1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan penting. Menjadi penting karena pada kenyataannya keberadaan guru di berbagai jenjang
pendidikan, dari Taman Kanak-kanak sampai pada Sekolah Menengah Atas oleh sebagian kalangan dinilai jauh dari performa yang distandarkan.
Keluhan bahwa banyak guru lulusan FKIP kurang profesional, yaitu kurang menguasai bahan dan kurang kompeten dalam pembelajaran cukup
marak. Mutu guru yang kurang tinggi inilah yang mengakibatkan salah satunya mutu pendidikan di Indonesia kurang baik. Maka untuk meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah. Untuk mewujudkan
guru yang profesional maka pemerintah mulai ingin menata profesi guru dengan kode etik dan sertifikasi.
Salah satu penyebab guru kurang profesional adalah minat dan motivasi calon guru yang masuk FKIP kurang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari
kebanyakan yang masuk FKIP bukan calon mahasiswa yang berintelegensi tinggi dan bukan pilihan pertama. Lulusan SMA kurang berminat menjadi
guru karena kesejahteraan guru relatif kecil dibandingkan profesi lain yang setingkat dan ada indikasi banyak orang tua yang menjadi guru, tidak ingin
anaknya menjadi guru Paul Suparno.2005.
Lain dulu lain pula sekarang, banyak sekali sarjana-sarjana jurusan murni non kependidikan yang berburu akta IV atau mengajar agar menjadi
bagian dari profesi guru dan diterima di lembaga pendidikan tertentu. Hal ini menyebabkan adanya guru-guru instan yang mengajar di lembaga-lembaga
pendidikan. Mengapa mereka sekarang ingin dan minat menjadi guru, padahal mereka tidak bercita-cita menjadi guru. Hal ini terbukti karena mereka tidak
serius dalam menempuh pendidikan kesarjanaan yang mereka tempuh. Ada banyak faktor yang mempengaruhi minat pemilihan profesi guru,
antara lain: 1 profesi guru saat ini mendapat perhatian istimewa dari pemerintah, 2 profesi guru merupakan jenis pekerjaan yang santai dan
mudah, 3 profesi guru tidak banyak menyita waktu dalam bekerja, 4 profesi guru menjadi pelabuhan terakhir ketika tidak ada lowongan pekerjaan
sesuai ijazah sarjana mereka, ataukah 5 gaji profesi guru mulai terangkat dan subsidinya akan dinaikkan oleh pemerintah. Jika kelima faktor ini yang
banyak mempengaruhi minat mahasiswa saat ini untuk memilih profesi guru, maka tidak heran jika kualitas guru saat ini banyak dipertanyakan.
Sejauh diamati, persoalan minimnya guru berkualitas itu berpangkal dari lemahnya pembinaan guru saat ini. Menurut Prof. HAR Tilaar 2006,
kelemahan itu hanya bisa diatasi bila LPTK Universitas ex. IKIP mengalami reorganisasi dan restrukturisasi, harus ditunjang ilmu pendidikan terbaru.
Akibatnya ketika guru mengajar suasana yang dibangun di kelas cenderung pasif dan kaku KR.Selasa 25 Nopember 2008. Selama ini pengajaran di
sekolah cenderung rutin dan belum mengarahkan siswa-siswa pada tindakan
reflektif. Padahal para siswa itu sangat membutuhkan inspirasi pada saat gurunya di kelas, sayangnya guru itu tidak menguasai ilmu substansi dan cara
penyampaian kepada siswa. Sehingga sekolah hanya menjadi transfer ilmu pengetahuan semata dan bukan sebagai lembaga pendidikan, akibatnya para
lulusanpun tidak bisa banyak diharapkan menjadi agen perubahan sosial dan jika menjadi guru justru malah melestarikan pola pengajaran impulsif coba-
coba. Masalah-masalah yang tersebut di atas, maka FKIP mempunyai
tantangan yang cukup besar. Tantangan tersebut yaitu bagaimana membantu calon guru dengan pendidikan guru yang ada dapat mengembangkan minat
dan profesionalitas mereka. Guru yang bermutu, bukan hanya berotak pintar, tapi idealnya juga
mempunyai minat yang cukup besar. Minat tidak hanya muncul, ketika ditanya, apakah anda mau menjadi guru? Tetapi, dimulai dari proses ketika
mengenyam proses pendidikan. Pihak FKIP, sudah mencoba meningkatkan minat dan profesionalitas
calon guru dengan bermacam cara seperti membuat kurikulum keguruan yang menekankan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya,
pengembangan pembelajaran dan sikap. Dalam proses pendidikan di LPTKIKIP mahasiswa dibina untuk
semakin memupuk kecintaanya terhadap profesi guru. Salah satu cara yang ditempuh FKIP adalah dengan Program Pengalaman Lapangan PPL. PPL
bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi keguruan. Dengan PPL
mahasiswa terjun langsung di sekolah-sekolah untuk mempraktekan langsung teori yang mereka dapat di perkuliahan. Program ini membuat para mahasiswa
mengenal secara langsung lingkungan sekolah, menerapkan kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata. Supaya
mahasiswa calon guru benar-benar merasakan manfaat PPL maka PPL harus dijalankan seefektif mungkin. Aspek yang dinilai adalah sesuai dengan tujuan
dari program PPL itu sendiri, yaitu: kemampuan mengenal lingkungan sekolah, kemampuan menerapkan kecakapan keguruan secara menyeluruh dan
terintegrasi, dan kemampuan mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL. Pengalaman nyata di sekolah inilah yang sedikit banyak mempengaruhi minat
mahasiswa FKIP memilih profesi guru. Faktor lain yang diduga berpengaruh pada minat seseorang menjadi guru
adalah pengakuan penghargaan masyarakat terhadap profesi guru semakin menurun S.Widanarto P,dkk:2008. Dewasa ini martabat guru semakin
merosot, bahkan dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Guru idealnya, di samping dapat mentransfer pengetahuan, guru juga mendidik
nilai-nilai universal. Dengan demikian, seorang guru hendaknya memiliki moral, iman dan akhlak yang baik yang dapat ditanamkan pada diri siswa.
Namun berita-berita di media massa menunjukkan bahwa perilaku guru jauh dari ideal. Perilaku-perilaku negatif menjadikan masyarakat berpandangan
negatif terhadap profesi guru. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL
TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Fokus
penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Prestasi Program Pengalaman Lapangan PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk
menjadi guru.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi PPL
terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru? 2.
Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara prestasi PPL terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk menjadi guru.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP USD untuk menjadi guru.
E. Manfaat Penelitian
1. Menjadi bahan evaluasi bagi FKIP USD tentang PPL apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa atau tidak. 2.
Menjadi bahan evaluasi bagi dosen FKIP USD untuk dapat membantu mahasiswa secara tepat dalam mengembangkan profesionalitasnya.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA