Keterampilan Observasi Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa

memecahkan masalah sehingga interaksi antarsiswa tersebut dapat mengembangkan keterampilan proses sains tersebut. Senada dengan yang hasil penelitian Prayitno 2010 bahwa keterampilan proses sains siswa menjadi berkembang dengan adanya interaksi dalam kelompok yang kooperatif. Hasil tersebut yang mengalami peningkatan keterampilan proses sains yang lebih baik adalah kelas eksperimen. Kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian Rusnayati Prima 2011 menyatakan bahwa adanya peningkatan keterampilan proses sains yang lebih tinggi pada kelas dengan model pembelajarn PBL dengan pendekatan inkuiri dengan perbedaan sangat signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

4.2.2.1 Keterampilan Observasi

Keterampilan observasi diamati ketika siswa sedang melakukan pengamatan terhadap obyek saat eksperimen. Analisis hasil observasi selama dua kali eksperimen nampak bahwa terdapat peningkatan pada aspek observasi di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai faktor gain aspek observasi kelas kontrol sebesar 0,45 sedangkan pada kelas eksperimen 0,46. Kedua nilai faktor gain tersebut mempunyai selisih yang sangat kecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan model pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap besarnya peningkatan keterampilan proses sains khususnya pada aspek observasi. Tetapi kedua model pembelajaran tersebut sama-sama dapat meningkatkan aspek observasi keterampilan proses sains. Nilai rata-rata aspek observasi pada eksperimen terakhir di kelas kontrol mencapai 78,91 yang masuk dalam kategori baik dan kelas eksperimen mencapai 70,31 yang juga masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL Berbasis Inkuiri dapat meningkatkan keterampilan observasi. Sesuai dengan hasil penelitian Rusnayati Prima 2011 menyatakan bahwa model pembelajarn PBL dapat meningkatkan keterampilan proses sains dimana salah satu aspeknya yaitu mengamati. Keterampilan observasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki siswa karena dari proses observasilah siswa memulai penyelidikan dengan cara menentukan masalah yang diamati. Hal ini juga dikemukakan oleh Raine Symons 2005: 7 bahwa komponen utama dalam strategi pembelajaran PBL adalah menemukan pengetahuan baru, dari awal siswa harus memutuskan apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka butuhkan untuk tahu untuk mewujudkan proses. Kebutuhan tersebut mendorong siswa berusaha untuk mengamati observasi objek percobaannya sebaik mungkin. Berbeda dengan model pembelajaran DI dimana siswa hanya mengamati apa yang diperintahkan oleh guru, jadi keterampilan observasi kurang berkembang. Dengan metode inkuiri yang diberikan pada setiap eksperimen siswa mulai terbiasa terhadap prosedur praktikum. Dari eksperimen ke eksperimen siswa mulai mengembangkan keterampilan mereka dalam mengobservasi dengan maksimal indera yang mereka miliki untuk mencatat seluruh hasil eksperimen yang perlu dicatatkan ke dalam LKS. Namun dalam setiap eksperimen yang dilakukan masih terlihat beberapa siswa yang hanya melihat rekan kelompok yang sedang melaksanakan eksperimen. Keterampilan observasi mempunyai peran penting dalam penyelidikan sains. Observasi dapat dikatakan sebagai keterampilan yang sederhana ketika sekedar melihat benda untuk menyatakan sesuatu secara kongkret. Tetapi observasi juga bisa dikatakan sebagai keterampilan yang kompleks ketika diterapkan untuk memberikan penjelasan lebih jauh dan menghasilkan teori terkait fenomena yang diobservasi Ahtee et al., 2009.

4.2.2.2 Keterampilan Mengukur

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Konsep Matematika (PTK Pada Siswa Kel

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Konsep Matematika (PTK Pada Siswa Kela

0 1 13

PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA TOPIK TEKANAN.

0 2 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 5 48

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN VERIFIKASI PADA KONSEP FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 4 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS.

3 13 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

0 0 50

PENERAPAN ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI CAHAYA SISWA SMP.

5 9 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 6 266

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Pratikum Pada Topik Pengukuran Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

0 0 11