk? Mengapa tidak dibiarkan saja melarut dengan sendirinya. Mengapa makanan seperti daging, tempe, ketika dimasukkan lemari es menjadi lebih awet dibandingkan jika ditaruh di lemari biasa? Dan masih banyak pertanyaan lain dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kecepatan berlangsungnya reaksi suatu zat. a b Gambar 3.7 a. Diagram energi untuk reaksi eksoterm. b. Diagram energi untuk reaksi endoterm.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi