Praanggapan Ruang Lingkup Pragmatik

menyebut implikatur sebagai salah satu gagasan atau pemikiran terpenting dalam prakmatik. Salah satu alasan penting yang diberikannya adalah implikatur memberikan penjelasan eksplisit tentang cara bagaimana dapat mengimplikasikan lebih banyak dari apa yang dituturkan. Berdasarkan ketiga pendapat di atas terdapat persamaan yaitu ketika seseorang melakukan percakapan terdapat sebuah kesepakatan bersama yang tidak tertulismemiliki pemahaman yang sama tentang sesuatu haltentang hal yang sedang dibicarakan. Contohnya: A: “Pak mohon izin saya mau ke belakang.” B: “Ya, silahkan.” Kata ke belakang di atas memiliki maksud untuk ke toilet atau kamar mandi semua orang mengetahui kalau ke belakang itu pasti ke kamar mandi.

2.2.3.3 Tindak Ujaran

Menurut Purwo 1990: 19 menyatakan bahwa di dalam mengatakan suatu kalimat, seseorang tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimat itu. Di dalam pengucapan kalimat ia juga “menindakkan” sesuatu. Hal-hal yang dapat ditindakkan dalam berbicara antara lain: permintaan, pemberian izin, tawaran, ajakan, dan penerimaan akan tawaran. Sejalan dengan pendapat Austin dalam Nadar 2009: 11 yang menyatakan bahwa pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Pada waktu seseorang menggunakan kata kerja promise „berjanji‟, apologize „minta maaf‟, name „menamakan‟, pronounce „menyatakan‟ misalnya “Saya berjanji saya akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI datang tepat waktu”, “Saya minta maaf karena datang terlambat”, “Saya menamakan kapal ini Elisabeth”, maka yang bersangkutan tidak hanya mengucapkan tetapi juga melakukan tindakan berjanji, meninta maaf, dan menamakan. Tuturan-tuturan tersebut dinamakan tuturan performatif, sedangkan kata kerjanya juga disebut kata kerja performatif. Tindak ujaran juga mengadung tiga hal yang penting dalam tindak ujaran. John R Searle dalam Rahardi 2003: 70-72 menyatakan ada tiga macam tindak ujarantindak tutur antara lain tindak lokusioner locutionary acts, tindak ilokusioner illocutionary acts, dan tindak perlokusioner perlocutionary acts. Tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak tutur ini disebut juga the act of saying something. Dalam tindak lokusioner tidak dipermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disapaikan oleh si penutur. Tindak ilokusioner adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi yang tertentu pula. Tindak tutur ini disebut the act of doing something. Pada tindakan ini penutur berharap mitra tutur melakukan sesuatu atas perkataannya. Tindak perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengauh kepada diri sang mitra tutur. Tindak tutur semacam ini disebut the act of effecting someone. Berdasarkan hal di atas jika disimpulkan untuk pengertian tindak tuturtindak ujaran adalah suatu ujaran berupa frasa atau kalimat yang disertai dengan sebuah tindakan yang dapat memberikan pengaruh bagi mitra tutur. Contohnya selain pada paragraf pertama ialah Lokusi “Kepalaku pusing” dimakudkan memberitahu mitra tutur bahwa penutur mengucapkan kata-kata itu, si penutur memang sedang sakit kepala. Ilokusi: penutur berharap mitra tuturnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI