memiliki arti bahwa ungkapan deiksis yang ada dalam tuturan merujukmemiliki maksud yang juga terdapat di dalam tuturan itu. Deiksis endofora dibagi menjadi
dua yaitu deiksis anafora dan deiksis katafora. Berikut tabel jumlah deiksis yang ditemukan pada harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015 yang akan
dianalisis dan dibahas pada sub bab berikutnya. Tabel 1
Jumlah Data Deiksis Berdasarkan Jenisnya No.
Deiksis Jumlah Deiksis
Deiksis Eksofora 1.
Deiksis Persona 24
2. Deiksis Ruang
3 3.
Deiksis Waktu 41
Jumlah 68
Deiksis Endofora 4.
Deiksis Anafora 111
5. Deiksis Katafora
18 Jumlah
129 Jumlah total
197
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa peneliti menemukan deiksis dari rubrik opini di harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015
sebanyak 197 deiksis yang mencakup deiksis eksofora sejumlah 68 deiksis dan deiksis endofora sebanyak 129 deiksis. Deiksis eksofora dengan jumlah 68 deksis
masih mencakup deiksis persona sejumlah 24 deiksis, deiksis ruangtempat sejumlah 3 deiksis, dan deiksis waktu sejumlah 41 deiksis. Deiksis endofora
dengan jumlah 129 deiksis juga masih mencakup deiksis anafora sejumlah 111 dan deiksis katafora sejumlah 18 deiksis. Data temuan peneliti tersebut dapat
disimak uraiannya pada sub bab selanjutnya.
4.2 Analisis Data
Pada bagian analisis data ini, peneliti akan memaparkan mengenai hasil temuan deiksis pada rubrik opini haian Koran Tempo edisi September-Desember
2015. Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang berupa 1 apa sajakah wujud deiksis pada rubrik opini di harian Koran Tempo edisi
September-Desember 2015 dan 2 apa sajakah maksud deiksis pada rubrik opini harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015. Maka, pada sub bab ini
peneliti akan memaparkan mengenai hasil temuan atau hasil analisis data pada rubrik opini harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015 berdasarkan
dua rumusan masalah tersebut. Beberapa analisis data sebagai sampel yang dapat mewakili hasil penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1 Wujud Deiksis pada Rubrik Opini Harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015
Berdasarkan data pada rubrik opinipendapat harian Koran Tempo edisi September hingga Desember 2015 yang telah dikumpulkan, peneliti menemukan
deiksis. Deiksis merupakan katafrasa yang rujukanreferennya berpindah-pindah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau berganti-ganti, tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu Purwo, 1984: 1.
Menurut Purwo 1984: 21-111 deiksis dibagi menjadi dua wujud utama yaitu deiksis eksofora dan deiksis endofora. Deiksis eksofora dibagi menjadi deiksis
persona, deiksis ruang, dan deiksis waktu. Sedangkan deiksis endofora dibagi menjadi dua yaitu deiksis endofora anafora dan deiksis endofora katafora. Lebih
rincinya, deiksis endofora anafora dibagi menjadi dua bagian berupa deiksis endofora anafora persona dan deiksis endofora anafora bukan persona, dan
deiksis endofora katafora juga dibagi menjadi dua yaitu deiksis endofora katafora persona dan deiksis endofora katafora bukan persona.
Berdasarkan pengertian dan jenis-jenis deiksis di atas, penulis menemukan ada dua wujud utama deiksis dalam rubrik opinipendapat di harian Koran Tempo
edisi September hingga Desember 2015. Dua wujud utama deiksis yang ditemukan adalah deiksis eksofora dan deiksis endofora. Di bawah ini akan
diuraikan mengenai wujud deiksis eksofora dan wujud deiksis endofora yang ada dalam rubrik opini di harian Koran Tempo edisi September-Desember 2015.
4.2.1.1 Deiksis Eksofora
Setelah peneliti melakukan pengumpulan data deiksis pada rubrik opini di harian Koran Tempo edisi September hingga Desember 2015, peneliti
menemukan wujud deiksis yang berupa deiksis eksofora. Menurut Purwo 1984: 19 deiksis eksofora lebih membicarakan bidang sematik leksikal. Maka, deiksis
eksofora adalah kata atau frasa yang rujukannya berada di luar tekstidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dungkapkan secara langsung oleh penuturpenulis. Berdasarkan buku tulisan Bambang Kaswanti Purwo yang berjudul Deiksis dalam Bahasa Indonesia deiksis
eksofora dibagi menjadi tiga yaitu deiksis eksofora persona, deiksis eksofora ruang, dan deiksis eksofora waktu.
4.2.1.1.1 Deiksis Persona
Deiksis persona berkaitan dengan leksem-leksem berbentuk nominal dan pronominal kata ganti. Maka referen yang ditunjuk oleh kata kanti persona
berganti-ganti tergantung pada peranan yang dibawakan oleh perserta tindak ujaran Purwo, 1984: 22. Purwo dalam penelitiannya bahwa memilih
menggunakan kata persona, karena kata Latin persona ini merupakan terjemahan dari kata Yunani prosopon
yang artinya “topeng” topeng yang dipakai oleh seorang pemain sandiwara, dan yang juga berarti peranan atau watak yang
dibawakan oleh pemain drama. Orang yang sedang berbicara mendapat peranan yang disebut persona pertama atau persona pertama merujuk pada orang yang
sedang berbicara. Apabila dia tidak berbicara lagi, dan kemudian menjadi pendengar maka ia berganti memakai “topeng” yang disebut persona kedua atau
persona kedua merujuk pada pendnegar atau pembaca. Orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan tetapi mejadi bahan pembicaraan, atau
yang hadir dekat dengan tempat pembicaraan tetapi tidak terlibat dalam pembicaraan itu sendiri secara aktif diberi “topeng” yang disebut persona ketiga
atau persona ketiga merujuk pada seseorang yang tidak hadir dalam pembicaraan atau menjadi bahan pembicaraan atau tidak terlibat langsung dalam pembicaraan.
Maka, jika disimpulkan deiksis eksofora secara sederhananya terdapat tiga bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI