BAB LIMA PULUH DUA

BAB LIMA PULUH DUA

===

BAB LIMA PULUH DUA

LEO LEO MASIH TERGUNCANG. Segalanya terjadi begitu cepat. Mereka telah mengamankan Athena Parthenos dengan tambang tepat saat lantai runtuh dan pilaf penyangga terakhir dari benang laba-laba LEO LEO MASIH TERGUNCANG. Segalanya terjadi begitu cepat. Mereka telah mengamankan Athena Parthenos dengan tambang tepat saat lantai runtuh dan pilaf penyangga terakhir dari benang laba-laba

sampai sebuah lubang isap mahabesar terbuka di tengah lapangan parkir dan menelan lusinan mobil bagus. Linglung karena sedih, Leo dan yang lain menaikkan Athena Parthenos ke dalam palka dengan hati-hati, menggunakan mesin derek kapal dengan bantuan dari Frank Zhang, gajah paruh waktu. Athena Parthenos pas-pasan sekali dalam palka, meskipun Leo tidak punya gambaran hendak mereka apakan patung tersebut. Pak Pelatih Hedge terlalu nelangsa sehingga tak kuasa mem-bantu. Dia mondar-mandir di geladak sambil berurai air mata, menarik-narik janggut kambingnya, menampar- nampar sisi kepalanya, dan berkomat-kamit, "Aku seharusnya menyelamatkan mereka! Aku seharusnya meledakkan ini-itu lebih banyak lagi!" Akhirnya Leo menyuruh sang satir turun ke dek bawah dan memastikan bahwa sudah aman untuk lepas landas. Tidak ada gunanya dia memukuli din sendiri. Keenam demigod berkumpul di anjungan dan menatap kepulan debu yang masih membubung dari lokasi amblasnya gua di kejauhan. Leo menempelkan tangan ke bola mekanis Archimedes, yang sekarang bertengger di kemudi, siap dipasang. Dia semestinya antusias. Inilah penemuan terpenting dalam hidup Leo —bahkan lebih penting daripada Bunker Sembilan. Apabila Leo mampu memecahkan isi perkamen Archimedes, dia bisa melakukan hal-hal luar biasa. Meski dia tidak berani berharap, Leo mungkin raja bisa merakit disket perigendali baru untuk teman naganya. Walau begitu, imbalan yang harus dibayar terlalu tinggi. Leo nyaris bisa mendengar Nemesis tertawa. Sudah kubilang kita bisa berbisnis, Leo Valdez. Leo telah membelah kue keberuntungan. Dia sudah men-dapatkan kode akses untuk mengaktfikan bola serta menyelamatkan Hazel dan Frank. Namun, Percy dan Annabeth jadi korban karenanya. Leo yakin akan hal itu. "Ini salahku," kata Leo penuh nestapa. Yang lain memandanginya sambil bengong. Cuma Hazel yang tampaknya mengerti. Dialah yang ikut dengan Leo ke Great Salt Lake. "Tidak." Hazel bersikeras. "Tidak, ini salah Gaea. Tak ada hubungannya denganmu." Leo ingin memercayai perkataan Hazel, tapi dia tak bisa. Di awal perjalanan mereka, Leo sudah berulah: menembaki Roma Baru. Sesampainya di Roma Lama, Leo membelah kue dan membayar imbalan yang lebih berat daripada sebuah bola mata. "Leo, dengarkan aku." Hazel menggenggam tangannya. "Aku takkan membiarkanmu menyalahkan diri sendiri. Tak boleh kubiarkan kau seperti itu, apalagi setelah —setelah Sammy ...." Hazel tercekat, tapi Leo tahu maksudnya. Bisabuelo Leo menyalahkan diri sendiri atas hilangnya Hazel. Sammy menjalani kehidupan yang penuh berkah, tapi dia menemui ajal sembari meyakini bahwa dia membelanjakan berlian terkutuk sehingga mencelakai anak perempuan yang dicintainya. Leo tidak mau membuat Hazel bersusah Kati lagi, tapi ini lain. Kesuksesan sejati menuntut pengorbanan. Leo telah memilih untuk membelah kue tersebut. Percy dan Annabeth kemudian terperosok ke dalam Tartarus. Keduanya pasti bukan kebetulan. Nico di Angelo terseok-seok sambil bertumpu pada pedang hitamnya. "Leo, mereka belum mati. Jika sudah, aku sampai sebuah lubang isap mahabesar terbuka di tengah lapangan parkir dan menelan lusinan mobil bagus. Linglung karena sedih, Leo dan yang lain menaikkan Athena Parthenos ke dalam palka dengan hati-hati, menggunakan mesin derek kapal dengan bantuan dari Frank Zhang, gajah paruh waktu. Athena Parthenos pas-pasan sekali dalam palka, meskipun Leo tidak punya gambaran hendak mereka apakan patung tersebut. Pak Pelatih Hedge terlalu nelangsa sehingga tak kuasa mem-bantu. Dia mondar-mandir di geladak sambil berurai air mata, menarik-narik janggut kambingnya, menampar- nampar sisi kepalanya, dan berkomat-kamit, "Aku seharusnya menyelamatkan mereka! Aku seharusnya meledakkan ini-itu lebih banyak lagi!" Akhirnya Leo menyuruh sang satir turun ke dek bawah dan memastikan bahwa sudah aman untuk lepas landas. Tidak ada gunanya dia memukuli din sendiri. Keenam demigod berkumpul di anjungan dan menatap kepulan debu yang masih membubung dari lokasi amblasnya gua di kejauhan. Leo menempelkan tangan ke bola mekanis Archimedes, yang sekarang bertengger di kemudi, siap dipasang. Dia semestinya antusias. Inilah penemuan terpenting dalam hidup Leo —bahkan lebih penting daripada Bunker Sembilan. Apabila Leo mampu memecahkan isi perkamen Archimedes, dia bisa melakukan hal-hal luar biasa. Meski dia tidak berani berharap, Leo mungkin raja bisa merakit disket perigendali baru untuk teman naganya. Walau begitu, imbalan yang harus dibayar terlalu tinggi. Leo nyaris bisa mendengar Nemesis tertawa. Sudah kubilang kita bisa berbisnis, Leo Valdez. Leo telah membelah kue keberuntungan. Dia sudah men-dapatkan kode akses untuk mengaktfikan bola serta menyelamatkan Hazel dan Frank. Namun, Percy dan Annabeth jadi korban karenanya. Leo yakin akan hal itu. "Ini salahku," kata Leo penuh nestapa. Yang lain memandanginya sambil bengong. Cuma Hazel yang tampaknya mengerti. Dialah yang ikut dengan Leo ke Great Salt Lake. "Tidak." Hazel bersikeras. "Tidak, ini salah Gaea. Tak ada hubungannya denganmu." Leo ingin memercayai perkataan Hazel, tapi dia tak bisa. Di awal perjalanan mereka, Leo sudah berulah: menembaki Roma Baru. Sesampainya di Roma Lama, Leo membelah kue dan membayar imbalan yang lebih berat daripada sebuah bola mata. "Leo, dengarkan aku." Hazel menggenggam tangannya. "Aku takkan membiarkanmu menyalahkan diri sendiri. Tak boleh kubiarkan kau seperti itu, apalagi setelah —setelah Sammy ...." Hazel tercekat, tapi Leo tahu maksudnya. Bisabuelo Leo menyalahkan diri sendiri atas hilangnya Hazel. Sammy menjalani kehidupan yang penuh berkah, tapi dia menemui ajal sembari meyakini bahwa dia membelanjakan berlian terkutuk sehingga mencelakai anak perempuan yang dicintainya. Leo tidak mau membuat Hazel bersusah Kati lagi, tapi ini lain. Kesuksesan sejati menuntut pengorbanan. Leo telah memilih untuk membelah kue tersebut. Percy dan Annabeth kemudian terperosok ke dalam Tartarus. Keduanya pasti bukan kebetulan. Nico di Angelo terseok-seok sambil bertumpu pada pedang hitamnya. "Leo, mereka belum mati. Jika sudah, aku

Nico dan Hazel bertukar pandang, mungkin membandingkan radar maut Hades/Pluto mereka. Leo bergidik. Baginya Hazel tak seperti anak Dunia Bawah, tapi Nico di Angelo —cowok itu seram. "Kami tidak bisa yakin seratus persen." Hazel mengakui. "Tetapi menurutku Nico benar. Percy dan Annabeth masih hidup sampai sekarang, paling tidak." Jason menggebrak langkan. "Aku seharusnya memerhatikan. Aku bisa saja terbang ke bawah dan menyelamatkan mereka." "Aku juga," ramp Frank. Cowok besar itu kelihatannya hampir menangis. Piper meletakkan tangannya di punggung Jason. "Ini bukan salah kalian berdua juga. Kalian tadi sibuk menyelamatkan patung itu. "Dia benar," timpal Nico, "sekali pun lubang itu tak terkubur, kalian tidak bisa terbang ke dalamnya tanpa tertarik ke bawah. Akulah satu-satunya yang pernah memasuki Tartarus. Mustahil menggambarkan seperti apa tempat itu. Begitu kita mendekat, Tartarus mengisap kita ke dalam. Aku tidak bisa apa-apa di sana." Frank menyedot ingus. "Kalau begitu, Percy dan Annabeth tidak bisa apa- apa juga?" Nico memutar-mutar cincin tengkorak peraknya. "Percy adalah demigod terkuat yang pernah kutemui. Kalian jangan tersinggung ya, tapi itulah yang sebenarnya. Kalau ada yang bisa bertahan hidup di sana, Percy-lah orangnya, terutama jika Annabeth berada di sisinya. Mudah-mudahan mereka bisa me-nemukan jalan di Tartarus." Jason menoleh. "Jalan menuju Pintu Ajal, maksudmu. Tetapi kau bilang Pintu Ajal dijaga oleh anak buah Gaea yang paling perkasa. Bagaimana mungkin dua demigod bisa —?" "Entahlah." Nico mengakui. "Tetapi Percy menyuruhku me-nuntun kalian ke Epirus, ke sisi fana pintu itu. Dia berencana menemui kita di sana. Kalau kita bisa bertahan hidup di Gerha Hades, mem enangi pertarungan melawan pasukan Gaea, maka siapa tahu kita bisa bekerja sama dengan Percy dan Annabeth serta menyegel pintu itu dari kedua sisi." "Juga mengeluarkan Percy dan Annabeth dengan selamat?" tanya Leo. "Mungkin." Leo tidak suka cara Nico mengucapkan itu, seolah dia masih menyembunyikan sesuatu. Lagi pula, Leo paham soal gembok dan kunci. Jika Pintu Ajal harus disegel dari kedua sisinya, bagaimana bisa mereka melakukan itu kecuali ada yang tetap tinggal di Dunia Bawah, terperangkap? Nico menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu bagaimana mereka akan melakukan itu, tapi Percy dan Annabeth pasti bisa. Mereka akan mengarungi Tartarus dan menemukan Pintu Ajal. Ketika saat itu tiba, kita harus sudah siap." "Tidak akan mudah," ujar Hazel, "Gaea akan mengerahkan segalanya demi mencegah kita mencapai Epirus." "Bukan hal bare, kan?!" desah Jason. Piper mengangguk. "Kim tidak punya pilihan. Jika ingin mencegah para raksasa membangunkan Gaea, kita harus menyegel Pintu Ajal terlebih dahulu. Kalau tidak, pasukannya takkan mad-mad. Dan kita harus bergegas. Bangsa Romawi sudah berada di New York. Tidak lama lagi, mereka akan menyerbu Perkemahan Blasteran." Leo menegakkan badan. "Kim pasti bisa." Semua orang memerhatikannya. "Bola mekanis Archimedes bisa meningkatkan kinerja kapal ini," kata Leo, berharap dirinya benar, "aku akan mempelajari perkamen kuno yang kita dapat. Pasti ada segala jenis senjata yang

bisa kubuat. Kita akan menghajar pasukan Gaea dengan amunisi anyar yang menyakitkan." Di haluan, Festus mengertakkan rahang dan menyemburkan napas api dengan berani. Jason menyunggingkan senyum. Dia menepuk bahu Leo. "Kedengarannya seperti rencana bagus, Laksamana. Kau mau memastikan rutenya?" Mereka cuma bercanda, memanggilnya Laksamana, tapi sekali ini Leo menerima bisa kubuat. Kita akan menghajar pasukan Gaea dengan amunisi anyar yang menyakitkan." Di haluan, Festus mengertakkan rahang dan menyemburkan napas api dengan berani. Jason menyunggingkan senyum. Dia menepuk bahu Leo. "Kedengarannya seperti rencana bagus, Laksamana. Kau mau memastikan rutenya?" Mereka cuma bercanda, memanggilnya Laksamana, tapi sekali ini Leo menerima

=======SELESAI======= Baca kelanjutannya di: The Heroes of Olympus 3: The House of Hades ==================== Thanks to. Kumpulan novel online bahasa Indonesia on facebook. Edited by. Echi. Ebook maker by. Echi. Follow and Visit: https://desyrindah.blogspot.com http://desyrindah.wordpress.com [email protected] http://twitter.com/driechi ============== Ebook ini tidak untuk diperjual belikan. Saya hanya berniat untuk berbagi. Beli koleksi aslinya yaa ;))) Kalau ingin copas, harap cantumkan sumber ;)) =============