46
b. Kualitas Pelayanan X
2
Kualitas  pelayanan  dapat  diartikan  sebagai  sesuatu  yang berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau  kebutuhan pelanggan, di
mana pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau  jasa  pelayanan  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  harapan  pelanggan
Lan, 2003 dalam Hardiyansyah, 2011. Menurut  Hardiyansyah  2011:44,  kualitas  pelayanan  yang
diberikan  oleh  petugas  pelayanan  merupakan  ujung  tombak  terdepan karena  berhadapan  langsung  dengan  publik,  sehingga  petugas  tersebut
harus  memiliki  profesionalisme  serta  memberikan  pelayanan  sebaik- baiknya kepada masyarakat.
Pelayanan  yang  berkualitas  harus  dapat  memberikan  4K,  yaitu keamanan,  kenyamanan,  kelancaran  dan  kepastian  hukum.  Kualitas
pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan,
dapat memberikan
pelayanan dengan
tanggapan, kemampuan,  kesopanan,  dan  sikap  dapat  dipercaya  yang  dimiliki  oleh
aparat  pajak Ni  Luh dalam Rustiyaningsih,  2011. Pernyataan mengenai kualitas  pelayanan  bersumber  pada  penelitian  yang  dilakukan  Jatmiko
2006 dan Maharia 2011.
c. Sanksi Perpajakan X
3
Sanksi  perpajakan  merupakan  jaminan  bahwa  ketentuan  peraturan perundang-undangan perpajakan norma perpajakan akan dituruti ditaati
dipatuhi.  Selain  itu,  sanksi  perpajakan  juga  dapat  digunakan  sebagai  alat
47
pencegah  preventif  agar  Wajib  Pajak  WP  tidak  melanggar  norma Mardiasmo,  2011:  59.  Sanksi  perpajakan  dibedakan  menjadi  sanksi
administrasi  dan  sanksi  pidana.  Sanksi  administrasi  merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya berupa denda, bunga dan
kenaikan.  Sedangkan  sanksi  pidana  merupakan  suatu  alat  terakhir  atau benteng  hukum  yang  digunakan  fiskus  agar  norma  pajak  dipatuhi.
Pernyataan  mengenai  sanksi  perpajakan  bersumber  pada  penelitian  yang dilakukan oleh Jatmiko 2006 dan Novitasari 2007.
2. Variabel Terikat Dependent Variable
Variabel  terikat  adalah  tipe  variabel  yang  dijelaskan  atau dipengaruhi  oleh  variabel  independen  Indriantoro  dan  Supomo,  2009:
63. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi WP OP.
Menurut  Rustiyaningsih  2011:  47,  kepatuhan  perpajakan diartikan  sebagai  suatu  keadaan  yang  mana  Wajib  Pajak  WP  patuh
dan  mempunyai  kesadaran  dalam  memenuhi  kewajiban  perpajakan. Kepatuhan  dalam  perpajakan  dibedakan  menjadi  2  dua  macam  yaitu
kepatuhan  formal  dan  kepatuhan  material.  Kepatuhan  formal merupakan  suatu  keadaan  di  mana  WP  memenuhi  kewajiban  secara
formal  sesuai  dengan  ketentuan  dalam  Undang-Undang  Perpajakan. Kepatuhan formal dapat dilihat dari kepatuhan WP dalam menyetorkan
SPT.  Kepatuhan material merupakan suatu keadaan dimana WP secara