52
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Santoso 2010: 203, uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar-variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance Inflation
Factor VIF dan tolerance value. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai
tolerance value ≤ 0,1. Jika nilai VIF ≥ 10 dan nilai tolerance value ≤
0,1, maka terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno 2011: 296, uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model
dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Menurut Nugroho 2005: 62 dalam Wulandari 2011: 44,
analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak terdapat heterokedastisitas jika:
1 Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka
0; 2
Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja; 3
Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali;
4 Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
53
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi Priyatno, 2011: 238.
Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Keterangan:
Y = Variabel dependen
X
1
, X
2
, X
3
= Variabel independen a
= Nilai konstanta b
1
, b
2
, b
3
= Koefisien regresi e
= Simpangan baku estimasi error
5. Pengujian Hipotesis Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung Priyatno, 2011: 258.
Dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: H
: b
1
; b
2
; b
3
= 0, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. H
a
: b
1
; b
2
; b
3
≠ 0: pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
54
Kriteria pengujian pada uji F : H
diterima bila F
hitung
≤ F
tabel
dan dikatakan signifikan jika 0,05 H
ditolak bila F
hitung
F
tabel
dan dikatakan signifikan jika 0,05
6. Analisis Koefisien Determinasi Adjusted R
2
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen Priyatno, 2011: 251.
7. Pengujian Hipotesis Uji t
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah ingin mengetahui sebuah nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding, berbeda secara nyata
ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
H : b
1
= 0, artinya pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
H
a
: b
1
≠ 0, artinya pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
H : b
2
= 0, artinya kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
H
a
: b
2
≠ 0, artinya kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
H : b
3
= 0, artinya sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.