Siklus II Hasil Penelitian

pembelajaran baik itu dalam proses pembelajaran ataupun hasil belajar yang didapatkan. Maka dari itu untuk memberbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II dengan harapan agar kekurangan- kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II.

2. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 dan 20 Oktober 2015 di kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 20152016. Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuaanya 3 x 35 menit 3 jp. a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II sama pada siklus I yaitu peneliti mempersiapkan semua yang dibutuhkan di siklus II serta peneliti mengkaji kembali Kompetensi Dasar, indikator, dan materi pokok yang akan diajarkan di siklus II. Dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran siswa. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3x35 menit 3 jp menyesuaikan jam pelajaran di SD Negeri Sarikarya. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jp. Pertemuan pertama membahas tentang satuan jarak dan kecepatan dengan menggunakan model pembelajaran KontekstualCTL. Pada kegiatan awal, guru pertama-tama membuka pembelajaran dengan cara mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali kedalam kelompok seperti di siklus I. Sebelum memasuki kegiatan inti guru melakukan tanya jawab terlebih dahulu untuk menggali pengetahun siswa tentang kecepatan Questioning, Kontructivism. Pada kegiatan inti, guru mulai menjelaskan pemahaman konsep hubungan satuan jarak dan kecepatan beserta cara mencari jarak dan kecepatan dengan menggunakan rumus “segitiga ajaib” Contructivism. Untuk memperkuat pemahan siswa guru memberikan waktu kepada para siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami Questioning. Selanjutnya guru meminta setiap kelompok untuk menghitung kecepatan berjalan teman kelompoknya dengan menggunakan media yang telah disediakan guru Modelling, Community Learning. Tahap selanjutnya guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan kelas mempraktikan cara mengukur kecepan dengan menggunakan media stopwatch dan meteran Modelling dan setelah itu setiap siswa bersama kelompok mengerjakan soal di LKS yang berkaitan dengan materi hubungan satuan jarak dan kecepatan Community Learning, Inquiry. Setelah selesai mengerjakan LKS kemudian siswa bersama kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru yang nantinya akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah ditentukan guru Authentic Assesment. Diakhir kegiatan, siswa bersama-sama dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari hari ini dan kemudian siswa melakukan refleksi hal-hal yang telah dipelajari, kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran apa saja Reflection. Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jp. Pertemuan kedua membahas tentang waktu keberangkatan dan waktu tiba dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Pada kegiatan awal, guru pertama-tama membuka pembelajaran dengan cara mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. kemudian guru membuat kontrak belajar dengan para siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Kemudian siswa diminta untuk kembali kedalam kelompok seperti pertemuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebelumnya. Sebelum memasuki kegiatan inti guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya Questioning. Pada kegiatan inti, guru pertama-tama menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media stopwatch “menghitung berapa detikkah waktu yang diperlukan siswa untuk berjalan dari pintu kelas V sampai meja guru” Modelling. Selanjutnya guru memberikan pemahaman kepada siswa mengenai materi waktu keberangkatan dan waktu tiba Contructivism. Setelah selesai menjelaskan materi guru memberi waktu kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami Questioning. Setelah siswa megerti tentang cara menentukan waktu keberangkatan dan waktu tiba, selanjutnya siswa bersama kelompoknya mengerjakan soal cerita tentang waktu keberangkatan dan waktu tiba di LKS Inquiry, Community Learning. Setelah selesai mengerjakan LKS kemudian siswa bersama kelompok mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru yang nantinya akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah ditentukan guru Authentic Assesment. Di akhir kegiatan, siswa bersama-sama dengan bimbingan guru menyimpulkan materi dan merefleksikan pembelajaran hari ini Reflection. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara individu. Setelah selesai kemudian siswa mengumpulkan hasil evaluasi siklus II kepada guru yang nantinya akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian Authentic Assesment. c. Pengamatan Selama pelaksanaan penelitian peneliti melakukan pengamatan sama halnya pada siklus I yaitu menggunakan lembar observasi kemampuan berpikir kritis siswa, namun pada siklus II ini peneliti juga melakukan pengamatan dengan menggunakan kuesioner dan evaluasi akhir yang diberikan kepada siswa setelah berakhirnya tindakan di siklus II. Berdasarkan hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas V sudah nampak sesuai dengan keenam indikator yang peneliti tetapkan. Namun masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan berpikir kritisnya. Berikut ini adalah tabel hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukannya tindakan pada siklus II. a. Data Hasil Belajar Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes evaluasi siklus II dan tes evaluasi akhir gabungan dari evaluasi siklus I dan siklus II dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 68 pada evaluasi 2 dan pada evaluasi akhir KKM ditingkatkan menjadi 70. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II Keterangan Hasil Jumlah Siswa 26 Nilai Rata-rata Kelas 77 Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 57 Persentase Siswa Tuntas 76,92 20 siswa Berdasarkan tabel 4.13 diketahui nilai rata-rata kelas dari 26 siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan yaitu 77. Nilai tertinggi pada evaluasi siklus II ini adalah 94 dan nilai terendahnya adalah 57. Pada evaluasi siklus II ini terdapat 20 siswa dari 26 siswa 76,92 yang telah mencapai KKM 68. Data hasil nilai evaluasi siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 14. Hasil evalusi akhir yang merupakan evaluasi gabungan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir Keterangan Hasil Jumlah Siswa 26 Nilai Rata-rata Kelas 84 Nilai Tertinggi 99 Nilai Terendah 64 Persentase Siswa Tuntas 84,61 22 siswa Berdasarkan tabel 4.14 diketahui nilai rata-rata kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan yaitu 84. Nilai tertinggi pada evaluasi akhir ini yaitu 99 dan nilai terendahnya yaitu 64. Pada evaluasi akhir ini terdapat 22 siswa dari 26 siswa 84,61 yang telah mencapai KKM 70. Data hasil nilai evaluasi siklus akhir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 14. b. Data Kemampuan Berpikir Kritis Data kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II ini didapatkan dari hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II. Data hasil observasi ini digunakan untuk memperkuat data kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan setelah berakhirnya tindakan pada siklus II. Data haasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini. Tabel 4.15 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator Pertemuan Rata- rata Kriteria 1 2 Skor Kriteria Skor Kriteria 1. Menganalisis argument 60 Cukup kritis 63 Kritis 61,5 Cukup kritis 2. Mampu bertanya 66 Kritis 72 Sangat kritis 69 Kritis 3. Mampu menjawab pertanyaan 59 Cukup kritis 71 Sangat kritis 65 Kritis 4. Memecahkan masalah 60 Cukup kritis 67 Kritis 63,5 Kritis 5. Membuat kesimpulan 63 Kritis 72 Sangat kritis 67,5 Kritis 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan 59 Cukup kritis 63 Kritis 61 Cukup kritis Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui skor rata-rata siswa kelas V pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada indikator pertama pertemuan 1 didapatkan skor sebesar 60 yang termasuk kedalam kriteria cukup kritis, pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 63 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Jadi skor rata-rata pada indikator pertama sebesar 61,5 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator kedua pertemuan 1 sebesar 66 yang termasuk kedalam kriteria kritis, pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 72 dan termasuk kedalam kriteria sangat kritis. Jadi skor rata-rata pada indikator dua sebesar 69 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator ketiga pertemuan 1 sebesar 59 yang termasuk kedalam kriteria cukup kritis, pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 71 dan termasuk kedalam kriteria sangat kritis. Jadi skor rata-rata pada indikator ketiga sebesar 65 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator keempat pertemuan 1 sebesar 60 yang termasuk kedalam kriteria cukup kritis, pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 67 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Jadi skor rata-rata pada indikator keempat sebesar 63,5 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Skor yang diperoleh siswa pada indikator kelima pertemuan 1 sebesar 63 yang termasuk kedalam kriteria kritis, pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 72 dan termasuk kedalam kriteria sangat kritis. Jadi skor rata-rata pada indikator kelima sebesar 67,5 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Dan Skor yang diperoleh siswa pada indikator keenam pertemuan 1 sebesar 59 yang termasuk kedalam kriteria cukup kritis, pada pertemuan 2 didapatkan skor sebesar 63 dan termasuk kedalam kriteria kritis. Jadi skor rata-rata pada indikator keenam sebesar 61 dan termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Data hasil observasi siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan setelah berakhirnya tindakan pada siklus II. Hasil kuesioner kondisi akhir disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.16 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 1 4 6 9 1 Murid 1 4 4 4 4 16 Kritis 2 Murid 2 5 4 5 3 17 Kritis 3 Murid 3 4 4 4 4 16 Kritis 4 Murid 4 5 4 4 4 17 Kritis 5 Murid 5 4 5 3 5 17 Kritis 6 Murid 6 5 4 4 5 18 Sangat kritis 7 Murid 7 4 4 4 4 16 Kritis 8 Murid 8 4 4 5 5 18 Sangat kritis 9 Murid 9 3 3 3 3 12 Tidak kritis 10 Murid 10 4 4 3 5 16 Kritis 11 Murid 11 3 4 3 2 12 Tidak kritis 12 Murid 12 5 4 4 3 16 Kritis 13 Murid 13 4 3 4 4 15 Cukup kritis 14 Murid 14 4 5 3 4 16 Kritis 15 Murid 15 5 5 5 4 19 Sangat kritis 16 Murid 16 5 5 5 4 19 Sangat kritis 17 Murid 17 4 5 4 5 18 Sangat kritis 18 Murid 18 4 4 4 4 16 Kritis 19 Murid 19 4 4 5 4 17 Kritis 20 Murid 20 3 5 3 4 15 Cukup kritis 21 Murid 21 3 3 3 3 12 Tidak kritis 22 Murid 22 5 4 4 5 18 Sangat kritis 23 Murid 23 4 5 5 4 18 Sangat kritis 24 Murid 24 3 3 3 5 14 Cukup kritis 25 Murid 24 3 2 3 4 12 Tidak kritis 26 Murid 26 4 4 4 4 16 Kritis Jumlah Skor Kelas 416 Rata-rata Kelas 16 Kritis Nilai rata-rata kelas 80 Kritis Jumlah siswa yang Minimal Cukup kritis 22 Presentase siswa yang Minimal Cukup kritis 84,62 Berdasarkan tabel 4.16 di atas di ketahui kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan pada indikator pertama adalah 416 dengan rata-rata kelas 16 kritis dan nilai rata-rata kelas 80 kritis. Pada indikator pertama jumlah siswa yang minimal cukup kritis ada 22 siswa dengan presentase sebesar 84,62. Tabel 4.17 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 5 11 1 Murid 1 4 4 8 Kritis 2 Murid 2 5 5 10 Sangat kritis 3 Murid 3 3 4 7 Cukup kritis 4 Murid 4 4 4 8 Kritis 5 Murid 5 4 4 8 Kritis 6 Murid 6 5 5 10 Sangat kritis 7 Murid 7 3 4 7 Cukup kritis 8 Murid 8 4 4 8 Kritis 9 Murid 9 3 3 6 Tidak kritis 10 Murid 10 5 3 8 Kritis 11 Murid 11 3 3 6 Tidak kritis 12 Murid 12 3 4 7 Cukup kritis 13 Murid 13 5 4 9 Sangat kritis 14 Murid 14 4 4 8 Kritis 15 Murid 15 5 5 10 Sangat kritis 16 Murid 16 5 5 10 Sangat kritis 17 Murid 17 5 5 10 Sangat kritis 18 Murid 18 5 3 8 Kritis 19 Murid 19 5 5 10 Sangat kritis 20 Murid 20 3 3 6 Tidak kritis 21 Murid 21 4 2 6 Tidak kritis 22 Murid 22 4 4 8 Kritis 23 Murid 23 5 4 9 Sangat kritis 24 Murid 24 5 4 9 Sangat kritis 25 Murid 24 4 4 8 Kritis 26 Murid 26 4 5 9 Sangat kritis Jumlah Skor Kelas 213 Rata-rata Kelas 8,19 Kritis Nilai rata-rata kelas 81,9 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup kritis 22 Presentase Siswa yang Minimal Cukup Kritis 84,62 Berdasarkan tabel 4.17 di atas di ketahui kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan pada indikator kedua adalah 213 dengan rata-rata kelas 8,19 kritis dan nilai rata-rata kelas 81,9 kritis. Pada indikator kedua jumlah siswa yang minimal cukup kritis ada 22 siswa dengan presentase sebesar 84,62. Tabel 4.18 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 2 8 1 Murid 1 4 5 9 Sangat kritis 2 Murid 2 5 5 10 Sangat kritis 3 Murid 3 3 3 6 Tidak kritis 4 Murid 4 5 4 9 Sangat kritis 5 Murid 5 3 3 6 Tidak kritis 6 Murid 6 4 5 9 Sangat kritis 7 Murid 7 3 5 8 Kritis 8 Murid 8 4 4 8 Kritis 9 Murid 9 4 2 6 Tidak kritis 10 Murid 10 4 4 8 Kritis 11 Murid 11 3 3 6 Tidak kritis 12 Murid 12 4 5 9 Sangat kritis 13 Murid 13 3 4 7 Cukup kritis 14 Murid 14 4 4 8 Kritis 15 Murid 15 4 4 7 Kritis 16 Murid 16 4 5 9 Sangat kritis 17 Murid 17 5 4 9 Sangat kritis 18 Murid 18 4 5 9 Sangat kritis 19 Murid 19 4 5 9 Sangat kritis 20 Murid 20 5 3 8 Kritis 21 Murid 21 4 4 8 Tidak kritis 22 Murid 22 4 4 8 Kritis 23 Murid 23 5 4 9 Sangat kritis 24 Murid 24 4 4 8 Kritis 25 Murid 24 3 3 6 Tidak kritis 26 Murid 26 4 5 9 Sangat kritis Jumlah Skor Kelas 209 Rata-rata Kelas 8,04 Kritis Nilai rata-rata kelas 80,4 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup kritis 21 Presentase Siswa yang Minimal Cukup Kritis 80,77 Berdasarkan tabel 4.18 di atas di ketahui kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan pada indikator ketiga adalah 209 dengan rata-rata kelas 8,04 kritis dan nilai rata-rata kelas 80,4 kritis. Pada indikator ketiga jumlah siswa yang minimal cukup kritis ada 21 siswa dengan presentase sebesar 80,77. Tabel 4.19 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 3 7 10 12 14 18 1 Murid 1 3 5 5 5 4 4 26 Cukup kritis 2 Murid 2 5 4 4 5 5 5 28 Sangat kritis 3 Murid 3 4 5 5 4 3 3 24 Tidak kritis 4 Murid 4 4 4 4 3 4 3 22 Cukup kritis 5 Murid 5 3 4 3 3 2 4 19 Tidak kritis 6 Murid 6 5 5 4 4 4 5 27 Kritis 7 Murid 7 5 3 4 4 3 4 23 Tidak kritis 8 Murid 8 3 3 4 5 4 4 23 Cukup kritis 9 Murid 9 4 3 2 3 3 3 18 Cukup kritis 10 Murid 10 3 3 3 5 3 5 22 Cukup kritis 11 Murid 11 4 3 3 3 3 3 19 Tidak kritis 12 Murid 12 4 4 4 5 4 4 25 Cukup kritis 13 Murid 13 4 5 5 5 4 4 27 Cukup kritis 14 Murid 14 4 4 5 3 3 4 23 Cukup kritis 15 Murid 15 5 4 5 4 4 4 26 Cukup kritis 16 Murid 16 5 4 4 5 5 5 28 Sangat kritis 17 Murid 17 4 5 5 5 5 5 29 Sangat kritis 18 Murid 18 5 4 5 5 4 4 27 Cukup kritis 19 Murid 19 4 4 5 5 4 5 27 Sangat kritis 20 Murid 20 4 4 5 4 4 5 26 Kritis 21 Murid 21 3 3 3 4 4 3 20 Tidak kritis 22 Murid 22 5 5 4 4 4 5 27 Kritis 23 Murid 23 4 5 5 5 5 5 29 Sangat kritis 24 Murid 24 5 5 4 3 4 3 24 Cukup kritis 25 Murid 24 3 4 4 3 3 2 19 Cukup kritis 26 Murid 26 5 5 4 5 3 4 26 Tidak kritis Jumlah Skor Kelas 634 Rata-rata Kelas 24,38 Kritis Nilai rata-rata kelas 81,3 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup kritis 22 Presentase Siswa yang Minimal Cukup Kritis 84,62 Berdasarkan tabel 4.19 di atas di ketahui kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan pada indikator keempat adalah 634 dengan rata-rata kelas 24,38 kritis dan nilai rata-rata kelas 81,3 kritis. Pada indikator keempat jumlah siswa yang minimal cukup kritis ada 22 siswa dengan presentase sebesar 84,62. Tabel 4.20 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 13 16 1 Murid 1 4 5 9 Sangat kritis 2 Murid 2 4 5 9 Sangat kritis 3 Murid 3 4 4 8 Kritis 4 Murid 4 4 5 9 Kritis 5 Murid 5 3 3 6 Cukup kritis 6 Murid 6 5 4 9 Sangat kritis 7 Murid 7 5 3 8 Kritis 8 Murid 8 4 4 8 Kritis 9 Murid 9 3 3 6 Tidak kritis 10 Murid 10 4 5 9 Sangat kritis 11 Murid 11 3 5 8 Kritis 12 Murid 12 5 4 9 Sangat kritis 13 Murid 13 5 4 9 Sangat kritis 14 Murid 14 4 4 8 Kritis 15 Murid 15 4 5 9 Sangat kritis 16 Murid 16 5 4 9 Sangat kritis 17 Murid 17 5 5 10 Sangat kritis 18 Murid 18 3 3 6 Tidak kritis 19 Murid 19 5 4 9 Sangat kritis 20 Murid 20 2 4 6 Tidak kritis 21 Murid 21 2 3 5 Sangat tidak kritis 22 Murid 22 4 4 8 Kritis 23 Murid 23 5 4 9 Sangat kritis 24 Murid 24 5 4 9 Sangat kritis 25 Murid 24 3 5 8 Kritis 26 Murid 26 4 5 9 Sangat kritis Jumlah Skor Kelas 212 Rata-rata Kelas 8,15 Kritis Nilai rata-rata kelas 81,5 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup kritis 21 Presentase Siswa yang Minimal Cukup Kritis 80,77 Berdasarkan tabel 4.20 di atas di ketahui kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan pada indikator kelima adalah 212 dengan rata-rata kelas 8,15 kritis dan nilai rata-rata kelas 81,5 kritis. Pada indikator kelima jumlah siswa yang minimal cukup kritis ada 21 siswa dengan presentase sebesar 80,77. Tabel 4.21 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 15 17 19 20 1 Murid 1 4 4 4 5 17 Kritis 2 Murid 2 5 4 5 5 19 Sangat kritis 3 Murid 3 3 4 5 4 16 Kritis 4 Murid 4 3 4 3 2 12 Tidak kritis 5 Murid 5 5 4 3 4 16 Kritis 6 Murid 6 5 5 4 5 19 Sangat kritis 7 Murid 7 2 4 2 4 12 Tidak kritis 8 Murid 8 5 4 4 5 18 Sangat kritis 9 Murid 9 4 2 3 3 12 Tidak kritis 10 Murid 10 5 4 3 3 15 Cukup kritis 11 Murid 11 2 3 3 4 12 Tidak kritis 12 Murid 12 3 3 3 5 14 Cukup kritis 13 Murid 13 4 4 5 3 16 Kritis 14 Murid 14 4 3 5 4 16 Kritis 15 Murid 15 4 5 5 5 19 Sangat kritis 16 Murid 16 5 5 4 5 19 Sangat kritis 17 Murid 17 4 5 5 5 19 Sangat kritis 18 Murid 18 4 5 5 4 18 Sangat kritis 19 Murid 19 5 4 4 5 18 Sangat kritis 20 Murid 20 3 3 4 2 12 Tidak kritis 21 Murid 21 2 4 3 4 13 Cukup kritis 22 Murid 22 4 4 4 3 15 Cukup kritis 23 Murid 23 5 5 4 5 19 Sangat kritis 24 Murid 24 3 3 4 3 13 Cukup kritis 25 Murid 25 3 2 4 2 11 Tidak kritis 26 Murid 26 4 4 4 3 15 Cukup kritis Jumlah Skor Kelas 405 Rata-rata Kelas 15,58 Cukup Kritis Nilai rata-rata kelas 77,9 Cukup Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup kritis 20 Presentase Siswa yang Minimal Cukup Kritis 76,92 Berdasarkan tabel 4.21 di atas di ketahui kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan pada indikator keenam 405 dengan rata-rata kelas 15,58 dan nilai rata-rata kelas adalah 77,9. Pada indikator keenam jumlah siswa yang minimal cukup kritis ada 20 siswa dengan presentase sebesar 76,92. Tabel 4.22 Skor Indikator Keseluruhan Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis No Nama Indikator Skor Kriteria 1 2 3 4 5 6 1 Murid 1 16 8 9 26 9 17 85 Kritis 2 Murid 2 17 10 10 28 9 19 93 Sangat Kritis 3 Murid 3 16 7 6 24 8 16 77 Cukup Kritis 4 Murid 4 17 8 9 22 9 12 77 Cukup Kritis 5 Murid 5 17 8 6 19 6 16 72 Cukup Kritis 6 Murid 6 18 10 9 27 9 19 92 Sangat Kritis 7 Murid 7 16 7 8 23 8 12 74 Cukup Kritis 8 Murid 8 18 8 8 23 8 18 83 Kritis 9 Murid 9 12 6 6 18 6 12 60 Tidak Kritis 10 Murid 10 16 8 8 22 9 15 78 Cukup Kritis 11 Murid 11 12 6 6 19 8 12 63 Tidak Kritis 12 Murid 12 16 7 9 25 9 14 80 Kritis 13 Murid 13 15 9 7 27 9 16 83 Kritis 14 Murid 14 16 8 8 23 8 16 79 Cukup Kritis 15 Murid 15 19 10 7 26 9 19 90 Sangat Kritis 16 Murid 16 19 10 9 28 9 19 94 Sangat Kritis 17 Murid 17 18 10 9 29 10 19 95 Sangat Kritis 18 Murid 18 16 8 9 27 6 18 84 Kritis 19 Murid 19 17 10 9 27 9 18 90 Sangat Kritis 20 Murid 20 15 6 8 26 6 12 73 Cukup Kritis 21 Murid 21 12 6 8 20 5 13 64 Tidak Kritis 22 Murid 22 18 8 8 27 8 15 84 Kritis 23 Murid 23 18 9 9 29 9 19 93 Sangat Kritis 24 Murid 24 14 9 8 24 9 13 77 Cukup Kritis 25 Murid 24 12 8 6 19 8 11 64 Tidak Kritis 26 Murid 26 16 9 9 26 9 15 84 Kritis Jumlah Skor Kelas 2088 Rata-rata Kelas 80,31 Kritis Nilai rata-rata kelas 80,31 Kritis Jumlah siswa yang Minimal Cukup kritis 22 Presentase siswa yang Minimal Cukup kritis 84,62 Berdasarkan tabel 4.22 di atas di ketahui data keseluruhan kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa yaitu, dari 26 siswa diperoleh jumlah skor keseluruhan adalah 2088 dengan rata-rata kelas 80,31 kritis dan nilai rata-rata kelas 80,31 kritis. Data keseluruhan menunjukan terdapat 22 siswa dengan presentase sebesar 84,62 yang minimal cukup kritis. Tabel 4.23 Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir No Indikator Nilai Kriteria Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Σ Siswa Presentase 1. Menganalisis argumen 80 Kritis 22 84,62 2. Mampu bertanya 81,9 Kritis 22 84,62 3. Mampu menjawab pertanyaan 80,4 Kritis 21 80,77 4. Memecahkan masalah 81,3 Kritis 22 84,62 5. Membuat kesimpulan 81,5 Kritis 21 80,77 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 77,9 Cukup kritis 20 76,92 Keseluruhan 80,31 Kritis 22 84,62 Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat diketahui nilai, kriteria dan jumlah siswa yang minimal cukup kritis serta persentasenya pada setiap indikator yang dimasukkan ke dalam kriteria berpikir kritis. Indikator pertama diperoleh nilai 80 yang termasuk kedalam kriteria kritis dan terdapat 22 siswa ysng minimal cukup kritis 84,62. Indikator kedua diperoleh nilai 81,9 yang termasuk kedalam kriteria kritis dan terdapat 22 siswa yang minimal cukup kritis 86,62. Indikator ketiga diperoleh nilai 80,4 yang termasuk kedalam kriteria kritis dan terdapat 21 siswa yang minimal cukup kritis dengan persentase sebesar 80,77. Pada indikator keempat diperoleh nilai 81,3 yang termasuk kedalam kriteria kritis dan terdapat 22 siswa yang minimal kritis dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis sebesar 84,62. Indikator kelima diperoleh nilai 81,5 yang termasuk kedalam kriteria kritis dan terdapat 21 siswa yang minimal cukup kritis 80,77 . Selanjutnya pada indikator keenam diperoleh nilai 77,9 yang termasuk kedalam kriteria cukup kritis dan terdapat 20 siswa yang minimal cukup kritis dengan presentase sebesar 76,92. Data keseluruhan indikator kemampuan berpikir kritis pada kondisi akhir diperoleh nilai 80,31 yang termasuk kedalam kriteria kritis dan terdapat 22 siswa yang minimal cukup kritis 84,62. Data hasil kuesioner kondisi akhir siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16. d. Refleksi Setelah selesai melakukan penelitian pada siklus II, peneliti melakukan refleksi yang mencakup dua aspek yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar. 1. Proses pembelajaran Siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 13 dan 20 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jp menyesuaikan alokasi di SD Negeri Sarikarya. Pada pertemuan pertama membahas tentang hubungan satauan jarak dan kecepatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I ini secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP dan berjalan dengan baik dibandingkan pada siklus I. Namun pada pertemuan I ini masih terdapat kendala yaitu masih ada beberapa siswa yang malu untuk bertanya kepada guru, sehingga guru harus memancing siswa untuk bertanya dengan cara memberikan reward kepada siswa yang berani mengajukan pertanyaan. Pada siklus II pertemuan kedua ini semua siswa sudah terlihat lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran. setiap siswa sudah bisa bekerjama dengan baik bersama kelompoknya dan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini sudah sesuai dengan RPP yang telah disusun guru. Materi pada pertemuan kedua ini juga sudah tercapai dengan baik sesuai dengan indikator yang ditetapkan guru. 2. Hasil belajar Hasil belajar pada siklus II terjadi peningkatan dari kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dan siklus I. KKM yang digunakan untuk penelitian ini adalah 65 sesuai dengan KKM mata pelajaran matematika di SD Negeri Sarikarya. Peningkatan hasil belajar terlihat dari kondisi awal pada tahun pelajaran 20132014 dengan nilai rata-rata 63,3 dan pada tahun pelajaran 20122013 dengan rata-rata 62,8 yang tergolong masih rendah kemudian pada siklus I nilai rata-rata hasil belajara siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI meningkat menjadi 71 dengan target rata-rata yang telah ditentukan yaitu 70. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata hasil belajara siswa meningkat menjadi 77 dengan target rata-rata yang telah ditentukan yaitu 75. Kemudian pada eveluasi akhir terjadi peningkatan nilai rata-rata matematika siswa menjadi 84 dengan target rata-rata yang telah ditentukan yaitu 80. Selain nilai rata-rata siswa yang telah meningkat, presentase siswa yang mencapai KKM juga meningkat. Peningkatan presentase siswa yang mencapai KKM dapat diketahui dari kondisi awal pada tahun pelajaran 20132014 dan 20122013 dengan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 49,88. Selanjutnya pada siklus I presentase siswa yang mencapai KKM telah meningkat menjadi 65,38 atau 17 siswa dari 26 siswa yang berhasil mencapai KKM. Kemudian pada siklus II meningkat kembali menjadi 76,92 atau 20 siswa dari 26 siswa yang berhasil mencapai KKM. Dan pada evaluasi presentase siswa yang tuntas meningkat menjadi 84,61 atau 22 orang siswa yang telah berhasil mencapai KKM dari 26 siswa. Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka proses pembelajaran pada siklus II telah berhasil dengan baik karena telah mencapi target pencapaian yang telah ditentukan. Berdasarkan pencapaian yang telah didapatkan tersebut maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II. e. Grafik Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar Nilai rata-rata hasil belajar dan presentase siswa yang mencapai KKM pada setiap evaluasi disajikan juga oleh peneliti dalam bentuk diagram dibawah ini. Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan gambar 4.1 diketahui nilai rata-rata siswa pada kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan yaitu 63,05. Pada evaluasi siklus 1 target rata-rata hasil belajar adalah 70 dan capaian rata-rata hasil belajar siswa pada avaluasi siklus 1 adalah 71. Pada evaluasi siklus 2 guru menaikan target rata-rata hasil belajar menjadi 75 dan capaian rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada evaluasi siklus 2 adalah 77. Dan pada evaluasi akhir target rata-rata hasil belajar siswa adalah 80 dengan pencapaian rata-rata hasil belajar siswa 84. Gambar 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan gambar 4.2 diketahui presentase siswa hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah 49,88. Pada evaluasi 1 peneliti telah menetapkan target presentase ketuntasan hasil hasil belajar sebesar 60 dan presentase pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 1 sebesar 65,38. Pada evaluasi siklus 2 peneliti telah menetapkan target presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 70 dan presentase pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 2 sebesar 76,92. Dan pada evaluasi akhir target presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 80 dan presentase pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada evaluasi siklus akhir sebesar 84,61. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Kemampuan Berpikir Kritis Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dengan menggunakan lembar kuesioner yang diberikan kepada siswa sebelum dan setelah berakhirnya tindakan dan melakukan observasi kemampuan berpikir kritis siswa di setiap pertemuan. Data hasil kuesioner dan observasi disajikan oleh peneliti dalam bentuk diagram dibawah ini. Gambar 4.3 Rata-rata Nilai Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan gambar 4.3 diketahui rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal yaitu, pada indikator 1 rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa adalah 58,45. Pada indikator 2 rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa adalah 58,5. Pada indikator 3 rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa adalah 62,3. Pada indikator 4 rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa adalah 63,83. Selanjutnya pada indikator 5 rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa adalah 63,1. Dan pada indikator 6 rata- rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis yang diperoleh siswa adalah 60. Setelah dilakukannya tindakan rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir mengalami peningkatan di setiap indikatornya. Pada indikator 1 rata-rata hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa adalah 80. Pada indikator 2 rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis siswa adalah 81,9, selanjutnya pada indikator 3 rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis siswa adalah 80,4. Pada indikator 4 rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis siswa adalah 81,3. Pada indikator 5 rata-rata-hasil kemampuan berpikir kritis siswa adalah 81,5. Dan pada indikator 6 rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis siswa adalah 77,9. Berdasarkan gambar 4.4 diatas diketahui bahawa hasil kuesioner keseluruhan pada kondisi awal 61,23 dan pada kondisi akhir meningkat menjadi 80,31. Gambar 4.4 Presentase Siswa Yang Mampu Berpikir Kritis Berdasarkan gambar 4.4 diketahui presentase siswa yang telah mampu berpikir kritis di setiap indikatornya. Pada kondisi awal presentase siswa yang mampu berpikir kritis pada indikator 1 sebesar 46,15 dan pada kondisi akhir sebesar 84,62 dengan target yang telah ditentukan sebesar 70. Pada kondisi awal indikator 2 didapatkan presentase sebesar 38,46 dan pada kondisi akhir didapatkan presentase sebesar 84,62 dengan target yang telah ditentukan sebesar 75. Pada kondisi awal indikator 3 presentase siswa yang mamu berpikir kritis sebesar 42,30 dan pada kondisi akhir sebesar 80,77 dengan target sebesar 70. Selanjutnya pada kondisi awal indikator 4 presentase siswa yang mampu berpikir kritis sebesar 42,30 dan pada kondisi akhir sebesar 84,62 dengan target sebesar 70. Pada kondisi awal indikator 5 presentase siswa yang mampu berpikir kritis sebesar 50 dan pada kondisi akhir sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80,77 dengan target sebesar 75. Dan pada kondisi awal indikator 6 presentase siswa yang mampu berpikir kritis sebesar 34,62 dan pada kondisi akhir sebesar 76,92 dengan target sebesar 70. Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa presentase keseluruhan indikator berpikir kritis pada kondisi awal sebesar 34,62 dan pada kondisi akhir meningkat sebesar 80,62. Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan gambar 4.5 diketahui hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1 indikator pertama didapatkan skor 48,5, sedangkan pada siklus 2 didapatkan skor 61,5. Pada siklus 1 indikator kedua didapatkan skor 54, sedangkan pada siklus 2 didapatkan skor 69. Pada siklus 1 indikator ketiga didapatkan skor 51,5, sedangkan pada siklus 2 didapatkan skor 65. Pada siklus 1 indikator keempat didapatkan skor 51,5, sedangkan pada siklus 2 didapatkan skor 63,5. Selanjutnya pada siklus 1 indikator kelima didapatkan skor 53, sedangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada siklus 2 didapatkan skor 67,5. Dan pada siklus 1 indikator keenam didapatkan skor 48, sedangkn pada siklus 2 didapatkan skor 61.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359