dapat menunjukkan kinerja keuangan pada industri yang lebih kompleks seperti Motorola yang memiliki enam unit operasi.
Dari hasil ketiga penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat mencerminkan posisi keuangan yang sebenarnya pada koperasi
maupun perusahaan secara umum sehingga dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud
menggunakan analisis rasio untuk menilai kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera, apakah dapat mencerminkan kinerja
keuangan yang sebenarnya.
61
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus, karena penelitian ini dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme,
lembaga atau gejala tertentu Arikunto, 1989:115. Dalam hal ini penelitian dirancang khusus untuk mempelajari secara rinci dan mendalam mengenai
analisis laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Berdasarkan metode penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian ex post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor- faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut Abdurrahman dan Muhidin,
2011:5. Dalam hal ini objek yang diteliti adalah laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera tahun sebelumnya yaitu tahun 2010, 2011,
2012, dan 2013. Laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera tersebut
kemudian dianalisis menggunakan analisis rasio untuk mengetahui kinerja keuangannya. Setelah kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja
Sejahtera diketahui maka dapat ditelusur faktor-faktor penyebab naik atau turun kinerja keuangannya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian berada di Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera yang terletak di Jalan AM. Sangaji No. 15
Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta 55233. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2014.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Bagian Keuangan Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera dan objek penelitiannya adalah laporan keuangan
Koperasi Simpan Pinjam KSP Jogja Sejahtera tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013.
D. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aspek Permodalan
a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Rasio ini membandingkan antara modal sendiri dengan total aset koperasi. Modal sendiri merupakan modal yang menanggung risiko
modal ekutif yang berasal dari jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan
wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha SHU. Sedangkan Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. Kep-
100MBU2002 dinyatakan bahwa total aset adalah total aset dikurangi
dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir
tahun buku yang bersangkutan. b.
Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
Modal sendiri merupakan modal yang menanggung risiko modal ekutif yang berasal dari jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan
simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha SHU. Sedangkan
pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh koperasi simpan pinjam KSP dan unit simpan pinjam USP Koperasi
kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan atas pinjaman
yang diberikan tersebut.
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Perbandingan antara Modal
Sendiri Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Dalam hal ini modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP atau USP Koperasi yang terdapat pada neraca
dengan bobot pengakuan risiko. Sedangkan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP
dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko.