hingga tahun 2013 rasio partisipasi bruto mengalami penurunan karena persentase kenaikan partisipasi bruto lebih kecil dibandingkan persentase
kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya. Dalam hal ini persentase kenaikan partisipasi bruto KSP Jogja
Sejahtera adalah sebesar 42,83 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 24,03 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta
kenaikan sebesar 20,95 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya KSP Jogja
Sejahtera dapat pula diketahui yaitu sebesar 42,85 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 23,91 dari tahun 2011 sampai
tahun 2012, serta kenaikan sebesar 36,20 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan partisipasi bruto dan kenaikan partisipasi bruto
ditambah pendapatan lainnya tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.3 halaman 223 dan lampiran 8.6 halaman 229.
Pada tabel 5.17 halaman 129, dapat diketahui bahwa jumlah partisipasi bruto KSP Jogja Sejahtera mengalami kenaikan dari tahun
2010 hingga tahun 2012. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya peningkatan jumlah pendapatan dari jasa simpan pinjam, pendapatan dari
provisi dan komisi kredit, pendapatan administrasi kredit, serta pendapatan denda angsuran dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013,
seperti yang tampak pada lampiran 4.2 halaman 204. Maksud dari pendapatan lainnya dalam hal ini adalah penjumlahan dari pendapatan
tabungan bank dan pendapatan lain-lain. Jumlah partisipasi bruto dan
pendapatan lainnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut karena terjadi peningkatan jumlah
nominal pada pendapatan lainnya seperti tampak di neraca pada lampiran 1 halaman 194-195.
7. Penetapan Kinerja Keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja
Sejahtera
Bahwasanya dalam menilai kesehatan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi keuangan dan segi
manajemen. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14PerM.KUKMXII2009
terdapat enam aspek yang digunakan untuk menilai kesehatan koperasi dari segi keuangan yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, efisiensi,
likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi. Dari segi manajemen penilaian kesehatan koperasi dapat dibedakan menjadi lima
bagian yaitu, manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan, manajemen aktiva, dan manajemen likuiditas.
Dalam hal ini, yang ingin diketahui adalah kesehatan koperasi dari segi keuangan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan aspek permodalan, kualitas
aktiva produktif, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jatidiri koperasi untuk menilai kinerja keuangan KSP Jogja Sejatera. Karena
aspek manajemen tidak digunakan dalam penelitian ini, maka hasil dari keenam aspek keuangan tersebut akan dikonversikan untuk menyetarakan
penilaiannya.
Sebelum mengetahui tingkat kesehatan keuangan KSP Jogja Sejahtera secara keseluruhan dari keenam aspek keuangan tersebut, dapat pula
diketahui kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera ditinjau dari masing-masing aspek keuangannya. Ditinjau dari aspek permodalan dapat diketahui bahwa
kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 70 pada tahun 2010 dengan predikat cukup sehat, sebesar 80 pada tahun 2011 dengan
predikat sehat, sebesar 80 pada tahun 2012 dengan predikat sehat, dan sebesar 70 pada tahun 2013 dengan predikat cukup sehat, seperti yang tampak pada
tabel 5.19. Dari aspek kualitas aktiva produktif dapat diketahui bahwa kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 84 pada tahun
2010 dengan predikat sehat, sebesar 68 pada tahun 2011 dengan predikat cukup sehat, sebesar 72 pada tahun 2012 dengan predikat cukup sehat, dan
sebesar 74 pada tahun 2013 dengan predikat cukup sehat, seperti yang tampak pada tabel 5.20. Dari aspek efisiensi dapat diketahui bahwa kinerja keuangan
KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 65 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dengan predikat cukup sehat seperti yang tampak pada
tabel 5.21. Dari aspek likuiditas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan KSP
Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 50 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dengan predikat kurang sehat, dan sebesar 41,67 pada
tahun 2013 dengan predikat kurang sehat seperti yang tampak pada tabel 5.22. Dari aspek kemandirian dan pertumbuhan dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 77,5 pada tahun
2010 dengan predikat cukup sehat, sebesar 92,5 pada tahun 2011 dengan predikat sehat, sebesar 92,5 pada tahun 2012 dengan predikat sehat, dan
sebesar 85 pada tahun 2013 dengan predikat sehat, seperti yang tampak pada tabel 5.23. Dari aspek jatidiri koperasi dapat diketahui bahwa kinerja
keuangan KSP Jogja Sejahtera menunjukkan hasil sebesar 70 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dengan predikat cukup sehat seperti yang
tampak pada tabel 5.24. Berdasarkan tabel 5.19 dapat diketahui jumlah skor keseluruhan dari
keenam aspek penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 73, 48 pada tahun 2010, 72,26 pada tahun 2011, 73,48 pada tahun 2012, dan
69,82 pada tahun 2013. Pada tahun 2010 diperoleh skor 73,48 dan memperoleh predikat cukup sehat. Pada tahun 2011 diperoleh skor 72,26 dan
memperoleh predikat cukup sehat. Pada tahun 2012 diperoleh skor 73,48 dan memperoleh predikat cukup sehat. Pada tahun 2013 diperoleh skor 69,82 dan
memperoleh predikat cukup sehat. Predikat yang diperoleh dari hasil tersebut maksudnya adalah sehat dari segi keuangan bukan sehat secara keseluruhan,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2013 kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera cukup baik, meskipun koperasi ini didirikan belum terlalu lama yaitu pada tanggal 31 Juli
2009. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan keuangan yang dimiliki KSP Jogja Sejahtera cukup baik sebagai modal dalam persaingan di
era globalisasi seperti sekarang ini.