Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan

pada tahun 2010, 160,26 pada tahun 2011, 188,92 pada tahun 2012, dan 170,59 pada tahun 2013. Kenaikan rasio kemandirian operasional pelayanan dari tahun 2010 hingga tahun 2012, dikarenakan persentase kenaikan partisipasi neto lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan beban usaha dan beban perkoperasian. Pada tahun 2013 rasio tersebut mengalami penurunan karena terjadi penurunan persentase partisipasi neto sebesar 3,19, sedangkan beban usaha dan beban perkoperasian mengalami kenaikan sebesar 7,21. Dalam hal ini, persentase kenaikan partisipasi neto KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 42,59 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 23,86 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta turun sebesar 3,19 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan beban usaha dan beban perkoperasian KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 21,69 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 5,07 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 7,21 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan partisipasi neto dan beban usaha ditambah beban perkoperasian tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.5 halaman 227-228. Pada tabel 5.16 halaman 127, dapat diketahui bahwa jumlah partisipasi neto KSP Jogja Sejahtera mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya kenaikan partisipasi bruto. Partisipasi bruto bertambah karena terjadi peningkatan dari segi jumlah pendapatan karena jasa simpan pinjam partisipasi bruto karena terjadi peningkatan pendapatan jasa simpan pinjam, pendapatan provisi dan komisi kredit, pendapatan administrasi kredit, serta pendapatan denda angsuran dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, seperti yang tampak pada lampiran 4.2 halaman 204. Pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah partisipasi neto karena adanya peningkatan jumlah beban pokok atau beban bunga KSP Jogja Sejahtera. Peningkatan beban bunga tersebut nantinya akan mengurangi jumlah partisipasi bruto, sehingga jumlah partisipasi neto juga akan berpengaruh.

6. Aspek Jatidiri Koperasi

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam melayani anggotanya, semakin tinggi persentasenya maka akan semakin baik. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio- rasio aspek jatidiri koperasi berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai dengan 2013, adalah sebagai berikut:

a. Rasio Partisipasi Bruto

Berdasarkan tabel 5.17 halaman 129, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 99,79. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 dari partisipasi bruto dan pendapatan lain-lain di dalamnya terdapat kontribusi anggota sebesar Rp 99,79. Pada tahun 2011 rasio partisipasi bruto menunjukkan hasil sebesar 99,78. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 dari partisipasi bruto dan pendapatan lain-lain di dalamnya terdapat kontribusi anggota sebesar Rp 99,78. Pada tahun 2012 rasio partisipasi bruto menunjukkan hasil sebesar 99,87. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 dari partisipasi bruto dan pendapatan lain-lain di dalamnya terdapat kontribusi anggota sebesar Rp 99,87. Pada tahun 2013 rasio partisipasi bruto menunjukkan hasil sebesar 88,70. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 dari partisipasi bruto dan pendapatan lain-lain di dalamnya terdapat kontribusi anggota sebesar Rp 88,70. Berdasarkan grafik 5.16 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam melayani anggotanya dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase rasio partisipasi bruto yaitu 99,79 pada tahun 2010, 99,78 pada tahun 2011, 99,87 pada tahun 2012, dan 88,70 pada tahun 2013. Pada tahun 2010 hingga tahun 2011 rasio partisipasi bruto mengalami penurunan karena persentase kenaikan partisipasi bruto lebih kecil dibandingkan persentase kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya. Pada tahun 2011 hingga tahun 2012 rasio partisipasi bruto mengalami kenaikan karena persentase kenaikan partisipasi bruto lebih besar dibandingkan persentase kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya. Pada tahun 2012 hingga tahun 2013 rasio partisipasi bruto mengalami penurunan karena persentase kenaikan partisipasi bruto lebih kecil dibandingkan persentase kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya. Dalam hal ini persentase kenaikan partisipasi bruto KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 42,83 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 24,03 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 20,95 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya KSP Jogja Sejahtera dapat pula diketahui yaitu sebesar 42,85 dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 23,91 dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 36,20 dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan partisipasi bruto dan kenaikan partisipasi bruto ditambah pendapatan lainnya tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.3 halaman 223 dan lampiran 8.6 halaman 229. Pada tabel 5.17 halaman 129, dapat diketahui bahwa jumlah partisipasi bruto KSP Jogja Sejahtera mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya peningkatan jumlah pendapatan dari jasa simpan pinjam, pendapatan dari provisi dan komisi kredit, pendapatan administrasi kredit, serta pendapatan denda angsuran dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, seperti yang tampak pada lampiran 4.2 halaman 204. Maksud dari pendapatan lainnya dalam hal ini adalah penjumlahan dari pendapatan tabungan bank dan pendapatan lain-lain. Jumlah partisipasi bruto dan

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

6 48 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ”SAPTA USAHA MULYA” DI BEKONANG.

1 4 6

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia nomor 14/Per/M.KUKM/Xii/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur.

24 172 291

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN LISTER PT. PLN (Persero) BERDASARKAN SURAT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENGENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 - POLSRI REPOSITORY

0 0 15

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210