Faktor Sosial TINJAUAN PUSTAKA

a. 6 mengatur ruangan belajar a. 7 mengelola interaksi belajar mengajar a. 8 menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran a. 9 menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan a. 10 membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar a. 11 membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus a. 12 membina wawasan siswa untuk menghargai berbagai pekerjaan di masyarakat b Mengenal dan memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi di dalam penyelenggaraan pengajaran melalui kegiatan penelitian. c Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah d Membina kegiatan-kegiatan ko- dan ekstrakurikuler.

B. Faktor Sosial

Fungsi sosial adalah pengaruh khas yang diberikan seseorang atau lembaga sosial terhadap seluruh masyarakat. Apabila rasa pengertian peranan sosial itu hendak ditekankan unsur kewajiaban dan tangung jawab peranan sosial itu disebut dengan istilah lain, yakni jabatan atau tugas. Maka jabatan atau tugas sosial ialah suatu peranan sosial yang diserahkan kepada seseorang atau institusi sosial oleh instansi yang berwenang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Aspek sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakat, atau dengan kata lain nilai seseorang dari sudut pandang orang-orang lain lingkungannya Endang Wijayanti, 2001:367. Aspek sosial ini, juga dipertimbangkan dalam memilih karir dalam hal ini adalah guru. Yang termasuk aspek sosial ini adalah prestis, kepuasan pribadi, kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya serta kesempatan menjalankan hobi di lingkungan masyarakat misalnya dengan membuka privat. Kehidupan status sosial guru sangat mempengaruhi prestis guru, karena dalam kehidupan sosial guru dapat dinilai dan dicontoh oleh masyarakat jika dapat menunjukan martabat dan budi pekerti yang baik. Masyarakat yang nantinya akan menghormati dan menyegani keberadaan guru karena memiliki status sosial tinggi. Menurut Edman dalam Rini Yuniyanti 2005 ; 12 menggambarkan peranan guru dalam kontek antara budaya mencakup 2 hal yaitu: 1. Peranannya ialah melakasanakan apa yang diamanatkan masyarakat melalui sekolah agar dapat mempersiapkan anak didik sesuai tujuan yang diharapkan masyarakat. 2. Peranannya ialah melaksanakan tujuan yang diserahkan kepadanya baik di dalam kelas sehari-hari maupun dalam hubungannya dengan tuntutan masyarakat. Sedangkan menurut Waten B dalam Rini Yuniyanti 2005 : 13 peran guru antara lain : 1. Sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat, sebab ia nampak sebagai seseorang yang punya wibawa. 2. Sebagai penilai, ia memberi penilaian 3. Sebagai orang sumber nara sumber 4. Sebagai pembantu 5. Sebagai wasit 6. Sebagai detektif 7. Sebagai objek identifikasi 8. Sebagai penyangga rasa takut 9. Sebaagi orang yang menolong memahami diri super ego 10. Sebagai pemimpin kelompok 11. Sebagai orang tuawali parentsurrogates 12. Sebagai orang yang membina dan memberikan layanan 13. Sebagai pembawa rasa kasih sayang. Seorang guru dipandang oleh masyarakat mempunyai peranan, adapun peranan guru dalam suatu masyarakat terdapat beberapa unsur, yaitu : 1. Guru bergaul dengan masyarakatnya, dengan tetap memelihara statusnya bahwa ia adalah orang yang digugu dan ditiru dimana saja ia berada. 2. Guru menjauhkan diri untuk memasuki kegiatan-kegiatan masyarakat tertentu. 3. Guru menerima peranan secara tidak bertentangan dengan kenyataan yang dihadapi. 4. Guru memegang suatu kode tingkah laku tertentu. 5. Guru menyayangi semua golongan sebab kehidupan guru dan keahliannya, dicontoh, dan diteladani oleh seluruh masyarakat. 6. Guru merupakan perintis pembangunan pada segala bidang kehidupan dalam masyarakat. Seorang guru dalam melaksanakan tugas berdasarkan kasih sayang, adil, dan dapat menumbuhkan perasaan-perasaan itu dengan rasa penuh tanggung jawab, selain itu guru harus dapat mempertahankan status dan jarak dengan peserta didik. Tugas guru sebagai orang tua di sekolah juga harus bisa bekerja sama dengan orang tua peserta didik dalam memecahkan suatu masalah pribadi peserta didik disekolah Indah dan Prem 34 :2005 Selain guru memiliki satus sosial di masyarakat dalam Peraturan Menteri Nomer 16 tahun 2007 seorang guru juga harus mempunyai kompetensi sosial yang perlu dimiliki, kompetensi tersebut antara lain : 1. Bersikap komunikatif dengan teman sejawat dan komunitas lainya secara santun, empatik dan efektif. 2. Berkomunikasi dengan orang tua murid dan masyarakat secara santun, empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan tentang anak didiknya. 3. Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. 4. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, orang tua siswa, teman sejawat dan lingkungan sekolah karena perbedaaan suku, ras agama, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan status soisal ekonomi. 5. Mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik termasuk memahami bahasa daerah setempat. 6. Melaksanakan berbagai macam program dalam lingkungan kerja dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah setempat. 7. Mampu berkomunikasi dengan teman seprofesi maupun profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Status sosial guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Menurut Supriyadi, 1999:68 makin tinggi sekolah tempat guru mengajar, semakin baik status sosial keluarganya. Secara umum status sosial keluarga guru SMA jauh lebih baik dari status sosial keluarga guru SMP dan SD. Hal ini dapat dipahami untuk menjadi guru pada jenjang yang lebih tinggi dibutuhkan pendidikan yang lebih tinggi pula yang terkait dengan status sosial keluarga dan juga status ekonomi. Tetapi sekarang ini tuntutan untuk menjadi seorang guru SD harus berpendidikan S1. Hal-hal yang telah disebutkan di atas mempengaruhi kewibawaan guru di mata masyarakat. Profesi guru harus dihargai dan dipandang oleh masyarakat, dengan begitu citra guru menjadi terangkat. Apapun yang dibicarakan oleh masyarakat tidak akan mengubah guru dan profesi atau tidak mengubah status dan nasib mereka.

C. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan

Dokumen yang terkait

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Pengaruh program studi, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan pemahaman mahasiswa tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 176

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan staf kesekretariatan : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 178

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 146

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 - USD Repo

0 0 157

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164