Profesi Guru Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan

Minat merupakan salah satu unsur pokok yang sangat penting untuk meraih sukses dalam melakukan kegiatan. Arti penting minat menurut The Liang Gie 1994:28 ialah : 1 Minat melahirkan perhatian yang serta merta. 2 Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. 3 Minat mencegah gangguan perhatian dari luar. 4 Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. 5 Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menjadi guru adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, harapan, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilih menjadi guru.

2. Profesi Guru

Menurut Hornby dalam Intan Desy Cahyani,2006:10, profesi dapat diartikan suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lanjut dan latihan khusus, seperti ahli hukum, arsitek, dokter, guru, teolog dan lain- lain. Sementara profesi menurut Arikunto 1990:231 diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah. Dedi Supriadi 1999:95 berpendapat bahwa profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teoritik tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu. Ciri-ciri profesi Dedi Supriadi,1999:96: a. Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikansi sosial karena diperlukan mengabdi kepada masyarakat. b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan yang “lama” dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu secara sosial dapat dipertanggungjawabkan accountable c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu a systematic body of knowledge , bukan hanya sekedar serpihan atau hanya common sense. d. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik. e. Sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial atau materiil. Sementara itu, guru dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar McLeod,1989, sedangkan Soelaeman 1985:7, mendefinisikan guru sebagai komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Sementara itu, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 mendefinisikan guru sebagai tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi pendidik yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaanya secara optimum, pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal. Dalam jurnal Educational Leadership edisi Maret 1993 menyebutkan bahwa, untuk menjadi profesional guru dituntut memiliki lima hal: a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya b. Guru menguasai secara mendalam bahanmata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa. c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Di Indonesia sesungguhnya sudah ada wahana untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG Pusat kegiatan Guru dan KKG Kelompok Kerja Guru yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya. Hal ini tentunya belum cukup, satu hal lagi yang menentukan penampilan profesional guru adalah sejauh mana ia menguasai prinsip-prinsip pedagogi secara umum maupun didaktik- metodik secara khusus yang berlaku pada setiap mata pelajaran. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam-jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan dan lain-lain secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang, termasuk guru Dedi Supriadi.1999:99. Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang membina guru dalam hal ini Depdikbud atau yayasan swasta, PGRI, dan masyarakat. Berkenaan dengan tugas dan fungsinya yang sangat strategis, maka untuk menjadi guru, seseorang perlu mendapatkan pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan. Keputusan Menteri pendidikan Nasional No. 045U2002 tentang standar pendidikan nasional, mensyaratkan bahwa untuk menjadi guru, maka seseorang untuk menjadi guru seseorang perlu memiliki kualifikasi akademik guru dan memenuhi standar kompetensi guru yang mencakup kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional yang terintegrasi dalam kinerja guru. Bila kompetensi guru dibangun berdasarkan keahlian bidang studi yang diajarkan, maka profesi guru pada umumnya tidak tergantung kepada apa yang mereka ajarkan dan di jenjang mana mereka mengajar. Profesi guru adalah jenis pekerjaan yang selama ini diabaikan orang dan terus menerus menjadi perdebatan, sehingga guru kita tidak disiapkan secara profesional. Agar guru dapat disiapkan secara profesional, maka penyelenggaraan pendidikan profesi guru dibutuhkan penanganan yang lebih cermat, terutama terhadap perilaku mereka sebagai guru. Jabatan guru sebagai suatu profesion, adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian pendidikan atau latihan khusus di bidang keguruan, perlu memiliki syarat-syarat tertentu untuk menjunjung martabat guru dan menjamin mutu pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru. Maka dibutuhkan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu Amatembun, 1973 : 4-10 : a. Syarat Profesional Adalah syarat yang menyangkut bidang keahlian guru, meliputi : 1 Pengetahuan di bidang keguruan dan pendidikan, baik bersifat umum maupun khusus. 2 Ketrampilan dalam mengajar pada khususnya, dan mendidik pada umumnya yang pada hakekatnya memiliki kesanggupan dalam memimpin kelasnya. b. Syarat Personal Syarat-syarat ini yang menyangkut diri pribadi orang yang menjadi guru, adapun syarat-syaratnya adalah : 1 Kesehatan Fisik Seorang guru harus sehat secara jasmani atau physik tidak sakit- sakitan apalagi mengidap penyakit menular seperti Tbc. Mengenai jasmani yang cacat seperti buta dan sebagainya dewasa ini bukanlah menjadi hambatan utama bagi seorang yang merasa dipanggil menjadi guru. Dewasa ini Indonesia telah mempunyai beberapa Sarjana Muda bahkan Sarjana Pendidikan lulusan IKIP yang tuna netra. 2 Kesehatan Psikis Bahwa seseorang guru hendaklah sehat jiwanya, sehat mental atau rohaninya. Orang yang menderita penyakit jiwa atau penyakit- penyakit jiwa atau gangguan-gangguan syaraf misalnya gangguan syaraf otak, kejiwaan, janganlah diangkat menjadi guru. 3 Kesehatan Psycho-somatic Seorang guru bukan hanya sehat jasmaniah dan rohaniahnya saja tetapi haruslah sehat jasmani dan rohaninya, ia harus memiliki kesehatan psycho-somatis yang baik karena gangguan-gangguan pada badan dapat mempengaruhi fungsi-fungsi jiwa tertentu dan sebaliknya. 4 Integritas Pribadi Syarat personal ini menyangkut kepribadian seoarang guru sebagai suatu totalitas. Kita membutuhkan guru-guru yang telah terintegrasi kepribadiannya yang telah dewasa dalam arti pendagogis yaitu sanggup mengambil keputusan sendiri atas tanggung jawab sendiri. c. Syarat Moralitas Faktor ini lebih menyangkut watak pribadi seseorang, atau suatu pertanda kemampuan seseorang bertindak susila. Seseorang guru bukan hanya dapat mengetahui apa yang baik dan yang buruk, tapi juga sanggup berbuat menurut norma kesusilaan. d. Syarat religiousity Syarat beragama adalah syarat mutlak bagi orang-orang yang bertindak sebagai guru di bumi Indonesia ini sebagai perwujudan falsafah Pancasila secara konsekwen. e. Syarat Formality Syarat ini mencakup keempat syarat yang telah disebutkan di atas profesional, personal, moralitas, religiousity merupakan syarat formal yang harus dimiliki seseorang sebelum menjadi guru. Dalam UUGD syarat-syarat menjadi guru adalah sebagai berikut : 1 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, melalui pendidikan sarjana atau diploma empat 2 Memiliki kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi 3 Sertifikat pendidik diberikan pada guru yang telah memenuhi prasyaratan. 4 Sehat jasmani dan rohani, 5 Serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi Keguruan

Dokumen yang terkait

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Pengaruh program studi, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan pemahaman mahasiswa tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terhadap minat mahasiswa mengikuti PKM : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 176

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan staf kesekretariatan : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 178

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 146

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 - USD Repo

0 0 157

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164