Maksud Rujukan Anafora Maksud Rujukan Konstituen Sebelah

sebelumnya Budi Waseso mengungkapkan ingin melakukan revisi UU Nomor 35 tahun 2009 tentang rehabilitasi bagi pengguna narkoba. Selain itu, sebelum kalimat 28M muncul, telah disebutkan nama Budi Waseso, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi wujud ia data 28M bermakud merujuk pada Budi Waseso. 29M Dalam forum itu, dia tanpa basa-basi langsung mempresentasikan restorasi maritim: budi daya laut, pasar gelap tuna, dan pemanfaatan perairan zone ekonomi ekslusif ZEE, penangkapan ikan legal, serta padat karya sektor maritim. Koran Tempo, 2 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Alan F. Koropitan seorang lektor Kepala Bidang Oseanografi Institut Pertanian Bogor yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 2 November 2015 kepada pembaca.Tuturan ini berkaitan dengan keputusan Presiden RI Jokowi yang membentuk Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman pada November 2014 karena adanya tumpang tindih di sektor kelautan yang menghambat pembangunan. Penulis teringat dengan pidato kampanye kampanye perebutan kursi presiden RI Jokowi pada Juni 2014 di Forum Hari Kelautan Sedunia di Bandung. Tuturan data 29M memiliki wujud deiksis berupa dia. Kata dia merupakan deiksis anafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga tunggalmerujuk orang yang sedang dibicarakan dalam tuturan. Data 29M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud dia pada data 29M bermaksud merujuk pada Presiden RI Joko Widodo. Maksud deiksis data 29M dapat diketahui karena ditulis oleh Alan F. Koropitan seorang lektor Kepala Bidang Oseanografi Institut Pertanian Bogor melalui opini harian Koran Tempo edisi 2 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 29M memiliki kaitan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keputusan Presiden RI Jokowi yang membentuk Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman pada November 2014 karena adanya tumpang tindih di sektor kelautan yang menghambat pembangunan. Penulis Alan F. Koropitan menceritakan Presiden RI Joko Widodo ketika melakukan kampanye presiden 2014 yang ketika berada dalam suatu forum langsung secara tegas dan tanpa basa- basi langsung mempresentasikan restorasi maritim. Selain itu, sebelum kalimat 29M muncul, telah disebutkan nama Presiden RI Joko Widodo, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi wujud dia data 29M bermakud merujuk pada Presiden RI Joko Widodo. 30M Saya sendiri, ketika selesai membaca buku ini, mencoba menariknya dengan pengalaman pribadi ketika berhubungan dengan beliau. Koran Tempo, 28 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Fadel Muhammad seorang Ketua Komisi XI DPR RI yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 28 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan ada peluncuran buku yang berjudul “Reinventing Indonesia” ditulis oleh Ginandjar Kartasasmita dan Joseph J. Stern pada 9 September 2015 di Universitas Indonesia. Isi buku berjudul “Reinventing Indonesia” menceritakan tentang krisis ekonomi-politik periode 1997-1999 dan menguraikan tranformasi demokrasi di Indonesia dan sekitar tahun 1997-1999 B.J. Habibie memiliki peran penting dalam pemantapan demokrasi di Indonesia. Tuturan data 30M memiliki wujud deiksis berupa Beliau. Kata Beliau merupakan deiksis anafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga tunggalmemiliki rujukan pada orang yang dibicarakan. Data 30M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud Beliau pada data 30M bermaksud merujuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada B.J. Habibie. Maksud deiksis data 30M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Fadel Muhammad seorang Ketua Komisi XI DPR RI melalui opini harian Koran Tempo edisi 28 September 2015 kepada pemmbaca. Kemunculan data 30M memiliki kaitan dengan peluncuran buku yang berjudul “Reinventing Indonesia” ditulis oleh Ginandjar Kartasasmita dan Joseph J. Stern pada 9 September 2015 di Universitas Indonesia. Penulis Fadel Muhammad menceritakan pengalamannya ketika membaca buku berjudul “Reinventing Indonesia” yang menceritakan tahun 1997-1999 Indonesia mengalami krisis ekonomi-politik, transformasi demokrasi Indonesia, serta peran B.J. Habibie dalam pemantapan demokrasi di Indonesia, kemudian mencoba menerapkannya ketika berhubungan dengan B.J. Habibie. Selain itu, sebelum kalimat 30M muncul, telah disebutkan nama B.J. Habibie, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi wujud Beliau data 30M bermakud merujuk pada B.J. Habibie. 31M Sekarang saatnya ia dituntut bersikap dan bertindak berdasarkan pada clarity tujuan yang ingin dicapai pemerintahannya, untuk membuktikan kualitas leadership-nya. Koran Tempo, 16 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Mohamad Cholid seorang International Certified Business Coach at Action Coach; Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 16 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kinerja kepemimpinan Presiden Jokowi Oktober 2014 hingga Oktober 2015 di Indonesia yang penuh kontroversial dan membuat greget dibeberapa kalangan berupa kenaikan inflasi karena kenaikan BBM walaupun meringankan APBN, melakukan manuver stategis mengganti kabinet yang berkerja tidak serius, dan mampu menangani kegaduhan di Polri. Tuturan data 31M memiliki wujud deiksis berupa -nya. Kata -nya merupakan deiksis anafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga tunggalmerujuk pada orang yang dibicarakan. Data 31M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud -nya pada data 31M bermaksud merujuk pada Presiden Jokowi. Maksud deiksis data 31M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Mohamad Cholid seorang International Certified Business Coach at Action Coach; Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman melalui opini harian Koran Tempo edisi 16 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 31M memiliki kaitan dengan kinerja kepemimpinan Presiden Jokowi Oktober 2014 hingga Oktober 2015 di Indonesia yang penuh kontroversial dan membuat greget dibeberapa kalangan berupa kenaikan inflasi karena kenaikan BBM walaupun meringankan APBN, melakukan manuver stategis mengganti kabinet yang berkerja tidak serius, dan mampu menangani kegaduhan di Polri. Penulis Mohamad Cholid mengungkapkan harapannya agar Presiden RI Jokowi tetap menjaga keparcayaan rakyat dan tetap meningkatkan kualitas dalam kepemimpinan Presiden RI Jokowi dalam memerintah Indonesia. Selain itu, sebelum kalimat 31M muncul, telah disebutkan nama Presiden Jokowi, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi wujud -nya data 31M bermakud merujuk pada Presiden Jokowi. 32M Keduanya ditangkap dalam kondisi hampir bugil ketika hendak melayani laki-laki yang mem-booking-nya di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Koran Tempo, 17 Desember 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Bagong Suyanto seorang dosen Sosiologi Universitas Airlangga, Peneliti Pelacuran yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 17 Desember 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terbongkarnya prostitusi artis dengan tertangkapnya Nikita Mirzani dan Puti Revita yang tertangkap di salah satu hotel berbintang di Jakarta. Nikita Mirzani dan Puti Revita merupakan artis nasional. Tuturan data 32M memiliki wujud deiksis berupa -nya. Kata -nya merupakan deiksis anafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga jamakmemiliki rujukan pada orang yang dibicarakan yang jumlahnya lebih dari satu orang. Data 32M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud -nya pada data 32M bermaksud merujuk pada Nikita Mirzani dan Puti Revita. Maksud deiksis data 32M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Bagong Suyanto seorang dosen Sosiologi Universitas Airlangga peneliti pelacuran melalui opini harian Koran Tempo edisi 17 Desember 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 32M memiliki kaitan dengan terbongkarnya prostitusi artis dengan tertangkapnya Nikita Mirzani dan Puti Revita yang tertangkap di salah satu hotel berbintang di Jakarta. Penulis Bagong Suyanto menceritakan kronologi penangkapan artis Nikita Mirzani dan Puti Revita ketika berada di hotel berbintang di Jakarta dengan keadaan hampir bugil. Selain itu, sebelum kalimat 32M muncul, telah disebutkan nama Nikita Mirzani dan Puti Revita, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi wujud -nya data 32M bermakud merujuk pada Nikita Mirzani dan Puti Revita. 33M Mereka berada di New York 25-27 September mendatang untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang Pembangunan Pasca -2015. Koran Tempo, 22 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Desra Percaya seorang Duta BesarWakil Tetap pada PBB di New York yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 22 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan akan diadakannya pelaksanaan PBB di New York, AS yang akan membicarakan Pembangunan Pasca 2015 pada tanggal 25 Setember hingga 27 September 2015. Orang-orang penting seperti Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai Pemenang Nobel Perdamaian akan hadir di acara PBB di New York pada 25 sampai 27 September 2015. Tuturan data 33M memiliki wujud deiksis berupa mereka. Kata mereka merupakan deiksis anafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga jamakmemiliki rujukan pada orang yang dibicarakan dengan jumlahnya lebih dari satu orang. Data 33M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud mereka pada data 33M bermaksud merujuk pada Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai Pemenang Nobel Perdamaian. Maksud deiksis data 33M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Desra Percaya seorang Duta BesarWakil Tetap pada PBB di New York melalui opini harian Koran Tempo edisi 22 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 33 memiliki kaitan dengan akan diadakannya pelaksanaan PBB di New York, AS yang akan membicarakan Pembangunan Pasca 2015 pada tanggal 25 Setember hingga 27 September 2015. Penulis Desra Percaya menunjukkan tamu-tamu yang akan menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tentang Pembangunan Pasca -2015 seperti Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai Pemenang Nobel Perdamaian pada 25-27 September 2015 di New York, AS. Selain itu, sebelum kalimat 33M muncul, telah disebutkan nama Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai Pemenang Nobel Perdamaian, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi wujud mereka pada data 33M bermakud merujuk pada Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai Pemenang Nobel Perdamaian. 34M Lebih jauh, John Stein, redaktur keamanan nasional untuk Congressional Quarterly di Washington, mengungkapkan,”Sebagian besar pejabat AS bukan hanya anggota kongres, juga inteligen dan penegak hukum AS yang telah saya wawancarai tidak mengetahui apa-apa tentang Islam secara mendasar.” Koran Tempo, 17 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Husein Ja‟far Al Hadar seorang pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 17 November 2015 kepada pembaca dengan mencantumkan perkataan dari John Stein, redaktur keamanan nasional untuk Congressional Quarterly. Tuturan ini berkaitan dengan terorpeledakan bom di Kota Paris, Prancis pada 14 November 2015. Muncul sebuah anggapan bahwa terjadinya peledakan bom di Kota Paris disebabkan karena barat Prancis, Amerika, dan sebagainya ikut melakukan penyerangan teradap ISIS. Tuturan data 34M memiliki wujud deiksis berupa saya. Kata saya merupakan deiksis anafora persona yang memiliki rujukan pada persona pertama tunggalmemiliki rujukan pada orang yang dibicarakan penulis menggunakan kutipan langsung. Data 34M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud saya pada data 34M bermaksud merujuk pada John Stein. Maksud deiksis data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34M dapat diketahui karena berupa ungkapan langsung dari John Stein, yang kemudian ungkapan langsung dari John Stein dituliskan kembali oleh penulis Husein Ja‟far Al Hadar seorang pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta di opini harian Koran Tempo edisi 17 November 2015. Kemunculan data 34M memiliki kaitan dengan terorpeledakan bom di Kota Paris, Prancis pada 14 November 2015. Penulis Husein Ja‟far Al Hadar menunjukkan pernyataan dari John Stein, redaktur keamanan nasional untuk Congressional Quarterly di Washington terkait wawancara John Stein kepada sebagian besar pejabat AS mengenai Islam secara mendasar yang hasilnya para pejabat AS yang diwawancarai tidak mengetahui apa-apa tentang Islam. Selain itu, nama John Stein muncul sebelum kata ungkapan deiksis muncul pada data 34M. Jadi kata saya 34M bermakud merujuk pada John Stein. 2 Deiksis Anafora Bukan Persona Maksud deiksis anafora bukan persona merujuk pada bukan insan atau bukan manusia yang berada di dalam tekstopik pembicaraan tepatnya pada konstituen sebelah kirisebelum kalimat atau kata yang mengandung deiksis diujarkandituliskan oleh penuturpenulis. Berikut merupakan contoh kalimat yang mengandung deiksis anafora bukan persona. 35M Ia menyimpan harmoni sekaligus petaka bila kita emoh merwatnya. Koran Tempo, 4 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Heri Priyatmoko seorang Dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 4 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Gunung Lawu yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami kebakaran hebat. Gunung Lawu memiliki dua sifat memberi manfaat dan petaka, yang dalam penentuan sifat ditentukan sendiri oleh manusia apakah mau merwat atau merusaknya. Tuturan data 35M memiliki wujud deiksis berupa ia. Kata ia merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan personabukan insan atau merujuk pada benda yang jumlahnya tunggal jika dalam anafora persona masuk dalam deiksis persona kata ganti persona tunggal memiliki rujukan pada bukan orang yang dibicarakan dengan konstituen berada disebelah kiri. Data 35M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud ia pada data 35M bermaksud merujuk pada Gunung Lawu. Maksud deiksis data 35M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Heri Priyatmoko seorang dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma melalui opini harian Koran Tempo edisi 4 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 35M memiliki kaitan dengan kebakaran yang terjadi di Gunung Lawu yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penulis Heri Priyatmoko mengungkapkan bahwa Gunung Lawu jika manusia tidak mau menjaga dan merawat akan memberikan dampak yang tidak baik dan sebaliknya jika manusia mau menjaga Gunung Lawu akan memberikan kemakmuran dan keelokan bagi manusia. Selain itu, sebelum kalimat 35M muncul, telah disebutkan mengenai Gunung Lawu, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud ia pada data 35M bermakud merujuk pada Gunung Lawu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36M Pohon adalah kehidupan, Tuhan pun meliputinya. Koran Tempo, 19 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Candra Malik seorang praktisi tasawuf yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 19 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan pada Juni 2015. Penulis mencoba mengkaitkan Tuhan dan hutan dari sisi agama. Tuturan data 36M memiliki wujud deiksis berupa -nya. Kata -nya merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan personabukan insan atau merujuk pada benda yang jumlahnya tunggal jika dalam anafora persona masuk dalam deiksis anafora persona ketiga tunggalmemiliki rujukan bukan manusia dengan konstituen berada disebelah kiri. Data 36M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud -nya pada data 36M bermaksud merujuk pada pohon. Maksud deiksis data 36M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Candra Malik seorang praktisi tasawuf di rubrik opini harian Koran Tempo edisi 19 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 36M memiliki kaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan pada Juni 2015. Penulis Candra Malik mengungkapkan bahwa pohon merupakan sumber kehidupan karena tanpa pohon mahluk hidup terutama manusia tidak dapat bernafastidak bisa menghirup udara, karena melalui pohon Tuhan memberikan kehidupan bagi mahluk hidup. Selain itu, sebelum kalimat 36M muncul, telah disebutkan mengenai pohon, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud -nya pada data 36M bermakud merujuk pada pohon. 37M Keduanya dibedakan dari proses packag ing“-nya untuk memudahkan transportasi. Koran Tempo, 1 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Andang Bachtiar seorang anggota Dewan Energi Nasional yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 1 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan pengalihan program minyak tanah ke gas elpiji secara masal yang dimulai dari tahun 2007 hingga tahun 2015. Gas elpiji merupakan salah satu bagian dari gas alamiah dan satu bagian lain dari gas alamiah berupa gas CNG, maka untuk membedakan antara gas elpiji dan gas CNG dalam proses packaging dibedakan agar memudahkan pengirimannyapenyebarannya kepada konsumen. Tuturan data 37M memiliki wujud deiksis berupa -nya. Kata -nya merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan personabukan insan atau merujuk pada benda yang jumlahnya jamaklebih dari satu jika dalam anafora persona masuk dalam deiksis anafora persona ketiga jamakmemiliki rujukan pada bukan persona dengan konstituen di sebelah kiri. Data 37M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud -nya pada data 37M bermaksud merujuk pada gas elpiji dan gas CNG. Maksud deiksis data 37M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Andang Bachtiar seorang anggota Dewan Energi Nasional melalui opini harian Koran Tempo edisi 1 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 37M memiliki kaitan dengan pengalihan program minyak tanah ke gas elpiji secara masal yang dimulai dari tahun 2007 hingga tahun 2015. Penulis Andang Bachtiar mengungkapkan bahwa elpiji dan CNG merupakan gas yang sama-sama berasal dari gas alamiah, hanya dalam proses mengepakannya dibedakan menjadi dua gar mudah dalam pendistribusiannya ke penjual maupun langsung ke konsumen. Selain itu, sebelum kalimat 37M muncul, telah disebutkan mengenai gas elpiji dan gas CNG, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud -nya pada data 37M bermakud merujuk pada gas elpiji dan gas CNG. 38M Paham ini telah menempatkan alam sebagai sumber eksploitasi. Koran Tempo, 8 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Toto Subandriyo seorang lulusan Institut Pertanian yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, sehingga menimbulkan bencana asap yang parah di Sumatera pada pertengahan tahun 2015, kemudian penulis teringat paham Aristoteles bernama antroposentrisme berupa tumbuh-tuhbuhan di bumi disediakan untuk binatang, sedangkan binatang disediakan untuk manusia dan penulis mencoba mengaitkannya dengan bencana kebakaran hutan dan kabut asap di Indonesia. Tuturan data 38M memiliki wujud deiksis berupa ini. Kata ini merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada pernyataanbukan persona dengan konstituen disebelah kiri. Data 38M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud ini pada data 38M bermaksud merujuk pada paham Aristoteles bernama antroposentrisme berupa tumbuh-tumbuh di bumi disediakan untuk binatang, sedangkan binatang disediakan untuk manusia. Maksud deiksis data 38M dapat diketahui karena ditulisdismapaikan oleh Toto Subandriyo seorang lulusan Institut Pertanian melalui opini harian Koran Tempo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 38M memiliki kaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, sehingga menimbulkan bencana asap yang parah di Sumatera pada pertengahan tahun 2015. Penulis Toto Subandriyo mengaitkan paham Aristoteles bernama antroposentrisme berupa tumbuh-tumbuh di bumi disediakan untuk binatang, sedangkan binatang disediakan untuk manusia, membuat manusia berpikir untuk eksploitasi alam termasuk hutan demi kebutuhan konsumerisme semata manusia, sehingga mansuia berpikir enggan untuk merawat maupun menjaga alam. Selain itu, sebelum kalimat 38M muncul, telah disebutkan mengenai paham Aristoteles bernama antroposentrisme berupa tumbuh-tumbuh di bumi disediakan untuk binatang, sedangkan binatang disediakan untuk manusia, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud ini pada data 38M bermakud merujuk pada paham Aristoteles bernama antroposentrisme berupa tumbuh-tumbuh di bumi disediakan untuk binatang, sedangkan binatang disediakan untuk manusia. 39M Biaya itu besarannya sesuai dengan waktu yang diharapkan oleh si pemilik barang. Koran Tempo, 2 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Pongki Pamungkas seorang penulis buku The Answer is Love 2013 yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 2 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kemarahan Presiden RI Jokowi terhadap pengelola pelabuhan di Tanjung Priok karena adanya dwelling time yang melebihi batas waktu atau lamanya waktu tunggu, sehingga diduga adanya pungutan liar yang melebihi batas ketentuan terhadap biaya perizinan untuk penginapan barang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di pelabuhan atau pemungutan uang melebihi batas aturan pungutan yang ditetapkan oleh pihak pelabuhanpemerintah. Tuturan data 39M memiliki wujud deiksis berupa itu. Kata itu merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan persona dengan konstituen disebelah kiri. Data 39M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud itu pada data 39M bermaksud merujuk pada biaya perizinan untuk penginapan barang di pelabuhan. Maksud deiksis data 39M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Pongki Pamungkas seorang penulis buku The Answer is Love 2013 melalui opini harian Koran Tempo edisi 2 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 39M memiliki kaitan dengan kemarahan Presiden RI Jokowi terhadap pengelola pelabuhan di Tanjung Priok karena adanya dwelling time yang melebihi batas waktu atau lamanya waktu tunggu. Penulis Pongki Pamungkas mengungkapkan bahwa Kemarahan Persiden RI Jokowi diduga karena pelabuhan Tanjung Priok melakukan dwelling time lama waktu tunggu memperlama waktu tunggutinggal barang dipelabuhan yang bertujuan agar pihak pelabuhan dapat meminta biaya perizinan untuk penginapan barang di pelabuhan lebih banyak dan besar kecilnya biaya ditentukan oleh waktu keinginan pemilik barang menitipkan barangnya di pelabuhan. Selain itu, sebelum kalimat 39M muncul, telah disebutkan mengenai biaya perizinan untuk penginapan barang di pelabuhan, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud itu pada data 39M bermakud merujuk pada biaya perizinan untuk penginapan barang di pelabuhan. 40M Seringkali dinyatakan bahwa tahun ini negara tak lagi mengimpor bawang merah dan cabai, dalam kenyataannya tidak demikian. Koran Tempo, 29 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Dwi Andreas Santosa seorang Guru Besar Fakultas Pertanian Istitut Pertanian Bogor yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 29 Oktober 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo tahun 2015. Perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional yang dibuat Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 membuat pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor bawang merah dan cabai dari luar negeri. kenyataannya setelah melakukan perubahan kebijakan pangan nasional, pemerintah Indonesia masih impor bawang merah dan cabai. Tuturan data 40M memiliki wujud deiksis berupa demikian. Kata demikian merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan persona dengan konstituen disebelah kiri. Data 40M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud demikian pada data 40M bermaksud merujuk pada Pemerintah Indonesia tahun 2015 yang tidak lagi mengimpor bawang merah dan cabai. Maksud deiksis data 40M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Dwi Andreas Santosa seorang Guru Besar Fakultas Pertanian Istitut Pertanian Bogor melalui opini harian Koran Tempo edisi 29 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 40M memiliki kaitan dengan perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 dengan tujuan pemerintah Indonesia tidak melakukan impor bawang merah dan cabai dari luar negeri. Penulis Dwi Andreas Santosa mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia tidak menjalankan dengan baik dari perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 yang berupa pemerintah Indonesia tidak melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI impor bawang merah dan cabai dari luar negeri dan kenyataanya pemerintah Indonesia tetap masih melakukan impor bawang merah dan cabai. Selain itu, sebelum kalimat 40M muncul, telah disebutkan mengenai Pemerintah Indonesia tahun 2015 yang tidak lagi mengimpor bawang merah dan cabai, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud demikian pada data 40M bermakud merujuk pada Pemerintah Indonesia tahun 2015 yang tidak lagi mengimpor bawang merah dan cabai. 41M Dengan begitu, kedekatan antar umat beragama tak lagi abstrak dan verbal, tetapi nyata dan fisik. Koran Tempo, 23 Desember 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Husein Ja‟far Al Hadar seorang pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 23 Desember 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan akan datangnya peringatan Natal tahun 2015 pada 25 Desember 2015. Sebelum perayaan Natal 2015 tiba, muncul kelompok muslim ekstrem yang menganggap bahwa mengucapkan selamat Natal kepada orang Kristiani merupakan hal yang haram. Penulis teringat dengan ajakan Imam Shamsi Al-imam asal Sulwesi di New York – bersama Rabi Marc Schneier – pemuka Yahudi berpegaruh di AS yang mengajak umat Islam untuk bukan lagi sekedar bekerja sama, melainkan saling membela, sehingga hubungan antarumat beragama nyata dan fisik. Tuturan data 41M memiliki wujud deiksis berupa begitu. Kata begitu merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan persona dengan konstituen disebelah kiri. Data 41M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud begitu pada data 41M bermaksud merujuk pada ajakan Imam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Shamsi Al-imam asal Sulwesi di New York – bersama Rabi Marc Schneier – pemuka Yahudi berpegaruh di AS kepada umat Islam untuk bukan lagi sekedar bekerja sama, melainkan saling membela. Maksud deiksis data 41 dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Husein Ja‟far Al Hadar seorang pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta melalui opini harian Koran Tempo edisi 23 Desember 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 41M memiliki kaitan dengan akan datangnya peringatan Natal tahun 2015 pada 25 Desember 2015 dan Sebelum perayaan Natal 2015 tiba, muncul kelompok muslim ekstrem yang menganggap bahwa mengucapkan selamat Natal kepada orang Kristiani merupakan hal yang haram. Penulis Husein Ja‟far Al Hadar mengungkapkan bahwa dengan menerapkan ajakan Imam Shamsi Al-imam asal Sulwesi di New York – bersama Rabi Marc Schneier – pemuka Yahudi berpegaruh di AS kepada umat Islam untuk bukan lagi sekedar bekerja sama, melainkan saling membela, hubungan antar umat beragama akan nyata dan toletansi antarumat beragama juga akan terjaga dan dapat diwujudkan. Selain itu, sebelum kalimat 41M muncul, telah disebutkan mengenai ajakan Imam Shamsi Al-imam asal Sulwesi di New York – bersama Rabi Marc Schneier – pemuka Yahudi berpegaruh di AS kepada umat Islam untuk bukan lagi sekedar bekerja sama, melainkan saling membela, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi wujud begitu pada data 41M bermakud merujuk pada ajakan Imam Shamsi Al-imam asal Sulwesi di New York – bersama Rabi Marc Schneier – pemuka Yahudi berpegaruh di AS kepada umat Islam untuk bukan lagi sekedar bekerja sama, melainkan saling membela. 42M Pada kenyataannya, impres tersebut seperti macan kertas yang sangat lemah dalam implementasi. Koran Tempo, 8 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Toto Subandriyo seorang lulusan Institut Pertanian Bogor yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan pada Juni 2015, sehingga menimbulkan bencana asap yang parah dan sampai tulisan ini dibuat bencana kebakaran hutan dan kabut asap masih terjadi. Sebelum terjadi kebakaran hutan dan bencana kabut asap, Presiden Jokowi telah menandatangi Inpres Nomor 8 tahun 2015 tentang Penundaan Pemberiaan Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut pada Mei 2015. Tuturan data 42M memiliki wujud deiksis berupa tersebut. Kata tersebut merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan persona dengan konstituen disebelah kiri. Data 42M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud tersebut pada data 42M bermaksud merujuk pada Impres Nomor 8 Tahun 2015 tentang penundaan pemberiaan izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan primer dan lahan gambut. Maksud deiksis data 42M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Toto Subandriyo seorang lulusan Institut Pertanian Bogor melalui opini harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 42M memiliki kaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan pada Juni 2015, sehingga menimbulkan bencana asap yang parah dan sampai tulisan ini dibuat bencana kebakaran hutan dan kabut asap masih terjadi. Padahal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebelumnya Presiden Jokowi telah menandatangi Inpres Nomor 8 tahun 2015 tentang Penundaan Pemberiaan Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut pada Mei 2015. Penulis Toto Subandriyo mengungkapkan bahwa Impres Nomor 8 Tahun 2015 tentang penundaan pemberiaan izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan primer dan lahan gambut yang dikeluarkan oleh Presiden RI Jokowi tidak memberikan efek jera atau ketakutan bagi pihak-pihak yang akan melakukan pembukaan lahan baru dihutan dengan pembakaran yang terbukti setelah disahkan Impres Nomor 8 Tahun 2015 masih dilakukan pembakaran hutan hingga menimbulkan bencana kabut asap yang sampai mengenai negara-negara tetangga. Selain itu, sebelum kalimat 42M muncul, telah disebutkan mengenai Impres Nomor 8 Tahun 2015 tentang penundaan pemberiaan izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan primer dan lahan gambut, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi, wujud tersebut pada data 42M bermakud merujuk pada Impres Nomor 8 Tahun 2015 tentang penundaan pemberiaan izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan primer dan lahan gambut. 43M Mereka merasakan pengalaman baru di sana. Koran Tempo, 12 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Mustafa Ismail seorang peggiat di Teroka Indonesia yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 13 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kegiatan diskusi bernama NgobrolProsesKreatif yang diadakan oleh Mustafa Ismail di Bundaran HI Jakarta saat car free day . Acara NgobrolProsesKreatif menghadirkan beberapa narasumber dan dihadiri oleh pengunjungpeserta. Tuturan data 43M memiliki wujud deiksis berupa di sana. Kata di sana merupakan deiksis anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada bukan personabukan insan merujuk pada ruang dengan konstituen disebelah kiri. Data 43M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud di sana pada data 43M bermaksud merujuk pada Bundaran HI Jakarta tepat pelaksanaan NgobrolProsesKreatif. Maksud deiksis data 43M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Mustafa Ismail seorang peggiat di Teroka Indonesia melalui opini harian Koran Tempo edisi 12 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 43M memiliki kaitan dengan dilaksanakannya kegiatan diskusi bernama NgobrolProsesKreatif yang diadakan oleh Mustafa Ismail di Bundaran HI Jakarta saat car free day. Penulis Mustafa Ismail mengungkapkan bahwa diadakannya diskusi NgobrolProsesKreatif di Bundaran HI Jakarta dengan megundang narasumber yang sesuai dengan tema diskusi, membuat pengunjungpeserta maupun marasumber mendapatkan sebuah pengalaman baru yang belum pernah dirasakan oleh pengunjungpeserta maupun narasumber. Selain itu, sebelum kalimat 43M muncul, telah disebutkan mengenai Bundaran HI Jakarta tepat pelaksanaan NgobrolProsesKreatif, sehingga dapat dijadikan rujukan karena deiksis anafora bukan persona merujuk pada konstituen di sebelah kirisebelum kata ungkapan deiksis muncul yang berupa bukan personabukan insan. Jadi, wujud di sana pada data 43M bermakud merujuk pada Bundaran HI Jakarta tepat pelaksanaan NgobrolProsesKreatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa deiksis anafora memiliki acuan pada konstituen di sebelah kiri. Deiksis anafora memiliki dua jenis bagian deiksis yang berupa deiksis anafora persona dan deiksis anafora bukan persona. Kedua jenis deiksis tersebut sama-sama memiliki rujukan pada konstituen sebelah kiri disebut maksud rujukan anafora. Jadi, dapat diketahui bahwa deiksis anafora baik anafora persona dan anafora bukan persona yang memiliki rujukan pada konstituen sebelah kiri, memiliki maksud rujukan anafora.

4.2.2.2.2 Maksud Rujukan Katafora Maksud Rujukan Konstituen Sebelah Kanan

Maksud dalam deiksis rujukan katafora memiliki rujukan yang berada di dalam teks atau diujarkan secara langsung oleh penutur, tetapi mengacu pada konstituen yang ada disebelah kanan atau setelah kalimatkata yang mengandung deiksis muncul. Maksud akan diketahui setelah katafrasa yang mengandung deiksis muncul, maka dari itu deiksis katafora memiliki bentuk yang mengacu pada konstituen di sebelah kanannya. Berdasarkan buku Bambang Kaswanti Purwo yang berjudul Deiksis dalam Bahasa Indonesia deiksis katafora memiliki dua jenis yang berupa deiksis katafora persona dan deiksis katafora bukan persona. 1 Deiksis Katafora Persona Maksud deiksis katafora persona merujuk pada insan atau manusia yang berada di dalam teksmerujuk pada orang yang dibicarakan dalam tuturan tepatnya berada di konstituen disebelah kanansesudah kalimat atau kata yang mengandung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI deiksis diujarkandituliskan oleh penuturpenulis. Berikut merupakan contoh kalimat yang mengandung deiksis katafora persona. 44M Kedua, mereka yang punya penyakit kronis paru dan jantung harus waspada terhadap keluhan yang timbul atau semakin beratnya keluhan. Koran Tempo, 5 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Tjandra Yoga Aditama seorang guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 5 Oktober 2015 kepada pembaca.Tuturan ini berkaitan dengan kebakaran hutan dan bencana kabut asap di wilayah Indonesia terutama Sumatera dan Kalimatan sejak Juni 2015 dan sampai tulisan ini dibuat bencana kabut asap masih terjadi. Bencana kebakaran hutan dan kabut asap di Indonesia membuat penulis melakukan penelitian mengenai dampak asap kebakaran hutan bagi kesehatan manusia yang ada di kawasan kabut asap. Hasilnya ada dua dampak bagi para penghirup asap kebakaran hutan yaitu pertama, bagi yang memiliki daya tahan tubuh lemah dapat terserang ISPA hingga mengalami pneumonia dan kedua bagi yang memiliki penyakit kronis paru dan jantung jika mengirup asap kebakaran hutan penyakitnya akan semakin parahakut. Tuturan data 44M memiliki wujud deiksis berupa mereka. Kata mereka merupakan deiksis katafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga jamakmemiliki rujukan pada orang yang sedang dibicarakan dalam tuturan yang jumlahnya lebih dari satu dan mengacu pada konstituen disebelah kanan. Data 44M jika dikaitkan dengan teori deiksis, wujud mereka pada data 44M bermaksud merujuk pada orang-orang yang memiliki penyakit kronis paru dan jantung. Maksud deiksis data 44M dapat diketahui karena ditulisdisampaikan oleh Tjandra Yoga Aditama seorang guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui opini harian Koran Tempo edisi 5 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 44M memiliki kaitan dengan kebakaran hutan dan bencana kabut asap di wilayah Indonesia terutama Sumatera dan Kalimatan sejak Juni 2015 dan sampai tulisan ini dibuat bencana kabut asap masih terjadi. Penulis Tjandra Yoga Aditama menunjukkan salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis Tjandra Yoga Aditama terhadap bencana kabut asap yang sedang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia, dengan salah satunya menunjukkan bahwa punya penyakit kronis paru dan jantung harus lebih waspada dalam menghadapi kabut asap karena dapat memperparah penyakit kronis paru dan jantung. Selain itu, pada kalimat “Kedua, mereka yang punya penyakit kronis paru dan jantung harus waspada terhadap keluhan yang timbul atau semakin beratnya keluhan ” terdapat deiksis mereka yang rujukannya setelah kata yang mengandung deiksis muncul, karena deiksis katafora persona merujuk pada konstituen di sebelah kanansetelah kata ungkapan deiksis muncul yang berupa personainsan. Jadi, wujud mereka pada data 44M bermakud merujuk pada orang-orang yang memiliki penyakit kronis paru dan jantung. 45M Diberitakan bahwa, dalam interogasi, petugas kepolisian menanyakan identitas nama terakhirnya, Mohammed. Koran Tempo, 8 Oktober 2015 Konteks tuturan: Kalimat ini disampaikan oleh Ahmad Khotim Muzakka seorang Mahasiswa Center for Religious and Cross- Cultural Studies, Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 23 September 2015 kepada pembaca. Kalimat ini berkaitan dengan adanya kasus Ahmed Mohammed remaja 14 tahun yang di ditangkap dan diintrogasi polisi Amerika Serikat karena diduga membawa bom ke sekolah padahal hanya membawa jam tangan kreasi Ahmed sendiri pada 13 September 2015. Tuturan data 45M memiliki wujud deiksis berupa -nya. Kata -nya merupakan deiksis katafora persona yang memiliki rujukan pada persona ketiga tunggalmemiliki rujukan pada orang yang sedang dibicarakan dalam tuturan yang