Deiksis Waktu Deiksis Eksofora

Indonesia yang terjadi pada hari yang sama dituturkannya data 12W yaitu hari Rabu, 9 Desember 2015. Hal ini dapat diketahui karena disampaikan oleh Bawono Kumoro seorang Head of Politics and Government Department the Habibie Center pada opini di harian Koran Tempo edisi Rabu, 9 Desember 2015 kepada pembaca. kemunculan data 12W berkaitan dengan pemilihan umum kepala daerah di Indonesia Pilkada Serentak yang dilaksanakan pada Rabu, 9 Desember 2015. Wujud hari ini pada data 12W merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan hari, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud hari ini merupakan wujud deiksis, karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 12W, misalnya data 12W penulis menuliskan pendapatnya pada Jumat, 11 Desember 2015 dan pilkada serentak dilakukan juga hari Jumat, 11 Desember 2015, maka rujukan dari data 12W wujud “hari ini” bisa berubah bukan merujuk hari Rabu, 9 Desember 2015 tetapi merujuk hari Jumat, 11 Desember 2015. Berikut merupakan contoh data yang mengandung deiksis waktu rujukan hari. 13W Hasil penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum Myanmar yang diumumkan pada Senin lalu menyebutkan, di tingkat nasional, NLD mengurangi 135 dari 224 kursi Majelis Tinggi Amyotha Hluttaw, 255 dari 440 kursi Majelis Rendah Pyithu Hluttaw, serta 476 dari 860 total kursi parlemen daerah. Koran Tempo, 25 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Bambang Hartadi Nugroho seorang alumnus Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, The Australian National University yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 25 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan pemilihan umum di Myanmar pada 8 November 2015 yang dimenangkan oleh National League for Democracy NLD partai oposisi terbesar di Myanmar yang berada di bawah pimpinan Aung San Suu Kyi berdasarkan pengumuman resmi dari KPU Myanmar pada Senin lalu Senin, 23 November 2015. Kalimat pada data 13W di atas merupakan deiksis waktu rujukan hari karena terdapat wujud Senin lalu. Kata Senin lalu disebut deiksis waktu rujukan hari karena rujukannya adalah waktu yang sudah lampau atau waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur dan hanya berselang hari sebelum tuturankalimat dituturkanditerbitkan. Seperti yang dikatakan Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka rincinya Senin lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum data 13W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 25 November 2015 yaitu Senin, 23 November 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Bambang Hartadi Nugroho seorang alumnus Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, The Australian National University melalui opini di harian Koran Tempo edisi 25 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 13W berkaitan dengan pemilu di Myamnar pada 8 November 2015 yang dimenangkan oleh National League for Democracy NLD partai oposisi terbesar di Myanmar yang berada di bawah pimpinan Aung San Suu Kyi dan kemudian diumumkan oleh KPU Myanmar setelah pemilu yaitu pada 23 November 2015 yang bertepatan hari Senin. Wujud Senin lalu pada data 13W merupakan deiksis waktu rujukan hari, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud Senin lalu merupakan deiksis, karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 13W, misalnya data 13W penulis menuliskan pendapatnya pada Jumat, 11 November 2015, maka rujukan dari data 13W “Senin lalu” bisa berubah bukan merujuk hari Senin, 23 November 2015 tetapi merujuk hari Senin, 9 November 2015. Berikut merupakan contoh data yang mengandung deiksis waktu rujukan hari. 14W Namun teror kali ini menjadi yang paling mengerikan sejak Perang Dunia II. Koran Tempo, 25 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Husein Ja‟far Al Hadar seorang Pendiri Cultural Islamic Academy Jakarta yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 25 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terjadinya serangan teror bom di Paris, Prancis pada Jumat,13 November 2015. Pada PD II di Paris banyak sekali para teroris yang berada di Paris, sehingga membuat pemerinta Paris mengerahkan pasukan untuk menghabiskan teoris di Paris. Serangan teror juga pernah terjadi di Prancis pada 1939 yaitu ketika terjadi PD II. 15W Tapi ada setidaknya dua hal yang mengindikasikan bahwa situasi kali ini berbeda. Koran Tempo, 25 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Bambang Hartadi Nugroho seorang alumnus Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, The Australian National University yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 25 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan pemilihan umum di Myanmar pada 8 November 2015. Pemilu Myanmar pertama kali dilakukan pada tahun 1990 yang diwarnai dengan adanya kudeta militer, sedangkan pemilu Myanmar tahun 2015 memberikan hak- hak demokratis pada militer di Myanmar. Kalimat pada data 14W di atas merupakan deiksis waktu rujukan hari karena terdapat wujud kali ini. Kata kali ini merupakan deiksis waktu rujukan hari karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada hari. Adanya imbuhan ini pada kali ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktu yang bersamaan atau waktu sekarang pernah terjadi di masa lalu, kembali terjadi terakhir kalinya di waktu hampir bersamaan dengan dituturkannya atau dituliskan data 14W. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Data 14W wujud kali ini merujuk pada Jumat, 13 November 2015 peristiwa teror bom di Paris, Prancis yang serangan bom juga pernah terjadi di Prancis pada 1939 saat PD II. Pada penulisan pendapat ditulis setelah peristiwa bom di Prancis pada Jumat, 13 November 2015 terjadi yaitu Selasa, 17 November 2015 yang hanya sela beberapa hari karena masih berada di bulan dan tahun yang sama hanya berbeda tanggal. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Husein Ja‟far Al Hadar seorang penulis yang melalui opini di harian Koran Tempo edisi Selasa, 17 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 14 berkaitan dengan serangan teror bom di Paris, Prancis pada Jumat,13 November 2015. Serangan teror bom di Prais, Prancis membuat penulis Husein Ja‟far Al Hadar teringat dengan Perang Dunia II pada 1939 yang pernah terjadi di Prancis dengan terjadinya pula serangan teror bom. Kalimat pada data 15W di atas merupakan deiksis waktu rujukan hari karena terdapat wujud kali ini. Kata kali ini merupakan deiksis waktu rujukan hari karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada hari. Adanya imbuhan ini pada kali ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktu yang bersamaan atau waktu sekarang pernah terjadi di masa lalu, kembali terjadi terakhir kalinya di waktu hampir bersamaan dengan dituturkannya atau dituliskan data 15W. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Data 15W wujud kali ini merujuk pada Minggu, 8 November 2015 saat Pemilu di Myanmar yang pemilu Myanmar juga pernah terjadi pada 27 Mei 1990. Pada penulisan opini ditulis setelah diadakannya pemilu Myanmar pada Minggu, 8 November 2015 terjadi yaitu Rabu, 25 November 2015 yang hanya sela beberapa hari karena masih berada di bulan dan tahun yang sama hanya berbeda tanggal. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Bambang Hartadi Nugroho seorang alumnus Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, The Australian National University yang melalui opini di harian Koran Tempo edisi Rabu, 25 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 15W berkaitan dengan pemilihan umum di Myanmar pada Minggu, 8 November 2015 yang memberikan hak-hak demokratis pada militer di Myanmar. Penulis Bambang Hartadi Nugroho teringat dengan Pemilihan Umum di Myanmar juga pernah terjadi pada 27 Mei 1990 yang diwarnai dengan adanya kudeta militer. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 14W dan data 15W telah dijelaskan bahwa bentuk kata kali ini mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud kali ini merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan hari. Rujukan dari kata kali ini memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikan tergantung konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata kali ini, data 14W dan data 15W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. Berikut merupakan contoh data yang mengandung deiksis waktu rujukan hari. 16W Sekarang saatnya ia dituntut bersikap dan bertindak berdasarkan pada clarity tujuan yang ingin dicapai pemerintahannya, untuk membuktikan kualitas leadership-nya. Koran Tempo, 16 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Mohamad Cholid seorang International Certified Business Coach at Action Coach; alumnus The International Academy for Leadership, Jerman yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 16 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kinerja kepemimpinan Presiden Jokowi Oktober 2014 hingga Oktober 2015 di Indonesia yang penuh kontroversial dan membuat greget dibeberapa kalangan berupa kenaikan inflasi karena kenaikan BBM walaupun meringankan APBN, melakukan manuver stategis mengganti kabinet yang berkerja tidak serius, dan mampu menangani kegaduhan di Polri. 17W Dunia telah bergeser dua kali sejak model tersebut diperkenalkan, yaitu menjadi model triple bottom line, lalu sekarang menjadi model nested. Koran Tempo, 29 Desember 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jalal seorang Sustainability and Social Responsibility Strategist yang merupakan penulis opini harian Koran Tempo edisi Selasa, 29 Desember 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Otoritas jasa Keuangan OJK dan delapan bank di Indonesia melakukan penandatanganan green banking pilot project pada November 2015 yang merupakan perwujudan dari Roadmap Keuangan Berkelanjutan yang diluncurkan OJK pada akhir 2014 yang berupa model triple bottom line, kemudian tahun 2015 dan sampai tuturan ini muncul pada Selasa, 29 Desember 2015 menjadi model nested . Kalimat pada data 16W di atas merupakan deiksis waktu rujukan hari karena terdapat wujud sekarang. Kata sekarang disebut deiksis waktu rujukan hari karena merujuk pada waktu dituturkannya ujarankalimat tersebut. Purwo 1984: 71 kata sekarang bertitik labuh pada saat si pembicara mengucapkan kata itu dalam kalimat, atau yang disebut saat tuturan. Jadi, kata sekarang dapat menunjuk waktu diterbitkannya data 16W di harian Koran Tempo edisi Rabu,16 September 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Mohamad Cholid seorang International Certified Business Coach at Action Coach; alumnus The International Academy for Leadership, Jerman melalui opini di harian Koran Tempo edisi Rabu, 16 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 16W berkaitan dengan kinerja kepemimpinan Presiden Jokowi Oktober 2014 hingga Oktober 2015 di Indonesia yang penuh kontroversial dan membuat greget dibeberapa kalangan berupa kenaikan inflasi karena kenaikan BBM walaupun meringankan APBN, melakukan manuver stategis mengganti kabinet yang berkerja tidak serius, dan mampu menangani kegaduhan di Polri. Penulis menginginkan setelah tulisannya diterbitkan dan dibaca semua orang terutama Presiden RI Joko Widodo, langsung dapat memberikan rasa perubahan bagi Presiden Joko Widodo dalam menangani permasalahan pemerintahan Indonesia. Kalimat pada data 17W di atas merupakan deiksis waktu rujukan hari karena terdapat wujud sekarang. Kata sekarang disebut deiksis waktu rujukan hari karena merujuk pada waktu dituturkannya ujarankalimat tersebut. Purwo 1984: 71 kata sekarang bertitik labuh pada saat si pembicara mengucapkan kata itu dalam kalimat, atau yang disebut saat tuturan. Jadi, kata sekarang dapat menunjuk waktu diterbitkannya data 17W di harian Koran Tempo edisi Selasa, 29 Desember 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Jalal seorang Sustainability and Social Responsibility Strategist melalui opini di harian Koran Tempo edisi Selasa, 29 Desember 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 17W berkaitan dengan Otoritas jasa Keuangan OJK dan delapan bank di Indonesia melakukan penandatanganan green banking pilot project pada November 2015 yang merupakan perwujudan dari Roadmap Keuangan Berkelanjutan yang diluncurkan OJK pada akhir 2014 yang berupa model triple bottom line, kemudian sampai tuturan ini muncul pada Selasa, 29 Desember 2015 menjadi model nested. Dapat diketahui bahwa wujud sekarang data 17W merujuk pada Selasa, 29 Desember 2015 sampai Selasa, 29 Desember 2015 model nested sudah digunakan oleh OJK. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 16W dan data 17W telah dijelaskan bahwa bentuk kata sekarang mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud sekarang merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan hari. Rujukan dari kata sekarang memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergatung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata sekarang, data 16W dan data 17W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. 2 Deiksis Eksofora Waktu Rujukan Minggu Deiksis waktu rujukan minggu merupakan bagian dari deiksis eksofora yang rujukanreferensinya berada di luar teksluar tuturan atau berada di luar topik pembicaraan. Deiksis waktu merujuk pada waktu yang yang ada di luar tuturantidak diungkapkan secara langsung oleh penutur dan dikhususkan dalam jangka minggu. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan minggu. 18W Perkembangan menariknya adalah Vatikan pekan lalu menerima satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak, pengungsi Nasrani asal Ibu Kota Damaskus, Suriah. Koran Tempo, 26 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Faisal Assegaf seorang pemerhati Timur Tengah dan pendiri ALBALAD.CO yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 26 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan konflik bersenjata di Suriah dan Irak selama empat tahun jika dihitung sampai September 2015, sehingga menyebabkan warga sipil Suriah pergi mengungsi ke negara-negara yang dianggap aman yaitu di Vatikan, karena pada 12 September 2015 sudah ada warga sipil Suriah yang mengungsi ke Vatikan. Konflik Suriah dan Irak bukan saja melibatkan pemerintahan maupun warga sipil yang beragama Islam, akan tetapi juga memberikan dampak bagi warga non-IslamNasrani yang berada di Suriah dan Irak. 19W Sampai pekan lalu, kendati sudah mundur dari jabatan Ketua DPR, Setya tak dinyatakan bersalah secara etik oleh Mahkamah Kehormatan Dewan. Koran Tempo, 21 Desember 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh A. Dahana seorang Guru Besar Studi Cina Universitas Indonesia yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 21 Desember 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kasus “Papa minta saham” yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto, pengusaha Muhammad Rizal Chalik, dan Direktur PT Freeport Indonesia yang terbongkar pada 16 November 2015. Kasus “Papa minta saham” ditangani langsung oleh Mahkamah Kehormatan Dewan MKD dan terkuaknya kasus “Papa minta saham” membuat Setya Novanto Ketua DPR RI mengundurkan diri sebagai ketua DPR RI pada 16 Desember 2015. Kalimat pada data 18W di atas merupakan deiksis waktu rujukan minggu karena terdapat wujud pekan lalu. Kata pekan lalu disebut deiksis waktu rujukan minggu karena rujukannya berada di luar tekstidak diungkapkan secara langsung. Kata pekan lalu dikatakan deiksis waktu juga karena rujukannya merupakan waktu. Jika dilihat lebih dalam karena rujukannya merupakan minggu maka kata pekan lalu masuk dalam kategori deiksis waktu minggu. Selain itu, Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka, data 18W merujuk pada waktu sebelum tuturan 18W dibuat, yaitu pada 12 September 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Faisal Assegaf seorang pemerhati Timur Tengah dan pendiri ALBALAD.CO melalui opini di harian Koran Tempo edisi 26 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 18W juga berkaitan dengan adanya konflik di Suriah dan Irak selama empat tahun jika dihitung sampai bulan September 2015. Konfik di Suriah dan Irak membuat warga sipil di kedua wilayah, terutama Suriah mengungungsi ke negara-negara yang dianggap aman dari konflik seperti Vatikan. Seperti satu keluarga beragama Nasrani warga Suriah yang menggungsi ke Vatikan pada 19 September 2015. Warga sipil Suriah yang terkena dampak dari konflik antara Suriah dan Irak bukan hanya warga yang beragama Islam tetapi juga warga yang beragama Nasrani. Kalimat pada data 19W di atas merupakan deiksis eksofora waktu rujukan minggu karena terdapat wujud pekan lalu. Jika dilihat lebih dalam karena rujukannya merupakan minggu maka kata pekan lalu masuk dalam kategori deiksis waktu minggu. Selain itu, Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka, data 19W merujuk pada waktu sebelum tuturan 19W dibuat, yaitu pada 16 Desember 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh A. Dahana seorang Guru Besar Studi Cina Universitas Indonesia melalui opini di harian Koran Tempo edisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 desember 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 19W juga berkaitan dengan adanya kasus “Papa minta saham” yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto, pengusaha Muhammad Rizal Chalik, dan Direktur PT Freeport Indonesia yang dibongkar oleh Menteri ESDM Sudirman Said pada 16 November 2015. Terbongkarnya kasus “Papa minta saham” membuat Ketua DPR RI Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua DPR RI pada16 Desember 2015. Setelah Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR RIsetelah tanggal 16 Desember 2015 MKD tidak memberikan kepastian bahwa Setya Novanto melakukan penggaran kode etik. Jadi, dengan adanya konteks tersebut, wujud pekan lalu dapat disebut deiksis waktu rujukan minggu. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 18W dan data 19W telah dijelaskan bahwa bentuk kata pekan lalu mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud pekan lalu merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan minggu. Rujukan dari kata pekan lalu memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergantung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata pekan lalu, data 18W dan data 19W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan minggu. 20W Sewaktu bersepeda bersama para srikandi B2W di Lombok dua pekan lalu, peternak mutiara di Teluk Nara, Lombok juga mengeluh mengenai turunnya kualitas hasil budi daya karena naiknya suhu dan kondisi air. Koran Tempo, 8 September 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Moazzam Malik seorang Duta Besar Inggris dan Stig Traavik seorang Duta Besar Norwegia yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan isu perubahan iklim di dunia yang semakin dekat dan semakin terbukti bahwa dunia akan terjadi perubahan iklim yang sangat drastis. Penulis menunjukkan mengenai fakta kebenaran dari perubahan iklim di dunia melalui pengalaman nyata dari penulis ketika berada di Lombok, Indonesia tepatnya tanggal 2 September 2015. Kalimat pada data 20W di atas merupakan deiksis waktu rujukan minggu karena terdapat wujud dua pekan lalu. Kata dua pekan lalu disebut deiksis waktu rujukan minggu karena rujukannya adalah waktu yang sudah lampau atau waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur dan berselang minggu 2 minggu sebelum tuturankalimat dituturkanditerbitkan. Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka rincinya dua pekan lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum data 20W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 yaitu 26 Agustus 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Moazzam Malik seorang Duta Besar Inggris dan Stig Traavik seorang Duta Besar Norwegia melalui opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 20W berkaitan dengan perubahan iklim di dunia yang semakin dekat dan semakin terbukti bahwa dunia akan terjadi perubahan iklim yang sangat drastis, salah satunya ketika penulis Moazzam Malik seorang Duta Besar Inggris dan Stig Traavik seorang Duta Besar Norwegia berada di Indonesia, melakukan kunjungan di Lombok pada 26 Agustus 2015 dan melihat para petani mutiara yang mengalami kerugian karena perubahan iklim. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Wujud dua pekan lalu pada data 20W merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan minggu, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud dua pekan lalu deiksis waktu rujukan minggu karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 20W, misalnya data 20W penulis menuliskan pendapatnya pada 26 September 2015, maka rujukan dari data 20W wujud dua pekan lalu bisa berubah bukan merujuk dua pekan sebelum tanggal 8 September 2015 yaitu 2 September 2015 tetapi merujuk dua pekan sebelum tanggal 26 September yaitu 12 September 2015. 3 Deiksis Eksofora Waktu Rujukan Bulan Deiksis waktu rujukan bulan merupakan bagian dari deiksis eksofora yang rujukanreferensinya berada di luar teksluar tuturan atau berada di luar topik pembicaraan. Maka, deiksis waktu rujukan minggu merupakan deiksis yang rujukannya tidak diungkapkan secara langsung oleh penutur dan khusus merujuk pada bulan. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan bulan. 21W Jadi ada resiko rupiah akan tertekan dengan lebih signifikan lagi kalau langkah menurunkan BI rate dilakukan pada bulan ini. Koran Tempo, 23 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Purba Yudhi Sadewa seorang Ekonom Lulusan Purdue University, Amerika Serikat yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 23 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang memutuskan untuk menahan BI Rate di level 7,5 persen, mengingat kondisi ekonomi di dunia dan Indonesia sedang mengalami keloyoan. 22W Contoh yang paling aktual sanksi sosial adalah ketidakhadiran Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam resepsi pernikahan putrid Setya Novanto di hotel mewah di Jakarta pada awal bulan ini. Koran Tempo, 18 Desember 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Ponco Pamungkas seorang pengamat budaya di Jakarta yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 18 Desember 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan munculnya kasus pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang dilakukan oleh Ketua DPR RI Setya Novanto untuk meminta bagian saham dari bos PT Freeport Indonesia yang bisa disebut dengan kasus “Papa minta saham” hingga membuat Setya Novanto mengundurkan diri sebagai ketua DPR RI pada 16 Desember 2015. Kalimat pada data 21W di atas merupakan deiksis waktu rujukan bulan dengan wujud bulan ini. Kata bulan ini disebut deiksis eksofora waktu karena rujukannya berada di luar tekstidak diungkapkan secara langsung. Kata bulan ini dikatakan deiksis waktu rujukan bulan karena rujukannya merupakan waktu dalam jangka waktu bulan dan Purwo 1984: 81 menyatakan leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka data 21W kata bulan ini masuk dalam kategori deiksis waktu bulan yang merujuk pada bulan November 2015 karena berada dalam bulan yang sama diterbitkan atau diungkapkan tuturan data 21W. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Purba Yudhi Sadewa seorang Ekonom Lulusan Purdue University, Amerika Serikat melalui opini di harian Koran Tempo edisi 23 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 21W berkaitan dengan adanya rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI Rate di level 7,5 persen. Penulis Purba Yudhi Sadewa mengandaikan jika BI Rate dinaikkan oleh BI pada bulan November 2015 maka risiko rupiah akan tertekan dengan lebih signifikan lagi. Kalimat pada data 22W di atas merupakan deiksis waktu rujukan bulan karena terjadap wujud bulan ini. Kata bulan ini disebut deiksis waktu karena rujukannya berada di luar tekstidak diungkapkan secara langsung. Kata bulan ini dikatakan deiksis waktu rujukan bulan karena rujukannya merupakan bulan dan Purwo 1984: 81 menjelaskan leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka data 22W kata bulan ini masuk dalam kategori deiksis waktu bulan yang merujuk bulan Desember 2015 karena berada dalam satu waktu bulan dengan diterbitkan atau dituturkannya data 22W. Rujukan dapat diketahui disampaikan oleh Ponco Pamungkas seorang pengamat budaya di Jakarta melalui opini di harian Koran Tempo edisi 18 Desember 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 22W berkaitan dengan adanya kasus pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang dilakukan oleh Ketua DPR RI Setya Novanto untuk meminta bagian saham dari bos PT Freeport Indonesia yang bisa disebut dengan kasus “Papa minta saham” hingga membuat Setya Novanto mengundurkan diri sebagai ketua DPR RI pada 16 Desember 2015. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 21W dan data 22W telah dijelaskan bahwa bentuk kata bulan ini mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud bulan ini merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan bulan. Rujukan dari kata bulan ini memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergantung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata bulan ini, data 21W dan data 22W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan bulan. 23W Betapa tidak, pada Mei lalu, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2015 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru Dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut, atau lebih dikenal dengan Inpres Monoratorium Izin Baru Tata Kelola Hutan. Koran Tempo, 8 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Toto Subandriyo seorang Lulusan Institut Pertanian Bogor yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, sehingga menimbulkan bencana asap yang parah di Sumatera pada Juni 2015. Sebelum terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan yang hebat di Sumatera dan Kalimantan pada Juni 2015, Presiden Joko Widodo pada Mei 2015 telah melakukan penandatanganan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2015 terkait penundaan pemberian izin baru kepada pengelola hutanindustri pembuka lahan baru di hutan. Dapat dilihat bahwa sebelum terjadi kebakaran hutan dan lahan, Presiden Joko Widodo sudah lebih dulu memberikan Perpes terkait penundaan izin baru bagi pembuka lahan baru. Kalimat pada data 23W di atas merupakan deiksis waktu rujukan bulan karena terdapat wujud Mei lalu. Kata Mei lalu disebut deiksis waktu rujukan bulan karena rujukannya adalah waktu yang sudah lampau atau waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur dan berselang beberapa bulan kebelakang dan merujuk pada jangka waktu bulan. Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka rincinya Mei lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum data 23W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 yaitu Mei 2015. Rujukan dapat diketahui karena diampaikan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Toto Subandriyo seorang Lulusan Institut Pertanian Bogor, melalui opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 23W bekaitan dengan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, sehingga menimbulkan bencana asap yang parah di Sumatera pada Juni 2015. Sebelum terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan yang hebat di Sumatera dan Kalimantan pada Juni 2015, Presiden Joko Widodo pada Mei 2015 telah melakukan penandatanganan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2015 terkait penundaan pemberian izin baru kepada pengelola hutanindustri pembuka lahan baru di hutan. Wujud Mei lalu pada data 23W merupakan deiksis waktu rujukan bulan, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud Mei lalu deiksis waktu khususnya rujukan bulan karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 23W, misalnya data 23W penulis menuliskan pendapatnya pada September 2013, maka rujukan dari data 23W Mei lalu bisa berubah bukan merujuk Mei 2015 tetapi merujuk pada Mei 2013. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan bulan. 24W Mereka berada di New York 25-27 September mendatang untuk menghadiri PertemuanTingkat Tinggi PBB tentang Pembangunan Pasca -2015. Koran Tempo, 22 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Desra Percaya seorang Duta BesarWakil Tetap pada PBB di New York yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 22 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan akan diadakannya pelaksanaan PBB di New York, AS yang akan membicarakan Pembangunan Pasca 2015 pada tanggal 25 Setember hingga 27 September 2015. Orang-orang penting seperti Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pemenang Nobel Perdamaian akan hadir di acara PBB di New York pada 25 sampai 27 September 2015. Kalimat pada data 24W di atas merupakan deiksis waktu rujukan bulan karena terdapat wujud September mendatang. Kata September mendatang disebut deiksis karena rujukannya adalah waktu yang akan datangwaktu yang ada di depan setelah kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi setelah diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 22 September 2015. Purwo 1984: 61 mengatakan sebagai lawan kata depan dan datang dipergunakan kata lalu untuk menunjuk pada kala lampau, sehingga dapat dilogika bahwa kata depan dan datang untuk menunjuk pada waktu yang akan datang. Maka rincinya September mendatang dapat diketahui merujuk pada waktu setelah data 24W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 yaitu 25 sampai 27 September 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Toto Subandriyo seorang Lulusan Institut Pertanian Bogor, melalui opini di harian Koran Tempo edisi 8 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 24 memiliki kaitan dengan adanya pelaksanaan PBB di New York, AS yang akan membicarakan Pembangunan Pasca 2015 pada tanggal 25 Setember hingga 27 September 2015, dengan tamu udangan adalah Orang-orang penting seperti Paus Fransiskus, Shakira Penyanyi, dan Malala Yousafzai Pemenang Nobel Perdamaian. Wujud September mendatang pada data 24W merupakan deiksis waktu rujukan bulan, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud September mendatang deiksis waktu khususnya deiksis waktu rujukan bulan karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 24W, misalnya data 24W penulis menuliskan pendapatnya pada 8 September 2014 dan penulis menceritakan bahwa akan akan pertemuan PBB di New York, AS September mendatang 25-27 September 2014, maka rujukan dari data 24W September mendatang bisa berubah bukan merujuk pada September 2015 tanggal 25-27 September 2015 tetapi merujuk pada September 2014 tanggal 25-27 September 2014. 4 Deiksis Eksofora Waktu Rujukan Tahun Deiksis waktu rujukan tahun merupakan bagian dari deiksis eksofora yang rujukanreferensinya berada di luar teksluar tuturan atau berada di luar topik pembicaraan yang dikhususkan merujuk waktu dalam jangka tahunan Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 25W Program Jaminan Kesehatan Nasional JKN berkembang amat pesat sejak dimunculkan awal tahun lalu. Koran Tempo, 15 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Eva Tirtabayu Hasri seorang periset Fakultas Kedokteran Universitas gadjah Mada yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 15 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan wacana kenaikan premi untuk penerima bantuan iuran PBI oleh BPJS pada 17 Februari 2015. BPJS memiliki program yang bernama Jaminan Kesehatan Nasoinal JKN yang dibuat sejak tahun 2014Januari 2014. Kalimat pada data 25W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud tahun lalu. Kata tahun lalu disebut deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya adalah waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 22 September 2015. Seperti yang dikatakan Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan kata lalu. Maka rincinya tahun lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum data 25W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 15 September 2015 yaitu tahun 2014. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Eva Tirtabayu Hasri seorang Periset Fakultas Kedokteran Universitas gadjah Mada, melalui opini di harian Koran Tempo edisi 15 September 2015 kepada pembaca. kemunculan data 25W berkaitan dengan wacana kenaikan premi untuk penerima bantuan iuran PBI oleh BPJS pada 17 Februari 2015 dan PBI akan diberikan lewat program BPJS berupa Jaminan Kesehatan Nasoinal JKN yang dibuat sejak tahun 2014Januari 2014. Wujud tahun lalu pada data 25W merupakan deiksis waktu rujukan tahun, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud tahun lalu deiksis waktu rujukan tahun karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 25W, misalnya data 25W penulis menuliskan pendapatnya dan diterbitkan oleh suatu koran nasional pada tahun 2007, kemudian penulis menceritakan peristiwa gempa bumi di Yogyakarta dan peran pemerintah daerah Yogyakarta dalam memberikan penangannya kepada korban gempa, kemudian penulis dalam menuliskan pendapatnya untuk merujuk tahun 2007 menggunakan katafrasa tahun lalu, maka rujukan dari data 25W tahun lalu bisa berubah bukan merujuk pada tahun 2014 tetapi merujuk pada tahun 2006. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 26W Sekitar dua tahun lalu, melalui putusan Nomor 92PUU-X2012, Mahkamah mengangkat keberadaan DPD yang sempat dibuat “turun kursi” dengan undang-undang teknis tentang kelembagaan lembaga perwakilan. Koran Tempo, 1 Oktober 2015 Konteks tuturan: Kalimat ini disampaikan oleh Hifdzil Alim seorang Periset di Pukat UGM Yogyakarta yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 1 Oktober 2015 kepada pembaca. Kalimat ini berkaitan dengan adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi MK mengenai Putusan Nomor 79PUU- XII2014 yang memberikan otoritas bagi DPD sebagai kamar kedua dalam lembaga perwakilan yang disahkan Arief Hidayat di Mahkamah Konstitusi pada 23 September 2015. Sebelumnya,tahun 2013 DPD sempat “turun kursi” dengan undang- undang teknis tentang kelembagaan lembaga perwakilan, akan tetapi putusan Nomor 92PUU-X2012 dari Mahmakah menolong DPD kembali mengangkat keberadaan DPD dan akhirnya tahun 2015 DPD menjadi kamar kedua parlemen. Kalimat pada data 26W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud dua tahun lalu. Kata dua tahun lalu disebut deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya adalah waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 1 Oktober 2015. Purwo 1984: 62 untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan kata lalu. Maka rincinya dua tahun lalu dapat diketahui merujuk pada waktu sebelum data 26W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 1 Oktober 2015 yang dapat berupa tahun 2013. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Hifdzil Alim seorang Periset di Pukat UGM Yogyakarta, melalui opini di harian Koran Tempo edisi 1 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 26W berkaitan dengan adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi MK mengenai Putusan Nomor 79PUU-XII2014 yang memberikan otoritas bagi DPD sebagai kamar kedua dalam lembaga perwakilan yang disahkan Arief Hidayat di Mahkamah Konstitusi pada 23 September 2015. Sebelumnya, DPD sempat “turun kursi” dengan undang-undang teknis tentang kelembagaan lembaga perwakilan pada 2013, akan tetapi putusan Nomor 92PUU-X2012 dari Mahmakah menolong DPD kembali mengangkat keberadaan DPD dan akhirnya tahun 2015 DPD menjadi kamar kedua parlemen. Wujud dua tahun lalu pada data 26W merupakan deiksis waktu rujukan tahun, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud dua tahun lalu deiksis waktu rujukan tahun karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 26W, misalnya data 26W penulis menuliskan pendapatnya itu pada tahun 2014 dan dalam pendapatnya menceritakan DPRD sebagai kamar kedua parlemen, serta dua tahun sebelum tahun 2014 DPRD sempat dijadikan kamar kedua parlemen, akan tetapi keputusan membuat DPRD sebagai kamar kedua parlemen dicabut, maka rujukan dari data 26W dua tahun lalu bisa berubah bukan merujuk pada tahun 2013 tetapi merujuk pada tahun 2012. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis eksofora waktu rujukan tahun. 27W Tahun depan, India bahkan diperkirakan menyalip Amerika di posisi kedua. Koran Tempo, 2 Oktober 2915 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Ade Wahyudi seorang Managing Director Katadata yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 2 Oktober 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Lembaga riset digital marketing Emarketer yang memperkirakan pengguna aktif smartphone di Indonesia di tahun 2018 sebanyak lebih dari 100 juta orang dan akan ada diposisi keempat di dunia setelah Cina nomor satu, Amerika nomor dua, dan India nomor tiga. Lembaga riset digital marketing Emarketer juga memperkirakan tahun 2016 India yang akan mengalami perkembangan dibidang smartphone seperti Indonesia, hingga akan menyalip posisi Amerika jika dilihat Amerika merupakan negara maju sedangkan India merupakan negara yang belum semaju seperti Amerika. Kalimat pada data 27W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud tahun depan. Kata tahun depan disebut deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya adalah waktu yang akan datang setelah kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau muncul setelah data 27W diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 2 Oktober 2015. Seperti yang dikatan Purwo 1984: 61 bahwa sebagai lawan kata depan dan datang dipergunakan kata lalu untuk merujuk pada kata lampau, sehingga dapat dilogika bahwa kata depan dan datang untuk merujuk pada waktu yang akan datang. Maka rincinya tahun depan dapat diketahui merujuk pada waktu tahun setelah data 27W dituliskanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 2 Oktober 2015 berupa tahun 2016. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Ade Wahyudi seorang Managing Director Katadata, melalui opini di harian Koran Tempo edisi 2 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 27W berkaitan dengan lembaga riset digital marketing Emarketer yang memperkirakan pengguna aktif smartphone di Indonesia di tahun 2018 sebanyak lebih dari 100 juta orang dan akan ada diposisi keempat di dunia setelah Cina nomor satu, Amerika nomor dua, dan India nomor tiga dan India juga seperti Indonesia yang tahun 2016 akan akan menyalip posisi Amerika. Wujud tahun depan pada data 27W merupakan deiksis waktu rujukan tahun, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud tahun depan deiksis waktu rujukan tahun karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 27W, misalnya data 27W penulis menuliskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pendapatnya pada 22 Maret 2016 dan penulis menceritakan bahwa tahun depan India akan berada di posisi keempat dalam penggunaan smartphone, maka rujukan dari data 27W tahun depan bisa berubah bukan merujuk pada tahun 2016 tetapi merujuk pada tahun 2017. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 28W Seringkali dinyatakan bahwa tahun ini negara tak lagi mengimpor bawang merah dan cabai, dalam kenyataannya tidak demikian. Koran Tempo, 29 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Dwi Andreas Santosa seorang Guru Besar Fakultas Pertanian Istitut Pertanian Bogor yang merupakan penulis opini harian Koran Tempo edisi 29 Oktober 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo tahun 2015. Perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional yang dibuat Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 membuat pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor bawang merah dan cabai dari luar negeri. kenyataannya setelah melakukan perubahan kebijakan pangan nasional, pemerintah Indonesia masih impor bawang merah dan cabai. 29 Sampai Oktober 2015, perolehan iklan televisi pada tahun ini mencapai Rp 150 triliun. Koran Tempo, 20 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Taufik Ikram Jamil seorang sastrawan yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 20 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan peringatan Hari Televisi Sedunia pada 21 November. Tahun 2015 televisi lebih banyak menayangkan iklan dari pada acara televisinya, sehingga membuat pendapatan dari pihak televisi sangat banyak. Terbukti dari Januari hingga Oktober 2015 pendapatan iklan di televisi mencapai triliunan rupiah. Kalimat pada data 28W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud tahun ini. Kata tahun ini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI imbuhan ini pada tahun ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktujangka waktu yang sama waktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun yang sama dengan dituturkan atau dituliskan data 28W. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka jika diperinci data 28W memiliki rujukan tahun 2015 karena berada ditahun yang sama dengan dituturkandituliskan data 28W yaitu tahun 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Dwi Andreas Santosa seorang Guru Besar Fakultas Pertanian Istitut Pertanian Bogor melalui opini di harian Koran Tempo edisi 29 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 28W berkaitan dengan perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo tahun 2015. Perubahan sistem dan kebijakan pangan nasional yang dibuat Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 membuat pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor bawang merah dan cabai dari luar negeri. kenyataannya setelah melakukan perubahan kebijakan pangan nasional, pemerintah Indonesia masih impor bawang merah dan cabai. Kalimat pada data 29W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud tahun ini. Kata tahun ini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Adanya imbuhan ini pada tahun ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktujangka waktu yang sama waktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun yang sama dengan dituturkan atau dituliskan data 29W. Purwo 1984: 81 menjelaskan leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka data 29W memiliki rujukan tahun 2015 yaitu sama dengan waktu atau berada pada tahun yang sama dengan diterbitkan atau diungkapan data 29W yaitu tahun 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Taufik Ikram Jamil seorang sastrawan melalui opini di harian Koran Tempo edisi 20 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 29W berkaitan dengan menjelangnya peringatan Hari Televisi Sedunia pada 21 November 2015. Tahun 2015 televisi lebih banyak menayangkan iklan dari pada acara televisinya, sehingga membuat pendapatan dari pihak televisi sangat banyak. Terbukti dari Januari hingga Oktober 2015 pendapatan iklan di televisi mencapai triliunan rupiah. Berdasarkan kedua contoh di atas data 28W dan data 29W yang memiliki wujud tahun ini merujuk pada tahun yang sama yaitu tahun 2015 walaupun dengan konteks yang berbeda. Hal ini dikarenakan data yang dianalisis peneliti menggunakan sumber data dari harian Koran Tempo yang memiliki tahun yang sama yaitu tahun 2015. Jadi, wujud tahun ini pada semua data yang dianalisis peneliti merujuk tahun 2015 karena sumber data berasal dari Koran Tempo tahun 2015. Rujukan data 28W dan data 29W dapat berbeda apabila salah satu data ditulis ditahun yang bukan tahun 2015. Misalnya data 28W ditulis pada tahun 2014 dengan topik masalah impor bahan pangan oleh pemerinta Indonesia tahun 2014, maka data 28W dan data 29W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda. Jadi data 28W dengan wujud tahun ini merujuk tahun 2014, sedangkan data 29W dengan wujud tahun ini merujuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tahun 2015. Dengan perbedaan tahun, katafrasa deiksis tahun ini dari data 28W dan data 29W dapat memiliki rujukan maupun konteks yang berbeda-beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis eksofora waktu rujukan tahun. 30W Kabut asap saat ini kembali menjadi perhatian publik nasional. Koran Tempo, 9 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Andi Irawan seorang dosen Universitas Bengkulu yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 9 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan bencana kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan di Riau yang terjadi pada awal September tepatnya tanggal 4 September 2015. Sampai tulisan ini dibuat bencana kabut asap dan kebakaran hutan masih terjadi di Riau. Bencana kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan di Riau juga pernah terjadi di tahun 2014. 31W Anda saat ini disuguhi berita sekitar Dewan Perwakilan Rakyat DPR, Mahkamah Kehormatan DPR MKD, Freeport Indonesia dengan kasus yang sedang panas dan popular dengan istilah “Papa Minta Saham”. Koran Tempo, 11 Desember 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Bramantyo Djohanputro seorang Dosen PPM School of Management yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 11 Desember 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Sudirman Said Menteri ESDM yang membeberkan bahwa Setya Novanto Ketua DPR RI yang mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia pada 16 November 2015. Pembeberan yang dilakukan oleh Sudirman Said membuat media massa cetak ataupun elektroni k memberitakan kasus “Papa minta saham” atau kasus yang melibatkan Setya Novanto Ketua DPR RI dan Dirut PT Freeport Indonesia terkait Perpanjangan kontrak PT Freeport yang mencatut nama Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Sampai tulisan ini dibuat MKD masih melakukan penanganan kasus Setya Novanto trekait pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Kalimat pada data 30W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud saat ini. Kata saat ini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Adanya imbuhan ini pada saat ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktujangka waktu yang samawaktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun yang sama atau waktu dengan dituturkan atau dituliskan data 30W. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka, dapat diketahui bahwa wujud saat ini data 30W merujuk pada waktu bencana kabut asap di Riau pada awal Juni hingga September tahun 2015 berada dalam tahun yang smaa yaitu 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Andi Irawan seorang dosen Universitas Bengkulu melalui opini di harian Koran Tempo edisi 29 September 2015 kepada pembaca. Situasi saat data 30W ditulis yaitu masih terjadi bencana kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan di Riau yang terjadi pada awal September tepatnya tanggal 4 September 2015 sampai data 30W ditulis, bencana kebakaran hutan dank abut asap di Riau masih terjadi. Kalimat pada data 31W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud saat ini. Kata saat ini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Adanya imbuhan ini pada saat ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktujangka waktu yang samawaktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun yang sama atau waktu dengan dituturkan atau dituliskan data 31W. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka, dapat diketahui bahwa wujud saat ini data 31W merujuk pada waktu ketika be rlangsung kasus “Papa minta saham” tahun 2015 tepatnya dari 16 November 2015 sampai 11 Desember 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Bramantyo Djohanputro seorang Dosen PPM School of Management melalui opini di harian Koran Tempo edisi 11 Desember 2015 kepada pembaca. Munculnya data 31W berkaitan dengan Sudirman Said Menteri ESDM yang membeberkan bahwa Setya Novanto Ketua DPR RI yang mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia pada 16 November 2015. Pembeberan yang dilakukan oleh Sudirman Said membuat media massa cetak ataupun elektronik memberitakan kasus “Papa minta saham” atau kasus yang melibatkan Setya Novanto Ketua DPR RI dan Dirut PT Freeport Indonesia terkait Perpanjangan kontrak PT Freeport yang mencatut nama Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla . Sampai data 31W ditulis yaitu 11 Desember 2015, penanganan MKD terhadap kasus Stya Novanto masih ditangani. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 30W dan data 31W telah dijelaskan bahwa bentuk kata saat ini mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud saat ini merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan tahun. Rujukan dari kata saat ini memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikan tergantung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yakni kata saat ini, data 30W dan data 31W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis eksofora waktu rujukan tahun. 32W Belum juga padam api yang melalap beberapa hutan di luar jawa, kini Gunung Lawu, di Jawa Tengah, menyusul. Koran Tempo, 30 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Heri Priyatmoko seorang dosen Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 30 Oktober 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kebakaran Gunung Lawu di Jawa Tengah pada tanggal 18 Oktober 2015. Sebelumnya juga terjadi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, Kalimantan, dan sebagainya pada Juni 2015. 33W Sayub-sayub namanya kini muncul dalam pencarian daring sebagai mantan pegawai Kementerian Penerangan dan juga pendiri Persatuan Artis Film Indonesia PAFI pada 10 Maret 1956. Koran Tempo, 17 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Muhidin M. Dahlan anggota WARUNGARSIP yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 17 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Kotot Sukardi yang mendapatkan penganugrahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI yang dilaksanakan sejak 4 September 2015 dan puncak acara pada tanggal 22 September 2015. Kotot Sukardi tidak memiliki profesi yang pasti karena pernah menjadi penulis naskah drama, tokoh seniman Lekra, pendiri Persatuan Artis Film Indonesia PAFI, mantan pegawai Kementerian Penerangan, dan sebagainya. Kalimat pada data 32W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud kini. Kata kini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Kata kini memiliki persamaan dengan ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI waktujangka waktu yang samawaktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun yang sama atau waktu dengan dituturkan atau dituliskan data 32W. Purwo 1984: 81 menjelaskan bahwa leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka, data 32W memiliki rujukan pada tahun 2015 yaitu ketika Gunung Lawu mengelami kebakaran berada dalam tahun yang sama antara bencana Gunung Lawu, bencana lainnya diluar Pulau Jawa seperti kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan kalimantan, sehingga menimbulkan bencana kabut asap Juli 2015, dan diterbitkanditulisnya tuturan 32W yaitu tahun 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Heri Priyatmoko seorang dosen Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma melalui opini di harian Koran Tempo edisi 30 Oktober 2015 kepada pembaca. Data 32W muncul karena berkaitan dengan kebakaran Gunung Lawu di Jawa Tengah pada tanggal 18 Oktober 2015. Sebelumnya juga terjadi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, Kalimantan, dan sebagainya pada Juni 2015, sehingga terjadi pada tahun yang sama yaitu tahun 2015. Kalimat pada data 33W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud kini. Kata kini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Kata kini memiliki persamaan dengan ini menunjukkan bahwa waktu yang ditunjuk berada pada waktujangka waktu yang samawaktu sekarang yang sedang terjadi atau ditahun yang sama atau waktu dengan dituturkan atau dituliskan data 33W. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata ini merujuk secara luar-tuturan pada waktu sekarang. Maka, data 33W memiliki rujukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada Kotot Sukardi mendapatkan penganugrahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada September 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Muhidin M. Dahlan anggota WARUNGARSIP melalui opini di harian Koran Tempo edisi 17 September 2015 kepada pembaca. Data 33W muncul karena berkaitan dengan dengan Kotot Sukardi yang mendapatkan penganugrahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI yang dilaksanakan sejak 4 September 2015 dan puncak acara pada tanggal 22 September 2015. Setelah Kotot Sukardi mendapatkan penghargaan, membuat karir Kotot Sukadi terlihat satu persatu, mulai dari penulis naskah drama, tokoh seniman Lekra, pendiri Persatuan Artis Film Indonesia PAFI, mantan pegawai Kementerian Penerangan, dan sebagainya. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 32W dan data 33W telah dijelaskan bahwa bentuk kata kini mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud kini merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan tahun. Rujukan dari kata kini memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergantung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata kini , data 32W dan data 33W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda- beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 34W Sebab, selama ini ada ribuan korban rokok dan perokok yang justru mengidap semacam “Sindrom Stockholm”. Koran Tempo, 2 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Endang Suarini seorang pemerhati kesehatan masyarakat yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 2 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan sebuah petisi yang dibuat oleh seorang ibu yang bernama Elysabeth Ongkojoyo kepada Lippo Mall Pluit, JCo Indonesia, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dengan judul petisi “Saya dan Bayi Saya Terusir oleh Oknum yang Mau Merokok di Dalam Mall” pada change.org yang diberitakan oleh berita online kompas.com tanggal 28 Agustus 2015. Para perokok dan korban rokok yang sejak awal rokok mulai dipakai oleh manusia tahun 1925 hingga sampai tahun 2015 yang sebenarnya mengidap “Sindrom Stockholm”. 35W Belarus selama ini dikenal sebagai sisa komunisme Soviet. Koran Tempo, 16 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Amri Mahbub seorang pegawai Tempo yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 16 Oktober 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Svetlana Alexievich yang mendapat penganugrahan Nobel sastra 2015 oleh Komite Nobel. Svetlana Alexievich berasal dari Belarus. Belarus pernah dikuasai Soviet tahun 1924 sampai tahun 1991. Tahun 1991 hingga 2015sampai tulisan ini dibuat Belarus masih dianggap negara sisa komunisme Soviet. Kalimat pada data 34W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud selama ini. Kata selama ini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 82 frasa selama ini menggambarkan suatu jangka waktu yang mulai pada waktu lampau dan berlangsung terus sampai saat tuturan. Maka, data 34W wujud selama ini merujuk pada ketika orang mulai mengenal dan memakai rokok tahun 1925 sampai tahun 2015 sampai tuturan ini dibuat tanggal 2 September 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Endang Suarini seorang pemerhati kesehatan masyarakat melalui opini di harian Koran Tempo edisi 2 September 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 34W berkaitan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebuah petisi yang dibuat oleh seorang ibu yang bernama Elysabeth Ongkojoyo kepada Lippo Mall Pluit, JCo Indonesia, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dengan judul petisi “Saya dan Bayi Saya Terusir oleh Oknum yang Mau Merokok di Dalam Mall ” pada change.org yang diberitakan oleh berita online kompas.com tanggal 28 Agustus 2015. Penulis Endang Suarini teringat dengan “Sindrom Stockholm” yang sebenarnya telah menjangkiti korban rokok dan perokok sejak rokok dikenal dan digunakan yaitu tahun 1925 sampai tahun 2015 Sampai tuturan 34W dibuat para korban rokok dan perokok menyidap “Sindrom Stockholm”. Kalimat pada data 35W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud selama ini. Kata selama ini merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 82 frasa selama ini menggambarkan suatu jangka waktu yang mulai pada waktu lampau dan berlangsung terus sampai saat tuturan. Maka, data 35W wujud selama ini merujuk pada sejak negara Belarus keluar dari Soviet pada tahun 1991 hingga sampai tahun 2015 tepatnya sampai data 35W dibuatditerbitkan yaitu tanggal 16 Oktober 2015. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Amri Mahbub seorang pegawai Tempo melalui opini di harian Koran Tempo edisi 16 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 35W berkaitan dengan Svetlana Alexievich yang berasal dari Belarus mendapat penganugrahan Nobel sastra 2015 oleh Komite Nobel. Belarus pernah dikuasai Soviet tahun 1924 sampai tahun 1991. Tahun 1991 hingga 2015sampai tulisan ini dibuat Belarus masih dianggap negara sisa komunisme Soviet. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 34W dan data 35W telah dijelaskan bahwa bentuk kata selama ini mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud selama ini merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan tahun. Rujukan dari kata selama ini memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergantung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata selama ini, data 34W dan data 35W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 36W Pada masa itu, setiap komik yang terbit harus mencantumkan stempel “lolos sensor” dari kepolisian. Koran Tempo, 7 Oktober 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Anton Kurnia seorang cerpenis dan esais yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 7 Oktober 2015 kepada pembaca.Tuturan ini berkaitan dengan peringatan Kesaktian Pancasila bagi Indonesia tanggal 1 Oktober 2015. Penulis teringat dengan komik karya Wid N.S. yang menjadi alat propaganda oleh kaum kiri dan antikiri pada masa Orde Lama kemudian kemunculan komik dengan berbagai tema pada masa Orde Baru tahun 1966 yang dalam penerbitannya harus lulus sensorada stempel “lulus sensor”. peringatan Kesaktian Pancasila berkaitan dengan G30SPKI. Kalimat pada data 36W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud masa itu. Kata masa itu merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 81 leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata itu merujuk secara luar-tuturan pada waktu lampaupernah terjadi. Maka, adanya imbuhan itu pada masa itu pada data 36W menunjukkan bahwa waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI oleh pihak harian Koran Tempo edisi 7 Oktober 2015, tepatnya sebelum tahun 2015 yaitu tahun 1966 Orde Baru. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Anton Kurnia seorang cerpenis dan esais melalui opini di harian Koran Tempo edisi 7 Oktober 2015 kepada pembaca. Kemuculan data 36W berkaitan dengan peringatan Kesaktian Pancasila bagi Indonesia tanggal 1 Oktober 2015. Penulis Anton Kurnia mengaitkan peringatan Kesaktian Pancasila dengan komik karya Wid N.S. yang menjadi alat propaganda oleh kaum kiri dan antikiri pada masa Orde Lama kemudian kemunculan komik dengan berbagai tema pada masa Orde Baru tahun 1966 yang dalam penerbitannya harus lulus sensorada stempel “lulus sensor”. Wujud masa itu pada data 36W merupakan deiksis waktu rujukan tahun, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud masa itu deiksis waktu rujukan tahun karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 36W, misalnya data 36W penulis menceritakan masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia yang terjadi tahun 1956 dan penulis menceritakanmenuliskan penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, maka rujukan dari data 36W masa itu bisa berubah bukan merujuk pada tahun 1966 ketika Orde Baru tetapi merujuk pada tahun 1956 ketika Indonesia dijajah oleh Belanda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis eksofora waktu rujukan tahun. 37W Kala itu beberapa orang terbunuh dan hilang. Koran Tempo, 18 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Amiruddin al- Rahab seorang Ketua Papua Resource Center YLBHI yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 18 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan kasus “Papa minta saham” yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Dirut PT Freeport Indonesia. Setya Novanto melakukan pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam perpanjangan KK Freeport. Penulis teringat peristiwa Hoya tahun 1995 di Papua yang melibatkan orang asli Papua, ABRI, dan Freeport ketika Freeport menginjakkan kaki di Papua hingga menjatuhkan korban jiwa yang cukup banyak. Sejak awal kedatangan Freeport sudah menuai kecaman dari pihak Papua hingga sampai terjadi peristiwa Hoya tahun 1995 dan menyebabkan terjatuhnya korban jiwa. Kalimat pada data 37W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud kala itu. Kata kala itu merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 81 menjelaskan bahwa leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata itu merujuk secara luar-tuturan pada waktu lampaupernah terjadi. Maka, adanya imbuhan itu pada kala itu pada data 37W menunjukkan bahwa waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 7 Oktober 2015, tepatnya sebelum tahun 2015 yaitu merujuk tahun 1995 peristiwa Hoya. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Amiruddin al-Rahab seorang Ketua Papua Resource Center YLBHI melalui opini di harian Koran Tempo edisi 18 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 37W berkaitan dengan dengan kasus “Papa minta saham” yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Dirut PT Freeport Indonesia. Setya Novanto melakukan pencatutan nama Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam perpanjangan KK Freeport. Kemudian membuat Penulis Amiruddin al-Rahab teringat peristiwa Hoya tahun 1995 di Papua yang melibatkan orang asli Papua, ABRI, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan Freeport ketika Freeport menginjakkan kaki di Papua hingga menjatuhkan korban jiwa yang cukup banyak. Wujud kala itu pada data 37W merupakan deiksis waktu rujukan tahun, walaupun hanya ada satutidak ada pembanding yang lainnya. Wujud kala itu deiksis waktu rujukan tahun karena dapat memiliki rujukan dan konteks yang berbeda dengan data 37W, misalnya data 37W penulis menceritakan perjuangan rakyat Yogyakarta dalam melawan penjahan yang disebut Serangan Umum 1 Maret tahun 1949 kemudian ditahun 2015 penulis menceritakan Serangan Umum 1 Maret tahun 1949, maka rujukan dari data 37W kala itu bisa berubah bukan merujuk pada tahun 1995 peristiwa Hoya di Papua tetapi merujuk pada tahun 1949 Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 38W Salim adalah wartawan pemula surat kabar Angkatan Bersenjata, yang waktu itu dipimpin Brigadir Jenderal Soegandi. Koran Tempo, 6 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Asvi warman Adam seorang sejarawan LIPI yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 6 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan terbitnya buku karya Salim Hji Said yang berjudul Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto pada Oktober 2015 yang secara garis besar menceritakan latar belakang terjadinya peristiwa G30S PKI yang terjadi pada tahun 1965. 39W Dari segi bisnis, BP sudah sangat sulit dipertahankan, kata Menteri BUMN waktu itu. Koran Tempo, 12 November 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Hamid Basyaib seorang Komisaris Utama PT balai Pustaka Persero yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 12 November 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan mulai menghilangnya Balai Pustaka karena termakan zaman dan sepi pemesan untuk mencetak buku. Penulis teringat wacana untuk melakukan pembubaran terhadap Balai Pustaka pada tahun 2010. Kalimat pada data 38W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud waktu itu. Kata waktu itu merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 81 menjelaskan bahwa leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata itu merujuk secara luar-tuturan pada waktu lampaupernah terjadi. Maka, adanya imbuhan itu pada waktu itu pada data 38W menunjukkan bahwa waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum tahun dituturkanditerbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 6 November 2015, tepatnya sebelum tahun 2015 yaitu tahun 1965. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Asvi warman Adam seorang sejarawan LIPI melalui opini di harian Koran Tempo edisi 6 November 2015 kepada pembaca. Munculnya data 38W juga berkaitan dengan terbitnya buku karya Salim Hji Said yang berjudul Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto pada Oktober 2015 yang secara garis besar menceritakan latar belakang terjadinya peristiwa G30S PKI yang terjadi pada tahun 1965. Kalimat pada data 39W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud waktu itu. Kata waktu itu merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 81 menjelaskan bahwa leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata itu merujuk secara luar-tuturan pada waktu lampaupernah terjadi. Maka, adanya imbuhan itu pada waktu itu pada data 39W menunjukkan bahwa waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 12 November 2015, tepatnya sebelum tahun 2015 yaitu tahun 2010. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Hamid Basyaib seorang Komisaris Utama PT balai Pustaka Persero melalui opini di harian Koran Tempo edisi 12 November 2015 kepada pembaca. Kemunculan data 39W juga berkaitan dengan mulai menghilangnya Balai Pustaka karena termakan zaman dan sepi pemesan untuk mencetak buku. Penulis Hamid Basyaib teringat wacana untuk melakukan pembubaran terhadap Balai Pustaka pada tahun 2010. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 38W dan data 39W telah dijelaskan bahwa bentuk kata waktu itu mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud waktu itu merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan tahun. Rujukan dari kata waktu itu memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergantung dengan konteks tuturan. Meskipun memiliki kata deiksis yang sama yakni kata waktu itu, data 38W dan data 39W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda. Perhatikan contoh data berikut yang mengandung deiksis waktu rujukan tahun. 40W Saat itu, pemerintah berangapan penggunaan elpiji, selain agar lebih ramah lingkungan dan praktis, bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Koran Tempo, 1 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Andang Bachtiar seorang anggota Dewan Energi Nasional yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 1 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan gagalnya pengalihan program minyak tanah ke gas elpiji secara masal sampai tahun 2015 yang dimulai dari tahun 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41W Ada anggapan saat itu bahwa pembersihan terhadap anasir komunis di masyarakat, pemerintah, dan militer Indonesia belum tuntas lantaran datangnya agresi Belanda. Koran Tempo, 29 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh A. Dahana seorang Guru Besar Studi Cina, Universitas Indonesia yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 29 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Peringatan G30 SPKI atau GestapuPKI Partai Komunis Indonesia yang akan diperingati pada 30 September 2015, penulis teringat dengan peristiwa Madiun taun 1948 mengeni penindasan dan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Kalimat pada data 40W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud saat itu. Kata saat itu merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 81 menjelaskan bahwa leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata itu merujuk secara luar-tuturan pada waktu lampaupernah terjadi. Maka, adanya imbuhan itu pada saat itu pada data 40W menunjukkan bahwa waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 1 September 2015, tepatnya sebelum tahun 2015 yaitu tahun 2007. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh Andang Bachtiar seorang anggota Dewan Energi Nasional melalui opini di harian Koran Tempo edisi 1 September 2015 kepada pembaca. Munculnya data 40W memiliki kaitan dengan mengenai pengalihan minyak tanah ke gas elpiji secara masal di Indonesia. Penulis data 40W kemudian berpendapat bahwa pemerintah Indonesia gagal dalam pengalihan program minyak tanah ke gas elpiji secara masal yang dimulai tahun 2007. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kalimat pada data 41W di atas merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena terdapat wujud saat itu. Kata saat itu merupakan deiksis waktu rujukan tahun karena rujukannya berupa waktu yang merujuk pada tahun. Purwo 1984: 81 menjelaskan bahwa leksem waktu yang dirangkaikan dengan dengan kata itu merujuk secara luar-tuturan pada waktu lampaupernah terjadi. Maka, adanya imbuhan itu pada saat itu pada data 41W menunjukkan bahwa waktu yang sudah terjadi sebelum kalimatujaran di tuliskandituturkan oleh penutur atau terjadi sebelum diterbitkan oleh pihak harian Koran Tempo edisi 29 September 2015, tepatnya sebelum tahun 2015 yaitu tahun 1948. Rujukan dapat diketahui karena disampaikan oleh A. Dahana seorang Guru Besar Studi Cina, Universitas Indonesia melalui opini di harian Koran Tempo edisi 29 September 2015 kepada pembaca. Munculnya data 41W karena berkaitan dengan G30 SPKI atau GestapuPKI Partai Komunis Indonesia yang akan diperingati pada 30 September 2015. Penulis A. Dahana teringat dengan peristiwa Madiun yang terjadi tahun 1948 mengeni penindasan dan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Berdasarkan kedua contoh di atas dapat diketahui bahwa data 40W dan data 41W telah dijelaskan bahwa bentuk kata saat itu mempunyai rujukan dan konteks yang berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa wujud saat itu merupakan deiksis terutama deiksis waktu rujukan tahun. Rujukan dari kata saat itu memiliki rujukan yang berbeda-beda atau berpindah-pindah yang disesuaikantergantung dengan konteks tuturan. Maka, meskipun memiliki kata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI deiksis yang sama yakni kata saat itu, data 40W dan data 41W memiliki rujukan dan konteks yang berbeda-beda.

4.2.1.2 Deiksis Endofora

Deiksis endofora ini lebih membicarakan bidang sintaksis Purwo, 1984: 103. Dijelaskan pula bahwa salah satu akibat dari penyusunan konstituen- konstituen bahasa secara linier adalah kemungkinan adanya konstituen tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya disebut ulang pada penyebutan selanjutnya, entah itu dengan bentuk pronominal entah tidak. Dengan begitu dapat diketahui bahwa rujukan dari deiksis endofora masih berada di dalam teks atau diucapkandituliskan secara langsung oleh penuturpenulis. Maka, deiksis endofora adalah kata atau frasa yang rujukannya berada dalam pembicaraan atau berada dalam teks. Purwo 1984: 104 membagi deiksis endofora menjadi dua yaitu deiksis endofora anafora dan deiksis endofora katafora.

4.2.1.2.1 Deiksis Anafora

Deiksis anafora mengacu pada konstituen disebelah kirinya Purwo, 1984: 104. Maksud dari konstituen di sebelah kiri yaitu katakalimat rujukannya berada sebelum kata yang mengandung deiksis muncul. Berdasarkan buku Bambang Kaswanti Purwo yang berjudul Deiksis dalam Bahasa Indonesia, deiksis anafora dibagi menjadi dua bagian yaitu pemarkah anafora bentuk personadeiksis anafora persona dan pemarkah anafora yang bukan personadeiksis anafora bukan persona. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan pembagian tersebut, di bawah ini akan dijabarkan mengenai dua bagian deiksis anafora yaitu pemarkah anafora bentuk personadeiksis anafora persona dan pemarkah anafora yang bukan personadeiksis anafora bukan persona. 1 Deiksis Anafora Persona Deiksis anafora persona merupakan bagian dari deiksis endofora. Maka, rujukan dari deiksis endofora anafora persona berada di dalam teks yang mengacu pada konstituen di sebelah kiri atau sebelum kata yang mengandung deiksis muncul dan dikhususkan merujuk pada insan atau persona. Deiksis anafora persona menurut Purwo 1984: 105 bahwa di antara bentuk-bentuk persona hanya kata ganti persona ketiga yang dapat menjadi pemarkah anafora dan katafora. Menurut Chaer 2011: 92 kata ganti orang ketiga yaitu menggantikan diri orang yang dibicarakan. Yang termasuk kata ganti diri orang ketiga adalah ia, dia, -nya, beliau , dan mereka. Kata ganti orang ketiga terdapat kata gati orang ketiga tunggal dan jamak. Kata ganti orang ketiga tunggal dapat berupa ia, dia, - nya, dan beliau, sedangkan kata ganti orang ketiga jamak dapat berupa mereka. Maka, peneliti akan memberikan penjabaran terkait hasil temuan berupa deiksis anafora persona, sebagai berikut. a. ia Kata ganti ia merupakan salah satu bagian dari kata ganti orang ketiga, yaitu menggantikan diri orang yang dibicarakan Chaer, 2011: 92. Hal ini sejalan dengan Purwo 1984: 22 yang mengandaikan dalam bentuk sandiwara bahwa persona ketiga merupakan orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan tetapi menjadi bahan pembicaraan atau yang hadir dekat dengan tempat pembicaraan tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan itu sendiri secara aktif. Kata ganti ia merupakan bentuk persona ketiga tunggal. Perhatikan data berikut yang mengandung deiksis anafora persona. 42W Tentu saja secara manusiawi, Soedirman memiliki kelemahan, seperti kecanduan merokok yang menyebabkan ia menderita TBC dan akhirnya paru-parunya tinggal sebelah. Koran Tempo, 2 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Asvi warman Adam seorang sejarawan LIPI yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 2 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan peluncuran film berjudul Jenderal Soedirman pada tanggal 27 Agustus 2015di salah satu bioskop di Jakarta, Indonesia. Film berjudul Jenderal Soedirman menceritakan perjuangan Jenderal Soedriman dalam memperjuangkan Indonesia ditangan penjajah Belanda walaupun di saat Soedirman sedang sakit parah. 43W Namun, ia menyinggung isu-isu yang lebih luas, dari bantuan militer Tiongkok dalam pembentukan Angkatan Kelima hingga kemungkinan transfer teknologi nuklir Tiongkok kepada Indonesia. Koran Tempo, 29 September 2015 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh A. Dahana seorang Guru Besar Studi Cina, Universitas Indonesia yang merupakan penulis opini di harian Koran Tempo edisi 29 September 2015 kepada pembaca. Tuturan ini berkaitan dengan Peringatan G30 SPKI atau GestapuPKI Partai Komunis Indonesia yang akan diperingati pada 30 September 2015. Penulis teringat akan makalah Zhou Taomo yang menceritakan dugaan bantuan RCCmiliter Tiongkok dalam pemberontakan G 30 S PKI tahun 1965 di Indonesia. Kalimat pada data 42W di atas memiliki deiksis anafora persona dengan wujud ia. Kata ia pada data 42W disebut deiksis anafora persona karena sebelum kalimat 42W muncul terdapat kalimatkata yang menerangkan atau dapat dijadikan rujukan pada data 42W dan kata ia pada data 42W rujukannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI