49 Pada saat pertumbuhan miselium jamur, dibutuhkan konsentrasi
karbondioksida yang lenih tinggi. Namun, untuk pertumbuhan tubuh buah jamur dibutuhkan oksigen lebih banyak. Oleh karena itu, ruang pertumbuhan
miselium tidak memiliki ventilasi, sedangkan ruang pertumbuhan dibutuhkan ventilasi agar sirkulasi udara dapat masuk. Tingkat keasaman pH baglog yang
baik untuk prtumbuhan miselium dan pertumbuhan jamur berkisar antara 5,4- 6,0.
Budidaya jamur tiram putih dimulai dari pembuatan media tanam. Pembuatan media tanam dan pembibitan memerlukan pengetahuan dan
keterampilan yang khusus. Pembuatan media tanam yang kurang baik dapat berdampak pada kegagalan produksi dimana jamur tiram putih tidak dapat
tumbuh dengan baik apabila media tanam dan pembibitan mengenai masalah.
5.6.1 Budidaya Jamur Tiram Putih CV Wahyu Makmur Sejahtera
Budidaya jamur tiram putih pada proses pertumbuhannya memerlukan kumbung sebagai inkubator. Kumbung adalah rumah khusus bagi jamur tiram
putih yang terbuat dari bambu sebagai tempat untuk menyimpan baglog. Kumbung yang baik yaitu kumbung yang memiliki atap dan dinding yang
menjamin sirkulasi udara berjalan lancer dan cahaya matahari yang cukup sehingga pasokan oksigen terjamin.
CV Wahyu Makmur Sejahtera sendiri memiliki dua kumbung inkubasi dan tigak kumbung pertumbuhan dengan masing-masing berukuran 147 m
2
, 154 m
2
dan 176 m
2
. Lantai kumbung yang digunakan perusahaan yaitu tanah, hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan rendah dan kelembaban didalam
kumbung bisa terjaga. Rak yang digunakan terbuat dari bambu. Rak tersebut dibuat dengan model bersusun dengan 5 susun agar dapat memuat banyak
baglog sehingga ruang dalam kumbung efisien. Proses produksi jamur tiram putih meliputi pengadaan bahan baku,
pencampuran bahan, pembuatan baglog, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, growing, dan panen.
50 a
Pencampuran bahan Media tanam baglog dibuat dari beberapa bahan baku. Komposisi
dalam pembuatan media baglog dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 11. Komposisi Bahan Baku Media Tanam Baglog CV Wahyu Makmur
Sejahtera
No Jenis Bahan Baku
Komposisi
1 Serbuk Gergaji
100 2
Dedak 18
3 Tepung Jagung
5 4
Gipsum 2
5 Kapur
4 6
Molase 0,4
Sumber : CV Wahyu Makmur Sejahtera 2012
Setelah seluruh bahan baku dipersiapkan, serbuk gergaji telah diayak, dedak, gips, dan molase kemudian dicampur hingga merata. Selanjutnya, bahan
yang telah tercampur ditambahkan air sampai kadar air mencapai 40. Untuk mengetahui jumlah kadar air dapat dilakukan dengan cara menggenggam
adonan dan jika genggam adonan tidak mengeluarkan air, dan apabila adonan dijatuhkan maka adonan akan terurai kembali.
Gambar 6. Proses Pencampuran Bahan Baku Media Tanam Baglog
b Pengomposan
Media yang telah diaduk biasanya akan dikompos kembali selama semalam. Pengomposan ini dilakukan untuk memfermentasi media sehingga
kandungan yang ada didalam media terurai menjadi senyawa sederhana dan miselia jamur mudah menyerap nutrisi dengan baik.
51 c
Pembuatan baglog pengisisan media Tahapan pengisian media yaitu, pertama masukan media kedalam
plastik polipropilen berukuran 18 x 35 cm atau 20 x 35 cm, ketebalam 0,05 cm dengan kondisi media harus tetap hangat. Kemudian plastik yang sudah diisi
media di press dengan mesin press. Berat baglog rata-rata adalah 1.000-1.350 gram dengan ketinggian 22 cm. Tahap yang terakhir adalah mengikat plastik
dengan tali raffia dan pastikan tidak aka nada air yang masuk pada saat proses sterilisasi.
Gambar 7.
Mesin Press Media Tanam Baglog
d Sterilisasi
Seluruh baglog dimasukan kedalam alat steamer untuk dilakukan proses sterilisasi pada suhu 100˚C selama 4 jam tabung gas dan kapasitas steamer
1.500 baglog. Strerilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan mikroba yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang
ditanam. Tujuannya untuk mendapatkan serbuk kayu yang steril bebas dari mikroba dan jamur lain yang tidak dikehendaki.
Gambar 8. Proses Sterilisasi Media Tanam Baglog
52 e
Pendinginan Setelah proses sterilisasi selesai, media baglog didiamkan terlebih
dahulu didalam steamer sampai suhunya menurun sehingga ketika dikeluarkan tidak terlalu panas dan merusak kulit. Pendinginan dilakukan selama 12 jam.
Media dikeluarkan dan didinginkan hinga suhunya mencapai suhu ruang dan dibawa ke dalam ruang inokulasi pembibitan. pendinginan bertujuan untuk
menghindari kerusakan pada bibit, karena apabila proses inokulasi dilakukan pada saat media masih panas, bibit akan mati.
f Inokulasi
Setelah tahap sterilisasi, baglog ditiriskan hingga dingin dan dibawa ke ruang inokulasi pembibitan. Proses inokulasi dilakukan dengan cara
memasukan bibit jamur F2 sebanyak 3-4 spatula kedalam baglog jamur pada kondisi aseptic kondisi yang bersih dan steril.
Gambar 9. Proses Inokulasi Media Tanam Baglog
g Inkubasi
Inkubasi adalah tahap pertumbuhan miselia jamur. Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit jamur F2 agar
miselia jamur tumbuh. Semua baglog yang telah diisi dipindahkan keruangan inkubasi selama ± 40 hari dalam kondisi gelap dan suhu ruangan sekitar 25-
28˚C. Miselia akan mulai terlihat setelah dua minggu. Penataan baglog pada ruang inkubasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penataan baglog berdiri
dan penataan baglog tidur direbahkan.
53
Gambar 10. Proses Inkubasi Media Tanam Baglog
h Pertumbuhan Growing
Tahap ini merupakan tahap budidaya jamur, setelah media tanam jamur tiram putih sudah putih oleh miselium. Media jamur tiram putih terlebih dulu
dibuka bagian atasnya, hal ini dilakukan agar media tanam memperoleh oksigen yang cukup untuk pertumbuhan jamur tiram putih sehingga dapat
tumbuh dengan baik. Perusahaan melakukan penyiraman setiap habis panen dengan menggunakan selang atau handsprayer.
Gambar 11. Ruang Pertumbuhan Jamur
Tiram Putih
i Panen
Proses pemanenan jamur tiram putih dilakukan ketika tubuh buah jamur tiram putih telah mekar. Cara memanen jamur tiram putih dilakukan dengan
cara mencabut seluruh jamur tiram putih dalam satu kelompok hingga pangkal jamur tiram putih yang ada di baglog. Waktu yang baik untuk melakukan
pemanenan yaitu pagi hari sebelum pukul 10.00 WIB. Satu baglog dapat dipanen sebanyak 9-10 kali dalam satu periode yaitu empat bulan.
54
Gambar 12. Jamur Tiram Putih Siap Panen Gambar 13. Proses Pemanenan Jamur Tiram
Putih
j Penanganan Pascapanen
Jamur tiram putih merupakan produk agribisnis yang bersifat perishable mudah busuk. Maka dari itu, perlakuan terhadap produk agribisnis
harus baik dan benar. Perusahaan melakukan penanganan pascapanen seperti penyortiran, pengemasan, dan distribusi. Jamur tiram putih yang sudah dipanen
diletakkan ke dalam keranjang untuk mengurangi kadar air yang ada di dalamnya. Hal tersebut agar kondisi jamur tiram putih tidak terlalu basah dan
tidak mudah rusak. Kemudian jamur tiram putih dimasukkan ke dalam plastic untuk dikemas dan didistribusikan.
Gambar 14. Pasca Panen Jamur Tiram Putih Gambar 15. Pengemasan Jamur Tiram Putih
55
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN