Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Meningkatkan Kepatuhan

33 Hardiyansyah, 2011: 36. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan merupakan ujung tombak terdepan karena berhadapan langsung dengan publik, sehingga petugas tersebut harus memiliki profesionalisme serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat Hardiyansyah, 2011: 44. Menurut Zeithaml dkk 1990 dalam Hardiyansyah 2011: 47, dimensi pelayanan publik dapat dikembangkan menjadi sebagai berikut: 1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi; 2. Reliable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat; 3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggungjawab terhadap mutu layanan yang diberikan; 4. Competence, tuntuntan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan; 5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi; 6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat; 7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko; 8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan; 34 9. Communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat; 10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam peningkatan kualitas pelayanan Gesperesz, 1997 dalam Hardiyansyah, 2011: 51 yaitu: 1. Ketepatan waktu pelayanan; 2. Akurasi pelayanan berkaitan dengan reliabilitas; 3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan; 4. Tanggung jawab yang berkaitan dengan penerimaan pesanan ataupun penanganan keluhan; 5. Kelengkapan ketersediaan sarana pendukung; 6. Variasi model pelayanan inovasi; 7. Pelayanan pribadi fleksibilitas atau penanganan permintaan khusus; 8. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruang, kemudahan, dan informasi; 9. Atribut yaitu pendukung pelayanan lainnya kebersihan lingkungan, AC, fasilitas ruang tunggu, fasilitas musik atau televisi. Menurut Ni Luh dalam Rustiyaningsih 2011: 50, pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan 35 kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Selain itu, kemudahan dalam melaksanakan hubungan komunikasi yang baik, tersedianya fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang memadai, dan pegawai yang cakap dalam tugas dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

I. Sanksi Perpajakan

Sanksi adalah hukuman negatif kepada orang yang melanggar peraturan Jatmiko, 2006. Menurut Mardiasmo 2011: 59, sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan Perundang-undangan Perpajakan norma perpajakan akan dituruti ditaati dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat pencegah preventif agar Wajib Pajak WP tidak melanggar norma. Sanksi perpajakan diberikan agar WP mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan WP. Sanksi pajak dalam Undang-Undang Perpajakan, berupa Mardiasmo, 2011: 59: 1. Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa denda, bunga, dan kenaikan. 2. Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

4 112 92

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang pribadi Di KPP Pratama Majalaya)

0 4 1

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN PAJAK, PENERAPAN Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan, Biaya Kepatuhan Pajak, Penerapan E-Filing Dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Pada KPP Pratam

0 6 19

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemahaman atas sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bantul.

6 34 126

Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi studi empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat

0 3 138