Deskripsi tanaman kenanga Definisi antioksidan

Zat kimia yang terkandung pada bunga kenanga adalah minyak atsiri Hariana, 2008. Kandungan kimia utama minyak atsiri yang terdapat pada bunga kenanga antara lain: geraniol, kresol, linalool, benzil alkohol, eugenol, iso- eugenol, dan metil eugenol Chooi, 2004. Sebagian besar monoterpen dan seskuiterpen dalam minyak atsiri cukup aman, namun dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada beberapa orang yang sensitif. Lakton seskuiterpen merupakan senyawa yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan sitotoksik Heinrich, Barnes, Gibbons, dan Williamson, 2010.

B. Ekstraksi

Ekstraksi atau penyarian merupakan proses perpindahan massa atau zat aktif yang berada di dalam sel kemudian ditarik masuk ke dalam larutan penyari. Proses ekstraksi akan bertambah baik bila permukaan simplisia yang bersentuhan dengan pelarut semakin besar Harborne, 1987. Syarat cairan penyari yang baik menurut Depkes RI 1986 adalah murah, mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif, tidak berpengaruh terhadap zat berkhasiat, serta diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku. Metode penyarian dibedakan menjadi: infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan.

C. Antioksidan

1. Definisi antioksidan

Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat Winarsi, 2007. Secara umum, antioksidan dikelompokkan menjadi antioksidan enzimatis dan non enzimatis. Antioksidan enzimatis contohnya superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan non enzimatis dibagi menjadi 2, yaitu antioksidan larut lemak, dan antioksidan larut air. Antioksidan larut lemak contohnya tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon, dan bilirubin. Antioksidan larut air contohnya asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam, dan protein pengikat heme Winarsi, 2007. Radikal bebas diproduksi di dalam sel-sel tubuh dengan berbagai cara. Adanya radiasi sinar ultraviolet, sinar X, sinar gamma radioaktif adalah sumber- sumber yang mempengaruhi. Radiasi ini akan memecah ikatan di antara atom sehingga terjadi berbagai radikal dengan elektron tunggal yang dapat menimbulkan reaksi berantai yang menimbulkan kerusakan sel Youngson, 1998.

2. Metode penangkapan radikal DPPH

Senyawa 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil DPPH adalah suatu radikal yang memiliki kemampuan untuk direduksi oleh suatu antioksidan dan dapat diukur dengan melihat penurunan nilai absorbansi pada panjang gelombang 517 nm sehingga DPPH dapat digunakan untuk mengukur kapasitas penangkapan senyawa radikal Duh, 1999. Metode DPPH dipilih karena mampu mendeteksi kemampuan antiradikal suatu senyawa karena hasilnya lebih akurat, reliabel, relatif cepat dan praktis Trifena, 2012. Parameter aktivitas antioksidan dilihat dari nilai IC. IC 50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan penurunan 50 dari konsentrasi DPPH awal Sunarni, 2005. Gambar 1. Reaksi DPPH dengan radical scavengers Marston, 2011 Senyawa yang beraksi sebagai penangkal radikal bebas akan mereduksi DPPH dan mampu diamati dengan adanya perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning. Perubahan warna terjadi ketika elektron ganjil dari radikal DPPH sudah berpasangan dengan hidrogen dari senyawa penangkal radikal bebas yang akan membentuk DPPH-H tereduksi Molyneux, 2004.

D. UV Protection

1. Definisi UV

protection Penggunaan tabir surya dianjurkan di negara tropis untuk melindungi kulit dari radiasi ultraviolet. Tabir surya berfungsi untuk mengurangi efek radiasi ultraviolet yang dapat menimbulkan kerusakan pada kulit seperti penuaan dini, kulit kering, hiperpigmentasi dan kanker kulit Tranggono, 2007.