Teknik Pengujian Instrumen METODE PENELITIAN

2.4.16 Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan hubungan satuan jarak dan kecepatan 3, 4 2.4.24 Menentukan waktu keberangkatan dan waktu tiba yang berhubungan dengan satuan jarak dan kecepatan 5

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas Validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Masidjo 1995:242. Pendapat tersebut senada dengan Siregar 2010:163 yang mengatakan bahwa validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Masidjo 1995 : 243 menyatakan bahwa validitas dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : a. Validitas Isi Content Validity Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukan sampai dimana isi atau tes suatu alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. b. Validitas Konstruk atau Konsep Concept or Construct Validity Validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharunya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut yang mendasari disusunya tes atau alat pengukur tersebut. c. Validitas Kriteria Criterion Related Validity Validitas kriteria adalah validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat ukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi yang ditempuh dengan meminta pertimbangan para ahli expert judgment yang kompeten dibidangnya untuk memberikan pendapatnya dan menilai instrument pembelajaran yang akan digunakan untuk melakukan penelitian. Para ahli yang dimintai pertimbangan mengenai instrument pembelajaran seperti silabus, RPP, lembar kerja siswa dan lembar evalusi adalah dosen Universitas Sanata Dharma dan guru kelas V SD Negeri Sarikarya. Setelah seluruh instrumen pembelajaran selesai divalidasi oleh para ahli expert judgment yang berkompeten di bidangnya, langkah selanjutnya adalah menghitung hasil validasi dengan menggunakan kriteria validasi perangkat pembelajaran yaitu Pedoman Acuan Pembelajaran tipe I PAP I. Menurut Masidjo 1995:153 dalam PAP tipe I penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing skor adalah 65 dari total skor yang seharusnya dicapai diberi nilai cukup. Jika diketahui bahwa presentil 65 maka di sebut presentil minimal. Disebut presentil minimal karena dianggap sebagai batas penguasaan kompetensi paling rendah dan diberi nilai cukup sedang. Kriteria validasi instrument pembelajaran dengan menggunakan PAP tipe 1 yang tersaji pada tabel 3.7 dibawah ini. Tabel 3.7 Kriteria Validasi Instrumen Pembelajaran Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Kriteria 90 -100 4,5 – 5,00 Sangat Layak 80 - 89 4 – 4,4 Layak 65 - 79 3,25 – 3,99 Cukup Layak 55 - 64 2,75 – 3,24 Kurang Layak Dibawah 55 0 - 2,74 Sangat Kurang Layak Sumber : Masidjo 1995:153 dengan sedikit modifikasi Pada tabel 3.8 dibawah ini didapatkan hasil rata-rata validasi instrument pembelajaran yang telah di validasi oleh para ahli expert judgment seperti silabus, RPP, LKS, lembar evaluasi dan lembar kuesioner. Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrument Pembelajaran No Instrument Pembelajaran Expert Judgment Hasil Skor Rata- Rata Kriteria 1 Silabus Dosen 1 4,2 Layak Dosen 2 4 Guru 4,4 Rata-rata 4,2 2 RPP Dosen 1 4,18 Layak Dosen 2 4,24 Guru 4,3 Rata-rata 4,24 3 LKS Dosen 1 4 Layak Dosen 2 3,83 Guru 4,33 Rata-rata 4,1 4 Soal Evaluasi Dosen 1 4,27 Layak Dosen 2 4,5 Guru 4,3 Rata-rata 4,4 Dari hasil perhitungan rata-rata instrument pembelajaran di atas diketahui bahwa diperoleh skor rata-rata silabus 4,2 termasuk kedalam kriteria layak. Skor rata-rata Rencana Pelaksana Pembelajaran RPP 4,24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI termasuk kedalam kriteria layak. Skor rata-rataata Lembar Kerja Siswa LKS 4,1 dengan kriteria layak. Dan skor rata-rata lembar soal evaluasi 4,4 yang termasuk kedalam kriteria layak. Dari perhitungan skor rata-rata instrument pembelajaran di atas diperoleh skor rata-rata keseluruhan 4,24. Maka hasil skor rata-rata instrumen pembelajaran tersebut termasuk dalam kriteria layak dan bisa digunakan untuk penelitian. Hasil validasi kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa juga dilakukan dengan meminta pertimbangan para ahli expert judgment yang berkompeten di bidangnya. Para ahli yang dimintai pertimbangan untuk memberikan pendapat dan penilaiannya mengenai kuesioner kemampuan berpikir kritis adalah dua dosen psikologi PGSD Universitas Sanata Dharma. Berikut adalah hasil validasi kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa yang di sajikan pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Hasil Validasi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Expert judgment Hasil Skor Rata-rata Kriteria Dosen 1 4,1 Layak Dosen 2 4,25 Layak Rata-rata 4,18 Layak Dari hasil perhitungan validasi kuesioner kemampuan berpikir kritis di atas diperoleh skor rata-rata dari setiap dosen. Dosen 1 memberikan skor rata-rata 4,1 yang termasuk dalam kriteria layak. Dosen 2 memberikan skor rata-rata 4,25 dan termasuk dalam kriteria layak. berdasarkan skor yang diberikan kedua dosen yang berkompeten di bidang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI psikologi tersebut diperoleh skor dengan rata-rata 4,18 yang termasuk dalam kriteria layak dan dapat digunakan untuk penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359