Determinasi sampel Pengumpulan dan penyiapan bahan

b. Sortasi basah Bahan baku dipisahkan dari bahan-bahan pengotor yang mungkin terdapat pada simplisia seperti kerikil, tanah, rumput, serta bagian tanaman yang tidak dibutuhkan batang dan daun, bagian tanaman lain, bahan yang rusak dan lain-lain. c. Pencucian Bunga kenanga dicuci menggunakan air mengalir lalu dibersihkan kotoran-kotoran yang melekat. Tahap pencucian ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk menjamin kebersihan bahan. d. Pengeringan Bunga kenanga yang masih basah diletakkan pada tampah bambu dengan ketebalan seminimal mungkin. Tampah bambu ditutup dengan kain hitam yang diberi sedikit sirkulasi udara lalu dijemur dibawah sinar matahari. Akhir pengeringan ditandai dengan warna bahan menjadi lebih gelap dan mudah dipatahkan. e. Sortasi kering Bunga kenanga yang sudah kering dipisahkan dari bahan-bahan lain seperti tanah, kerikil, ranting, daun, bahan yang rusak dan lain-lain. f. Pengepakan dan penyimpanan Simplisia bunga kenanga kemudian dibungkus dengan menggunakan amplop kertas kedap udara yang diberi silika gel. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang. g. Susut pengeringan simplisia bunga kenanga Bobot tetap dilakukan terhadap cawan petri yang akan digunakan selama 60 menit menggunakan oven pada suhu 105°C. Setelah didapatkan bobot tetap petri, serbuk simplisia bunga kenanga ditimbang 1 g dan dilakukan replikasi 3 kali. Cawan berisi serbuk simplisia dipanaskan dalam oven bersuhu 105°C hingga bobot tetap.

3. Ekstraksi

a. Ekstraksi bunga kenanga Simplisia bunga kenanga ditimbang sebanyak 1,0 kg dan diblender dengan etanol 90 sampai seluruh bahan tercampur homogen. Campuran dimaserasi pada suhu ruangan selama satu hari. Dilakukan remaserasi dengan cara yang sama dengan tahap maserasi. Filtrat diperoleh melalui penyaringan dan penguapan pelarut dengan vacuum rotary evaporator sehingga dihasilkan ekstrak. b. Susut pengeringan ekstrak bunga kenanga Tiga cawan petri disiapkan, ditimbang dan dipanaskan hingga mencapai bobot tetap pada oven dengan suhu 105°C. Silika yang telah dihaluskan disiapkan, lalu dipanaskan dahulu dalam oven bersuhu 105°C selama 60 menit. Bila cawan petri sudah mencapai bobot tetap, ekstrak ditimbang ± 0,5 g replikasi 3 kali dan masing-masing cawan yang berisi ekstrak tersebut ditambahkan ± 0,5 g silika. Cawan petri tersebut kemudian dimasukkan dalam oven bersuhu 50°C, hingga mencapai bobot tetap selisih kadar air 0,25. Saat kadar air ekstrak yang diuji lebih dari 10, maka pada ekstrak perlu dilakukan penguapan air dengan cara dimasukkan dalam desikator berisi batu gamping. c. Pemerian ekstrak bunga kenanga Ekstrak bunga kenanga diamati warna, bau, bentuk dan rasa.

4. Kromatografi lapis tipis ekstrak

a. Preparasi sampel Sebanyak 5 mg ekstrak bunga kenanga ditimbang lalu dilarutkan dalam etanol p.a 1 mL. b. Optimasi fase gerak Sampel ekstrak bunga kenanga ditotolkan sebanyak 3 spot pada pelat KLT dengan jarak elusi 5 cm Wolf, 2012. Sampel ditotolkan menggunakan pipa kapiler. Pelat KLT kemudian dielusi dengan 3 jenis fase gerak berikut : 1 Fase gerak nonpolar = n-heksana: etil asetat 2:3 vv 2 Fase gerak semipolar = kloroform:metanol 7:3 vv 3 Fase gerak polar = etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air 100:11:11:20 vv Wagner dan Bladt, 1996. c. Deteksi pemisahan KLT Pelat KLT hasil elusi dikeringkan beberapa saat pada suhu ruang, kemudian pelat KLT tersebut dideteksi menggunakan lampu UV 254 nm dan 366 nm. Hasil elusi dari ketiga fase gerak tersebut kemudian dibandingkan dan dihitung nilai Rf hasil elusi.