42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian empiris merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian ini
memerlukan kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap fakta atau segala sesuatu yang dialami tanpa perantaraan orang lain. Penelitian
empiris umumnya lebih menekankan pada penyelidikan aspek perilaku daripada opini Indriantoro dan Supomo, 2009: 29.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada penelitian empiris, karena untuk memperoleh data peneliti perlu melakukan observasi
secara langsung yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada Wajib Pajak Orang Pribadi WP OP.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama KPP Mataram Barat. 2.
Penelitian dilakukan selama 1 satu bulan, yaitu dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012.
43
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi WP OP yang berada
di ruang lingkup KPP Pratama Mataram Barat. 2.
Objek penelitian adalah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kepatuhan WP OP.
D. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Indriantoro dan Supomo 1999: 146, data primer merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara. Data primer diperoleh dari responden dengan cara
mendistribusikan kuesioner secara langsung. Kuesioner ini berisi pernyataan- pernyataan mengenai kepatuhan WP OP, pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan dan sanksi perpajakan. Kuesioner yang disebarkan berisi identitas responden dan pernyataan-pernyataan yang bersifat tertutup.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab Sugiyono, 2012: 142. Kuesioner ini terdiri dari 2
dua bagian yaitu bagian pertama berisikan identitas responden secara umum
44
dan bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian untuk mendapatkan data penelitian.
F. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur tanggapan atau respons seseorang tentang
obyek sosial Umar, 2003: 82. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan memberikan skala pada setiap instrument sebagai berikut:
1. SS merupakan jawaban Sangat Setuju diberi skor 5.
2. S merupakan jawaban Setuju diberi skor 4.
3. N merupakan jawaban Netral diberi skor 3.
4. TS merupakan jawaban Tidak Setuju diberi skor 2.
5. STS merupakan jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.
G. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono 2012: 38, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
45
1. Variabel Bebas Independent Variable
Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain Indriantoro dan Supomo, 2009: 63.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan pajak X
1
, kualitas pelayanan X
2
dan sanksi perpajakan X
3
yang dinyatakan dalam skor total hasil pengukuran pernyataan responden mengenai pengetahuan
pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan yang telah dilaksanakan di ruanga lingkup KPP Pratama Mataram Barat.
a. Pengetahuan Pajak X
1
Menurut Gardina dan Haryanto 2006 dalam Supriyati dan Nur Hidayati 2008, salah satu penyebab rendahnya kepatuhan Wajib Pajak
WP adalah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP. Sebagian besar WP memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak. Pengetahuan WP
mengenai aturan dan Ketentuan Perpajakan yang berlaku diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pajak. Informasi yang dimiliki WP akan
mempengaruhi mereka terhadap kepatuhan WP, semakin banyak informasi yang mereka ketahui maka akan membantu mereka untuk bisa
memberikan tanggapan. Tingkat pengetahuan yang dimiliki WP akan mempengaruhi
keputusan mereka
untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya. Pernyataan mengenai pengetahuan pajak bersumber pada
penelitian yang dilakukan oleh Susianti 2006 dan Sutanto 2009.
46
b. Kualitas Pelayanan X
2
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan, di
mana pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
Lan, 2003 dalam Hardiyansyah, 2011. Menurut Hardiyansyah 2011:44, kualitas pelayanan yang
diberikan oleh petugas pelayanan merupakan ujung tombak terdepan karena berhadapan langsung dengan publik, sehingga petugas tersebut
harus memiliki profesionalisme serta memberikan pelayanan sebaik- baiknya kepada masyarakat.
Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum. Kualitas
pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan,
dapat memberikan
pelayanan dengan
tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh
aparat pajak Ni Luh dalam Rustiyaningsih, 2011. Pernyataan mengenai kualitas pelayanan bersumber pada penelitian yang dilakukan Jatmiko
2006 dan Maharia 2011.
c. Sanksi Perpajakan X
3
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan norma perpajakan akan dituruti ditaati
dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat