4.1.6 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase
Hasil analisis deskriptif prosentase prestasi belajar siswa pada aspek afektif di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Aspek Afektif dan Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas N
Nilai Rata
– rata Nilai Kelas Eksperimen
32 2.525
78,91 Kontrol
32 2.255
70,00 Sumber : Data yang Diolah Tahun 2011
Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa kedua kelas sama – sama sudah
mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 69. Namun kelas eksperimen mendapatkan prestasi belajar pada
aspek afektif dan psikomotorik lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 78,91 dibanding dengan 70,00. Hal ini mengindikasikan bahwa proses
pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia
Flash Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil dari Uji
Paired Sample T Test yang memperoleh nilai mean sebesar -28,438. Nilai mean yang negatif ini menunjukkan bahwa nilai rata
– rata pre test lebih kecil dibandingkan nilai post test. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar siswa sebesar 28,438 dari sebelum mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dengan sesudah mendapatkan
pembelajaran. Adapun besarnya nilai rata – rata pre test dan post test adalah 50,81
dibandingkan dengan 79,25. Dalam hal ini bukan hanya terjadinya kenaikan prestasi belajar saja yang dilihat namun juga keberhasilan mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM yang telah ditetapkan sekolah yakni sebesar 69. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena model pembelajaran ini lebih bervariasi dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya sehingga tidak
membosankan siswa dan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah 2010:46 yang menyatakan bahwa
penggunaan metode yang bervariasi akan menciptakan suasana yang tidak membosankan, menarik perhatian siswa serta dapat menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan untuk melakukan
aktivitas belajar yang lebih banyak dari sebelumnya. Sebelum pembelajaran dilaksanakan siswa sudah mendapatkan tugas untuk membaca dan merangkum
materi yang akan dikaji sesuai dengan pembagian kelompok sehingga siswa sudah mengenal dan mempersiapkan materi terlebih dahulu. Kemudian dalam
pelaksanaan pembelajaran, siswa mendapatkan pengantar materi dari guru yang
berfungsi untuk membuka pemahaman awal siswa atas materi yang akan dikaji. Pemahaman awal tersebut akan memudahkan siswa untuk memahami materi lebih
dalam bersama dengan siswa lain dengan berdiskusi. Kegiatan diskusi dimulai dengan diskusi tim ahli. Tim ahli ini terdiri dari
perwakilan anggota kelompok asal yang mendapatkan materi yang sama. Anggota dari tim ahli saling berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman atas suatu fokus
materi. Diskusi selanjutnya dilakukan oleh kelompok asal dimana anggota kelompoknya telah selesai memperdalam materi dalam diskusi tim ahli.
Kelompok asal yang terdiri dari anggota kelompok dengan tugas materi yang berbeda
– beda saling berdiskusi untuk menularkan materi yang sudah dikuasai kepada anggota kelompok asalnya. Proses belajar dengan konsep pemahaman
dari bagian – bagian kecil materi menuju pemahaman atas materi secara
keseluruhan ini sesuai dengan Teori Belajar Konstruktivisme. Adanya tanggung jawab individu terhadap keberhasilan kelompok dalam
proses diskusi kelompok memberikan keuntungan kepada siswa yakni dapat memacu siswa untuk berpikir kritis, mampu berpendapat dan meningkatkan
kemampuan sosialnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Davidson dalam Suyatna 2009 yang menyatakan bahwa metode jigsaw mampu membantu siswa untuk
berpikir kritis, memberikan kesempatan siswa untuk membuat kata – kata yang
tepat untuk menjelaskan kepada teman lain, membantu siswa mengembangkan kemampuan berpendapat dan meningkatkan jiwa sosial siswa.
Kegiatan diskusi mampu membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan
mengisi kekurangan masing – masing. Siswa mendapatkan kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya atas suatu materi sehingga membantu siswa untuk melatih mental dan ketrampilan berpendapat di depan orang lain. Ketrampilan
khusus untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasan ini diperlukan bagi siswa seperti pendapat Johnshon dalam Suyatna 2009 yang menyatakan salah satu
unsur penting dalam pembelajaran kelompok adalah dengan adanya diskusi akan menuntut siswa memiliki ketrampilan interpersonal dalam kelompok.
Pencapaian pemahaman seluruh anggota kelompok bergantung dari usaha seluruh anggota dari kelompok itu sendiri dalam bekerjasama memberikan
pemahaman atas materi. Kondisi ini membuat siswa untuk bertanggung jawab melakukan yang terbaik. Dengan tanggung jawab dan usaha yang maksimal dari
seluruh anggota dalam kelompok untuk pencapaian keberhasilan bersama inilah yang menjadikan prestasi belajar siswa lebih maksimal pula serta terjadinya
pemerataan pemahaman siswa dalam kelas. Bantuan dari media pembelajaran macromedia flash dalam pembelajaran
juga sangat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan mendengarkan penjelasan guru atas
materi, baik pada penyampaian awal guru maupun pada saat pencerahan dan pembahasan soal sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi.
Pemanfaatan media pembelajaran yang mendukung metode pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa ini sesuai dengan pendapat
Hamalik dalam Arsyad 2009:15 yang mengemukakan bahwa pemakaian media
dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar dan prestasi belajar siswa.
Kenyataan bahwa model pembelajaran koooperatif tipe jigsaw beerbantuan macromedia flash yang dapat meningkatkan prestasi belajar ini sesuai
dengan pendapat Slavin dalam Wina 2006 :240 yang mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, meningkatkan harga diri serta merealisasikan kebutuhan siswa untuk berpikir dan
memecahkan masalah.
4.2.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan