Metode dan Teknik Pengumpulan Data

berupa harian Koran Tempo edisi September – Desember 2015 rubrik opini dan dalam pencatatannya menggunakan transkripsi ortografis berupa tulisan. Selain teknik catat, teknik yang digunakan dalam pegumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Menurut Syamsuddin 2007: 108 teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Lincoln dan Guba dalam Syamsuddin 2007: 108 mengartikan „rekaman‟ sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. Sedangkan kata „dokumen‟ digunakan untuk mengacu pada setiap tulisan atau bukan selain „rekaman‟ yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, naskah, editorial surat kabar, catatan kasus, skrip televisi, foto-foto. Maka teknik dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan dokumen yang berupa opini disurat kabar terutama di surat kabar harian Koran Tempo edisi September – Desember 2015. Jadi, peneliti dalam pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat setelah semua dokumendata yang dibutuhkan terkumpul peneliti menggunakan metode simak dengan teknik catat dalam mencari kalimat yang mengandung ungkapan deiksis pada opini di harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015 dan dokumentasi dokumen peneliti menggumpulkan data opini pada harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015.

3.4 Instrumen Penelitian

Metode penelitian kualitatif memiliki instrumen penelitian tersendiri. Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti bahkan menjadi instrumen sementara instrumen lainnya, yaitu buku catatan, tape recorder videoaudio, kamera, dan sebagainya. Menurut Nasution dalam Prastowo 2014: 43, peneliti adalah key instrument atau alat penelitian utama. Dialah yang mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar-manusia, membaca gerak muka, serta menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian Prastowo, 2014: 43. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Chony dan Almansur 2014: 95 yang menyatakan bahwa instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri, yaitu peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang membuka kunci, menelaah, dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib, dan leluasa, bahkan ada yang menyebutnya sebagai key instrument. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian yang berjudul Feomena Deiksis pada Rubrik Opini di Harian Koran Tempo Edisi September-Desember 2015 menggunakan peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian. Dalam hal ini, peneliti memiliki peranan penting dalam penelitian ini. Peneliti sendiri yang melakukan telaah atau melakukan eksplorasi terhadap penelitian terkait deiksis ini yang menggunakan Koran Tempo khususnya pada rubrik opini sebagai sumber data.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian sangat dibutuhkan, karena pada tahap ini data yang sudah ditetapkan atau dikumpulkan kemudian dianalisis. Moleong 1989: 112 mengatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Hal ini sejalan dengan Bogdan Biklen dalam Syamsuddin 2007: 110 yang mengatakan bahwa analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan- bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain. analisis data melibatkan pengerjaan organisasi data, pemilahan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Berdasarkan kedua pengertian kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan kegiatan penggolongan atau pengorganisasian data yang sudah dikumpulkan sesuai jenisnya. Misalnya saja peneliti melakukan penelitian terhadap deiksis, maka data yang telah dikumpulkan itu digolongkan atau dikategorikan sesuai jenis-jenisnya data yang mengandung deiskis persona digolongkan atau dikelompokkan dengan deiksis persona, data yang mengandung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI deiksis waktu digolongkandikelompokkan dengan deiksis waktu, dan sebagainya, sehingga dapat tersusun dan tergolong dengan baik data itu sesuai jenisnya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Moleong 1989: 113 yang mengatakan bahwa pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikanya. Menurut Sudaryanto 2015: 7 tahap analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan Nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu. Hal ini juga membuktikan dalam analisis data, metode dan teknik sangat dibutuhkan. Sudaryanto 2015: 9 mengatakan bahwa teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode. Sudaryanto 2015: 9 mengatakan bahwa metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan. Sudaryanto 2015: 17 menjelaskan bahwa metode yang dapat digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data ada dua, yaitu metode padan dan metode agih. Metode agih memiliki alat penentu berupa bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri, dengan rangka kerja selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata, fungsi sintaksis, klausa, silabe kata, titinada, dan yang lainnya. Metode padan memiliki alat penentuya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan metode padan digunakan karena bahasa yang diteliti memang sudah memiliki hubungan dengan hal-hal di luar bahsa yang bersangkutan bagaimana sifat hubungan itu. Metode padan dibagi menjadi lima jenis yaitu referensial alat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI