Uji Kualitatif Aktivitas UV

sinar UV adalah untuk memudahkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Jarak lampu UV menuju pelat KLT merupakan variabel yang diubah-ubah sebab semakin dekat jarak lampu UV akan semakin kuat intensitas sinarnya sehingga akan merusak warna �-karoten dengan cepat dan merubah warnanya menjadi pudar. Gambar 7. Optimasi intensitas sinar UV Hasil optimasi menunjukkan bahwa jarak optimum yang diperoleh adalah 50 cm intensitas sedang dengan rata-rata intensitas sinarnya 15,01 Lux. Pada kondisi ini warna �-karoten tidak memudar terlalu lambat ataupun terlalu cepat seperti yang ditunjukkan pada hasil optimasi pada jarak 100 cm dan 35 cm. Kondisi optimum akan mempermudah peneliti melakukan pengamatan perubahan warna menggunakan parameter warna. Parameter warna terlampir dibuat dengan mempertimbangkan gradasi warna dari kuning oranye hingga memudar. 1 2 3 4 5 6 7 1 3 6 9 12 15 n o m o r p ar am e te r waktu menit intensitas rendah 5, 89 Lux intensitas sedang 15,01 Lux intensitas tinggi 30,48 Lux Parameter warna memiliki 8 skala skala 0 - 7, dimana skala tertinggi merupakan warna kuning oranye yang paling pekat sedangkan skala terendah merupakan warna paling pudar. Setelah melakukan optimasi intensitas sinar UV maka dilanjutkan dengan uji kualitatif UV protection ekstrak. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dan UV protection adalah senyawa y ang mampu mempertahankan warna β- karoten lebih lama Rochmaulana dan Wahyudi, 2009. Tujuan uji kualitatif UV protection adalah melakukan skrining hasil pemisahan senyawa pada ekstrak yang mampu mempertahankan warna β-karoten sehingga dianggap memiliki kemampuan sebagai UV protector. Hasil uji kualitatif UV protection ekstrak dapat dilihat pada data dibawah ini. Keterangan : Tanda panah menunjukkan letak bercak yang berperan sebagai UV protector Gambar 8. Hasil uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak pada menit ke 15 A = replikasi 1; B= replikasi 2; C= replikasi 3; D = replikasi 4; E= replikasi 5 Tabel VIII. Uji kualitatif aktivitas UV protection ekstrak Waktu menit Warna latar pelat KLT Rata -rata SD Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 4 Rep 5 6 6 6 6 6 6 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 2 0,8 0,4 5 9 0 1 0 2 0 1 0 1 12 0 1 0 1 0 1 0 1 15 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 Rf aktif 0,70 - 0,76 0,70 - 0,76 0,70 - 0,76 0,70 - 0,76 0,70 - 0,76 Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan warna Rf aktif UV protection sesuai parameter warna. Intensitas sinar UV yang digunakan adalah 15,615 Lux . Hasil yang diperoleh adalah ada satu bercak yang aktif dan dianggap memiliki aktivitas UV protection. Bercak yang dimaksud adalah bercak dengan Rf 0,70 - 0,76 karena mampu mempertahankan warna β-karoten lebih lama dengan warna latar yang memudar.

G. Uji Kualitatif Aktivitas Antibakteri Metode Bioautografi

Tahap selanjutnya adalah dilakukan uji kualitatif antibakteri menggunakan metode bioautografi kontak. Prinsip metode ini adalah difusi senyawa dari pelat KLT menuju media agar yang telah diinokulasikan bakteri uji dimana hasil positif ditandai dengan zona hambat yang tampak lebih jernih dibanding daerah lain. Hasil uji kualitatif antibakteri menggunakan metode bioautografi kontak dapat dilihat pada data dibawah ini. Keterangan : Tanda panah menunjukkan zona penghambatan yang dihasilkan Gambar 9. Hasil uji bioautografi A= bakteri

E. coli; B= bakteri S. Aureus

Tabel IX. Hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dengan bakteri

S. aureus

Mass Loading ekstrak Hasil Rf 75 µg Zona hambat tidak tegas - 100 µg Muncul zona hambat 0,35 - 0,40 0,60 - 0,65 0,70 - 0,76 150 µg Muncul zona hambat 0,35 - 0,40 0,60 - 0,65 0,70 - 0,76 Tabel X. Hasil uji kualitatif aktivitas antibakteri dengan bakteri

E. coli

Mass Loading ekstrak Hasil Rf 75 µg Tidak muncul zona hambat - 100 µg Tidak muncul zona hambat - 150 µg Tidak muncul zona hambat - Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua bakteri yaitu S. aureus dan E. coli . Tujuan menggunakan kedua bakteri tersebut adalah untuk melihat kemampuan senyawa kimia yang diuji terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Pengujian dilakukan menggunakan 3 mass loading yaitu 75 µg, 100 µg, dan 150 µg. Hasil menunjukkan bahwa ada aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus sedangkan pada bakteri E. coli tidak nampak ada aktivitas. Hal ini disebabkan karena struktur bakteri Gram negatif lebih sulit ditembus oleh senyawa kimia karena memiliki outer membran yang lebih tebal daripada bakteri Gram positif. Keuntungan menggunakan metode ini adalah dapat melakukan skrining senyawa kimia yang memiliki kemampuan antibakteri secara cepat, mudah, dan akurat. Kerugian metode ini adalah ada kemungkinan difusi senyawa menuju media agar kurang optimal karena adanya interaksi senyawa kimia dengan silika pada pelat KLT.