odorata Susut pengeringan simplisia dan ekstrak bunga kenanga

pemanasan. Keuntungan menggunakan metode susut pengeringan adalah cepat, mudah, murah, dan hanya membutuhkan jumlah sampel yang sedikit. Persentase yang diperoleh pada susut pengeringan simplisia dan ekstrak berturut-turut adalah 15,40 bb dan 24,61 bb. Berdasarkan monografi resmi terbitan Departemen Kesehatan RI, persyaratan kadar air pada simplisia yang akan digunakan sebagai bahan baku obat adalah tidak lebih dari 10 bb. Karena penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi senyawa maka persentase susut pengeringan diatas dapat diterima. Selain itu metode susut pengeringan merupakan metode yang tidak spesifik untuk pengukuran kadar air dan hanya memberikan batasan maksimal untuk total senyawa yang menguap selama pemanasan. Sampel bunga kenanga memiliki banyak kandungan senyawa yang mudah menguap seperti minyak atsiri, sehingga bila diukur penetapan kadar air dengan metode yang lebih spesifik akan memberikan persentase hasil yang lebih rendah. Hal ini menyimpulkan bahwa proses pembuatan simplisia sudah cukup baik. Persentase susut pengeringan ekstrak yang didapatkan masih terlalu tinggi sehingga menggambarkan masih banyak kandungan air pada ekstrak. Apabila kandungan air pada ekstrak terlalu tinggi maka ada kemungkinan terjadi reaksi enzimatik yang membuat rusaknya senyawa kimia pada ekstrak. Rusaknya senyawa kimia pada ekstrak akan mengganggu proses isolasi. Oleh karena itu dilakukan penguapan kadar air dengan perlakuan dimasukkan dalam desikator yang berisi batu gamping. Hasil yang diperoleh adalah berat ekstrak turun dari 691 g menjadi 625,1 g yang menunjukkan bahwa telah terjadi penguapan air sebanyak 65,9 g. Keuntungan menggunakan metode ini adalah menghindari pemanasan dalam melakukan pemekatan sehingga kerusakan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak dapat diminimalisir.

3. Pemerian ekstrak bunga kenanga

Pada tahap ini, ekstrak yang dihasilkan diamati secara organoleptis. Pengamatan organoleptis yang dilakukan pada ekstrak meliputi bentuk, warna, rasa, dan bau. Bentuk yang dihasilkan cairan kental, warna hijau kehitaman, rasa hambar, dan bau harum khas bunga kenanga.

D. Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak

Tahap selanjutnya adalah dilakukan optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis KLT. Tujuan dilakukan optimasi fase gerak adalah untuk mendapatkan hasil pemisahan yang baik dari senyawa-senyawa kimia yang terkandung pada ekstrak. Prinsip kromatografi lapis tipis adalah pemisahan analit berdasarkan interaksi dengan fase diam dan fase gerak pada suatu lempeng pemisahan. Optimasi fase gerak dilakukan dengan melihat hasil pemisahan pada tiga jenis fase gerak, yaitu n-heksana : etil asetat 2 : 3 vv, etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air 100:11:11:20 vv, dan kloroform : metanol 7 : 3 vv. Ketiga jenis fase gerak tersebut secara berurutan bersifat relatif nonpolar, polar, dan semipolar. Hasil optimasi fase gerak KLT dapat dilihat pada data dibawah ini. Gambar 3. Hasil optimasi fase gerak kromatografi lapis tipis ekstrak kenanga A = n-heksana : etil asetat 2 : 3 vv ; B = kloroform : metanol 7 : 3 vv; C= etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air 100 : 11 : 11 : 20 vv Tabel I. Hasil faktor retardasi Rf kromatografi lapis tipis KLT ekstrak bunga kenanga dengan fase gerak n-heksana : etil asetat 2 : 3 vv Rf UV 254 UV 366 0,72-0,76 Meredam Merah 0,80 - 0,84 Meredam Merah Tabel II. Hasil faktor retardasi Rf kromatografi lapis tipis KLT ekstrak bunga kenanga dengan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat glasial : air 100:11:11:20 vv Rf UV 254 UV 366 0,35 - 0,43 Meredam - 0,90 - 0,95 Meredam - Tabel III. Hasil faktor retardasi Rf kromatografi lapis tipis KLT ekstrak bunga kenanga dengan fase gerak kloroform : metanol 7 : 3 vv Rf UV 254 UV 366 0,50 - 0,60 Meredam Merah 0,70 - 0,75 Meredam - 0,85 – 0,88 Meredam Merah