Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

deiksis waktu digolongkandikelompokkan dengan deiksis waktu, dan sebagainya, sehingga dapat tersusun dan tergolong dengan baik data itu sesuai jenisnya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Moleong 1989: 113 yang mengatakan bahwa pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikanya. Menurut Sudaryanto 2015: 7 tahap analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Penanganan Nampak dari adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan “membedah” atau mengurai dan memburaikan masalah yang bersangkutan dengan cara-cara khas tertentu. Hal ini juga membuktikan dalam analisis data, metode dan teknik sangat dibutuhkan. Sudaryanto 2015: 9 mengatakan bahwa teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode. Sudaryanto 2015: 9 mengatakan bahwa metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan. Sudaryanto 2015: 17 menjelaskan bahwa metode yang dapat digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data ada dua, yaitu metode padan dan metode agih. Metode agih memiliki alat penentu berupa bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri, dengan rangka kerja selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata, fungsi sintaksis, klausa, silabe kata, titinada, dan yang lainnya. Metode padan memiliki alat penentuya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan metode padan digunakan karena bahasa yang diteliti memang sudah memiliki hubungan dengan hal-hal di luar bahsa yang bersangkutan bagaimana sifat hubungan itu. Metode padan dibagi menjadi lima jenis yaitu referensial alat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penentunya ialah kenyataan yang ditunjuk atau diacu oleh bahasareferent bahasa, fonetis artikulatoris alat penentunya organ pembentuk bahasa atau organ wicara, translasional alat penentunya berupa bahasa lain, suatu penentuan bahwa verba atau kata kerja bahasa Indonesia ialah kata yang dalam bahasa Inggris, Prancis, atau bahasa Indo-Eropa lainnya dikonjungsikan, ortografis penentuan sampai bahwa kalimat ialah satuan lingual yang dalam bentuk tulisanlatin diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, dan sebagainya, lebih analisis kesintaksis, dan pragmatis penentuan kalimat bahwa kalimat perintah atau kalimat inperatif ialah kalimat yang bila diucapkan menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari mitra wicaranya dan sampai pada penentuan bahwa kalimat efektif ialah kata yang bila diucapkan menimbulkan akibat emosional tertentu pada mitra wicaranyalebih ke mitra wicara. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dalam analisis data penelitian ini, menggunakan metode padan karena karena bahasa yang diteliti memang sudah memiliki hubungan dengan hal-hal di luar bahasa yang bersangkutan bagaimana sifat hubungan itu. Kemudian karena metode padan memiliki lima sub jenis, maka peneliti menggunakan metode padan pragmatis karena alat penentunya berupa mitra wicara. Yang memiliki arti bahwa maksud sebuah tuturan yang diungkapkan oleh penutur tergantung dari penafsiran dari mitra wicaramitra tutur. Maka, dalam hal ini situasi saat dituturkannya tuturan itu menjadi hal yang penting dalam menentukan tafsiranpenentuan maksud oleh mitra tuturmitra wicara. Jika digambarkan, peneliti dalam penelitian ini memiliki posisi sebagai mitra wicaramitra tutur dari penulis opini di rubrik opini harian Koran Tempo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI