Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko

kenaikan modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko. Dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 44,48 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 28,80 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 23,09 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 14,56 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 56,16 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 17,71 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan modal sendiri dan kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.1 halaman 217 dan halaman 218. Berdasarkan tabel 5.3 halaman 97, dapat diketahui bahwa modal sendiri dan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Kenaikan modal sendiri terjadi karena adanya penambahan simpanan pokok dan simpanan wajib, adanya penanaman modal yang disetor, serta kenaikan cadangan pada KSP Jogja Sejahtera selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Sedangkan kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan jumlah pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera kepada anggota yang tidak menyertakan agunan. Kenaikan modal sendiri dan pinjaman diberikan yang berisiko tersebut, dapat dilihat di neraca KSP Jogja Sejahtera pada lampiran 1 halaman 194-195 dan lampiran 3 halaman 199. c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan modal sendiri tertimbang KSP Jogja Sejahtera dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset yang dimilikinya. Berdasarkan tabel 5.4 halaman 99, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 54,71. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 54,71 modal sendiri tertimbang yang tersedia. Pada tahun 2011 rasio kecukupan modal sendiri menunjukkan hasil sebesar 57,27. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 57,27 modal sendiri tertimbang yang tersedia. Pada tahun 2012 rasio kecukupan modal sendiri menunjukkan hasil sebesar 57,15. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 57,15 modal sendiri tertimbang yang tersedia. Pada tahun 2013 rasio kecukupan modal sendiri menunjukkan hasil sebesar 72,78. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 72,78 modal sendiri tertimbang yang tersedia. Berdasarkan grafik 5.3 dapat pula diketahui bahwa kemampuan modal sendiri tertimbang KSP Joga Sejahtera dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset yang dimilikinya dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio kecukupan modal sendiri yaitu sebesar 54,71 pada tahun 2010, 57,27 pada tahun 2011, 57,15 pada tahun 2012, dan 72,78 pada tahun 2013. Kenaikan rasio tersebut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011, dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri tertimbang lebih besar dibandingkan persentase kenaikan ATMR. Penurunan rasio kecukupan modal sendiri dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri tertimbang lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan ATMR KSP Jogja Sejahtera. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 rasio tersebut mengalami kenaikan, karena dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri tertimbang lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan ATMR. Dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri tertimbang KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 19,33 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 34,97 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 79,71 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan ATMR KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 14,00 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 35,26 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 41,11 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan modal sendiri tertimbang dan kenaikan ATMR tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.1 halaman 218-219. Berdasarkan tabel 5.4 halaman 99, dapat diketahui bahwa modal sendiri tertimbang dan ATMR KSP Jogja Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Kenaikan modal sendiri tertimbang terjadi karena adanya penambahan simpanan pokok dan simpanan wajib, adanya penanaman modal yang disetor, kenaikan cadangan, kenaikan SHU belum dibagikan, kenaikan tabungan koperasi, kenaikan simpanan berjangka, serta kenaikan dana yang diterima KSP Jogja Sejahtera selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Sedangkan kenaikan ATMR KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan yang cukup signifikan pada akun-akun aktiva. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada akun kas dan bank, piutang kepada anggota, piutang kepada calon anggota, serta aktiva tetap KSP Jogja Sejahtera. Kenaikan modal sendiri tertimbang dan ATMR tersebut, seperti yang tampak pada lampiran 4.1 halaman 200-204.

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian aspek kualitas aktiva produktif bertujuan untuk mengukur kekayaan KSP Jogja Sejahtera dalam mendatangkan penghasilan bagi koperasi tersebut. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio-rasio aspek kualitas aktiva produktif berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai dengan 2013, adalah sebagai berikut:

a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Volume

Pinjaman Diberikan Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam memenuhi seluruh pinjaman anggotanya. Berdasarkan tabel 5.5 halaman 102, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 80,00. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 80,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2010 mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya. Pada tahun 2011 rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan menunjukkan hasil sebesar 40,00. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 40,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2011 kurang mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya. Pada tahun 2012 rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan menunjukkan hasil sebesar 30,00. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 30,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2012 kurang mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya. Pada tahun 2013 rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan menunjukkan hasil sebesar 65,00. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 65,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2013 cukup mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya. Berdasarkan grafik 5.4 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam memenuhi seluruh pinjaman anggotanya dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan yaitu 80,00 pada tahun 2010, 40,00 pada tahun 2011, 30,00 pada tahun 2012, dan naik menjadi 65,00 pada tahun 2013. Penurunan rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 dikarenakan adanya penurunan volume pinjaman anggota. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan pada volume pinjaman anggota, namun persentase kenaikannya lebih kecil dibandingkan persentase kenaikan total volume pinjaman yang

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

6 48 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ”SAPTA USAHA MULYA” DI BEKONANG.

1 4 6

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia nomor 14/Per/M.KUKM/Xii/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur.

24 172 291

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN LISTER PT. PLN (Persero) BERDASARKAN SURAT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENGENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 - POLSRI REPOSITORY

0 0 15

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210