Siklus I Hasil Penelitian

Dan pada Indikator keenam diperoleh nilai 60 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis dan terdapat 9 siswa yang minimal cukup kritis 34,62. Nilai keseluruhan dari hasil kuesioner kondisi awal adalah 61,23 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis dan terdapat 9 siswa yang minimal cukup kritis 34,62.

1. Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Oktober 2015 di kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 20152016. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuaanya 3 x 35 menit 3 jp. a. Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti meliputi permintaan ijin kepada kepala sekolah SD Negeri Sarikarya untuk melakukan penelitian di kelas V. Setelah kepala sekolah memberikan ijin, peneliti menentukan waktu untuk melakukan observasi pembelajaran dan wawancara kepada guru wali kelas V untuk mendapatkan data awal mengenai permasalahan yang terjadi di kelasnya. Setelah peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi, Peneliti mengkaji Kompetensi Dasar, indikator, dan materi pokok penelitian untuk menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran siswa. Selain itu peneliti juga menyusun kuesioner kemampuan berpikir kritis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3 x 35 menit 3 jp menyesuaikan jam pelajaran di SD Negeri Sarikarya. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jp. Pertemuan pertama membahas tentang cara mengkonversikan satuan jarak dengan menggunakan model pembelajaran KontekstualCTL. Pada kegiatan awal, guru pertama-tama membuka pembelajaran dengan cara mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. kemudian guru membuat kontrak belajar dengan para siswa agar siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru bertanya terlebih dahulu kepada siswa “berapa jarak rumah kalian menuju sekolah” hal ini dimaksudkan untuk menggali pemahaman siswa mengenai materi yang akan dipelajari Contructivism. Kemudian pada kegiatan inti guru mulai menjelaskan materi satuan jarak beserta cara mengkonversikannya dengan menggunakan gambar tangga satuan jarak “setiap turun sekali dikali 10 dan naik di bagi 10”. Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan waktu kepada para siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami Questioning. Setelah siswa paham cara mengkonversi satuan jarak, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemudian setiap siswa bersama kelompok memperhatikan media yang telah disediakn guru Community Learning. Setelah kelompok selesai memperhatikan media beserta cara penggunaannya, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan kelas mendemonstrasikan cara mengukur panjang papan tulis menggunakan media meteran yang telah di sediakan guru Modelling dan kelompok lain memperhatikan kelompok yang sedang mendemonstrasikan cara mengukur panjang papan tulis. Setelah siswa melihat kelompok yang mendemonstrasikan cara mengukur panjang papan tulis menggunakan media, siswa kemudian berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengerjakan soal cerita yang tersedia di LKS Inquiry, Community Learning. Setelah selesai mengerjakan LKS kemudian kelompok mengumpulkan hasilnya kepada guru yang nantinya akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah ditentukan guru Authentic Assesment. Diakhir kegiatan, siswa bersama-sama dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari ini dan kemudian siswa melakukan refleksi hal-hal yang telah dipelajari, kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran apa saja Reflection. Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Oktober September 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit 3 jp. Pertemuan kedua membahas tentang cara melakukan operasi hitung satuan jarak dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada kegiatan awal, guru pertama-tama membuka pembelajaran dengan cara mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. kemudian guru membuat kontrak belajar dengan para siswa agar para siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Kemudian siswa diminta untuk kembali kedalam kelompok seperti pertemuan sebelumnya. Sebelum memasuki kegiatan inti guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya Questioning. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara melakukan operasi hitung satuan jarak, kemudian guru secara perlahan- lahan membantu siswa untuk memahami konsep menyelesaikan soal satuan jarak yang menggunakan operasi hitung dengan cara menjumlahkan panjang papan tulis dan meja belajar dengan menggunakan metera Contructivism, modelling. Setelah siswa mengerti cara melakukan operasi hitung satauan jarak, guru membagikan media meteran kepada para siswa yang tergabung dalam kelompok kecil. Setelah itu, guru meminta siswa bersama kelompoknya untuk mencari selisih dari panjang papan tulis dan meja belajar serta melakukan penjumlahan Inquiry, Community Learning. Setelah siswa selesai melakukan pengukuran, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas mempraktikan cara mencari selisih dari panjang papan tulis dan meja belajar serta melakukan penjumlahan dengan menggunakan media meteran yang di sediakan guru Modelling. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada para kelompok yang tidak maju untuk memberikan tanggapan kepada kelompok yang telah mendemonstrasikan cara mencari selisih dari panjang papan tulis dan meja belajar serta melakukan penjumlahan dengan menggunakan media pembelajaran Quistioning. Kemudian siswa bersama kelompoknya mengerjakan soal cerita tentang satuan jarak yang menggunakan operasi hitung di LKS Inquiry, Community Learning. Setelah selesai mengerjakan LKS kemudian siswa bersama kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru yang nantinya akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah ditentukan guru Authentic Assesment. Di akhir kegiatan, siswa bersama-sama dengan bimbingan guru menyimpulkan materi dan merefleksikan pembelajaran hari ini Reflection. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I secara individu. Setelah selesai kemudian siswa mengumpulkan hasil evaluasi siklus I kepada guru yang nantinya akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian Authentic Assesment. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai evaluasi pada siklus I. Sedangkan perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran matematika dapat diketahui dari data hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus I. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengamati kemampuan berpikir kritis siswa yang berpedoman pada lembar observasi. Berikut ini adalah data hasil belajar dan kemampuan siswa pada siklus I : 1. Data Hasil Belajar Hasil belajar siswa didapatkan dari hasil nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 65 sesuai dengan KKM di SD Negeri Sarikarya. Data hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I Keterangan Hasil Jumlah siswa 26 Nilai Rata-rata Kelas 71 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 42 Persentase Siswa Tuntas 65,38 17 siswa Berdasarkan tabel 4.11 diketahui jumlah keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Sarikarya sebanyak 26 siswa dan didapatkan nilai rata-rata kelas sebesar 71. Pada evaluasi siklus I nilai tertinggi 100 dan nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terendahnya 42. Pada evaluasi siklus I ini ada 17 siswa dari 26 siswa 65,38 yang sudah mencapai KKM. Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 14. 2. Data Observasi Kemampuan Berpikir kritis Data kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan melalui kegiatan obeservasi yang dilakukan selama proses pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II pada siklus I. data kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini. Tabel 4.12 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus 1 Indikator Pertemuan Rata- rata Kriteria 1 2 Skor Kriteria Skor Kriteria 1. Menganalisis argumen 46 Tidak kritis 51 Cukup kritis 48,5 Tidak kritis 2. Mampu bertanya 52 Cukup kritis 56 Cukup kritis 54 Cukup kritis 3. Mampu menjawab pertanyaan 49 Tidak kritis 54 Cukup kritis 51,5 Cukup kritis 4. Memecahkan masalah 47 Tidak kritis 56 Cukup kritis 51,5 Cukup kritis 5. Membuat kesimpulan 48 Tidak kritis 58 Cukup kritis 53 Cukup kritis 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan 45 Tidak kritis 51 Cukup kritis 48 Tidak krtitis Berdasarkan tabel 4.12 diketahui skor keseluruhan siswa kelas V pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada indikator pertama pertemuan 1 didapatkan skor sebesar 46 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 51 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Jadi rata-rata skor pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI indikator pertama sebesar 48,5 dan termasuk kedalam kriteria tidak kkritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator kedua pertemuan 1 sebesar 52 yang termasuk kedalam kriteria cukup kritis pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 56 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Jadi rata-rata skor pada indikator kedua sebesar 54 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator ketiga pertemuan 1 sebesar 49 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 54 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Jadi rata-rata skor pada indikator ketiga sebesar 51,5 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator keempat pertemuan 1 sebesar 47 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 56 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Jadi rata-rata skor pada indikator keempat sebesar 51,5 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator kelima pertemuan 1 sebesar 48 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 58 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Jadi rata-rata skor pada indikator kelima sebesar 53 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Dan Skor yang diperoleh siswa pada indikator keenam pertemuan 1 sebesar 45 yang termasuk kedalam kriteria tidak kritis pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 51 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Jadi rata-rata skor pada indikator keenam sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 dan termasuk kedalam kriteria tidak kritis. Data hasil observasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17. d. Refleksi Setelah selesai melakukan penelitian pada siklus I, peneliti melakukan refleksi yang mencakup dua aspek yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar. 1. Proses pembelajaran Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 6 dan 7 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jp menyesuaikan alokasi di SD Negeri Sarikarya. Pada pertemuan pertama membahas tentang mengkonversikan satuan jarak yang dibantu dengan menggunakan media pembelajaran meteran. Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP dan berjalan dengan baik. Namun masih ada beberapa kendala yang timbul dalam proses pembelajaran. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi ketika guru meminta salah satu kelompok maju kedepan kelas untuk mempraktikan cara mengukur panjang papan tulis dengan dengan menggunakan media meteran. Banyak siswa yang mengobrol dengan temannya dan tidak memperhatikan kelompok yang sedang mempraktikan cara mengukur panjang papan tulis yang mengakibatkan kondisi kelas menjadi ramai dan tidak kondusif. Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan pertama adalah siswa yang masih malu-malu atau cenderung pasif ketika diminta untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempresentasikan hasil pekerjannya dan waktu pembelajaran melebihi waktu yang telah disediakan. Siklus 1 pertemuan kedua membahas tentang operasi hitung satuan jarak. Secara umum proses pembelajaran berlangsung dengan cukup baik. Pada pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan media meteran beserta soal cerita dan masih bekerjasama dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Kendala pada pertemuan kedua adalah terlalu memakan banyak waktu untuk menjelaskan materi karena ternyata siswa belum paham terhadap materi pada pertemuan pertama yang mengakibatkan kegiatan refleksi pada pertemuan kedua ini hanya dilakukan secara lisan saja. Kondisi siswa pada pertemuan kedua sudah mulai mudah diatur dan kegiatan yang ada di dalam RPP dapat tercapai. Namun perlu adanya bimbingan dan arahan yang lebih jelas lagi dari peneliti agar siswa dapat memahami materi satuan jarak beserta cara menggunakan media pembelajaran. 1. Hasil belajar Hasil belajar pada siklus 1 terdapat peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian. Peningkatan hasil belajar terlihat dari kondisi awal pada tahun pelajaran 20132014 dengan rata 63,3 dan pada tahun pelajaran 20122013 dengan rata-rata 64,5 yang tergolong masih rendah kemudian meningkat menjadi 70,42. Selain perolehan rata-rata yang meningkat berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran baik itu dalam proses pembelajaran ataupun hasil belajar yang didapatkan. Maka dari itu untuk memberbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II dengan harapan agar kekurangan- kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II.

2. Siklus II

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359