c. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar
Menurut Sudjana 2010: 5 terdapat lima jenis penilaian hasil belajar, antara lain:
1 Penilaian formatif
Penilaian formatif merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir program pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran. Penilaian ini berorientasi pada proses pembelajaran. 2
Penilaian sumatif Penilaian sumatif merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program, seperti catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Penilaian ini berorientasi pada produk, bukan pada proses.
3 Penilaian diagnostik
Penilaian diagnostik merupakan penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan lain-lain.
4 Penilaian selektif
Penilaian selektif merupakan penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga tertentu.
5 Penilaian penempatan
Penilaian penempatan merupakan penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program
belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar.
Berdasarkan beberapa jenis penilaian hasil belajar tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis
penilaian formatif yang diberikan setiap akhir pembelajaran dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Gesalt dalam Susanto, 2013: 12 mengatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa,
siswa; dalam arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan;
yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan. Wisliman
dalam Susanto, 2013: 12 hasil belajar terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1 Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
diri peserta didik.
3. Berpikir Kritis a. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Norris dan Ennis dalam Fisher, 2008: 4 adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan. Berpikir kritis menurut pendapat Johnson 2007: 183 merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan
berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Richard Paul dalam Kuswana 2012: 205 menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu
disiplin berpikir mandiri yang mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu atau ranah berpikir.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang
mencontohkan kesempurnaan berpikir untuk memecahkan suatu masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan
penelitian ilmiah.
b. Tujuan Berpikir Kritis
Tujuan berpikir kritis menurut Johnson 2007: 185 adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik
ide yang mengarahkan hidup kita setiap hari. Pemahaman mengungkapkan akan sesuatu dibalik suatu kejadian. Cece Wijaya 1996: 72 menyampaikan bahwa
tujuan berpikir kritis adalah untuk menemukan kesimpulan dan keputusan yang informatif, bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan, karena keputusan
dan kesimpulan tersebut diperoleh dari analisis, asumsi, seta ide yang beragam. c. Indikator Berpikir Kritis
Arikunto dalam Achmad, 2007 mengidentifikasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
1 Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian
struktur tersebut. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir kritis, diantaranya: memerinci, menyusun diagram, membedakan,
mengidentifikasi, mengilustrasikan,
menyimpulkan, menunjukkan,
menghubungkan, memilih, memisahkan, dan membagi Arikunto, 2010: 138. 2
Keterampilan Mensintesis Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-
bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pernyataan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadankan semua informasi yang diperoleh
dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Kata-kata operasional yang
mengindikasikan keterampilan berpikir sintesis, diantaranya: mengategorikan, mengombinasikan,
mengarang, menciptakan,
menjelaskan, mengorganisasikan, menyusun, menghubungkan, merevisi, menuliskan
kembali dan menceritakan Arikunto, 2010: 138. 3
Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa
pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa
mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini adalah agar pembaca
mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan mengenal dan
memecahkan masalah
diantaranya: mengubah,
menghitung, mendemonstrasikan,
mengoperasikan, meramalkan,
menyiapkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan, menghubungkan,
menunjukkan, memecahkan
dan menggunakan Arikunto, 2010: 138.
4 Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan
menuntut pembaca
untuk mampu
menguraikan dan memahami bebagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru, yaitu sebuah kesimpulan. Proses pemikiran
manusia itu sendiri dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan
pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. Kata-kata operasional yang mengindikasikan
kemampuan menyimpulkan
adalah: menjelaskan,
memerinci, menghubungkan, mengategorikan, memisah dan menceritakan Arikunto,
2010: 138. 5
Keterampilan mengevaluasi atau menilai Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan
nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur
dengan menggunakan standar tertentu. Dalam taksonomi Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada
tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep. Kata-kata operasional yang
mengindikasikan kemampuan mengevaluasi atau menilai adalah: menilai, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mendiskrisikan, menafsirkan, menerangkan, memutuskan Arikunto, 2010:138.
Pendapat lain mengenai indikator berpikir kritis disampaikan Wowo 2012: 198 adalah sebagai berikut:
1 Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan.
2 Menganalisis argumen
3 Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan.
4 Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan.
5 Mengamati dan menilai laporan observasi.
6 Menyimpulkan dan menilai keputusan
7 Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau
keraguan yang mengganggu pemikiran berpikir yang disangka benar. 8
Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan mempertahankan keputusan
Menurut Ennis dalam Riyadi: 2008 terdapat 12 indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir, yaitu memberikan
penjelasan sederhana elementary clarification, membangun keterampilan dasar basic support, menyimpulkan interfence, membuat penjelasan lebih
lanjut advance clarification, serta strategi dan taktik strategy and tactics. Kemudian 12 indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator
seperti pada tabel di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
Keterampilan berpikir kritis
Sub Keterampilan berpikir kritis Memberikan
penjelasan sederhana
elementary clarification
1. Memfokuskan pertanyaan
2. Menganalisis argumen
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan
pertanyaan yang menantang Membangun
Keterampilan dasar basic
support 4.
Mempertimbangkan kredibilitas kriteria suatu sumber 5.
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Menyimpulkan
interfence 6.
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
7. Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi
8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan
Membuat penjelasan lebih
lanjut advanced clarification
9. Mendefinisikan istilah mempertimbangkan hasil
10. Mengidentifikasi asumsi
Strategi dan taktik strategies and
tactics 11.
Memutuskan suatu tindakan 12.
Berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan indikator dari tiga ahli, peneliti menuliskannya ke dalam tabel untuk melihat kesamaan yang nantinya akan diambil sebagai indikator dalam
penelitian
Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Arikunto Wowo
Ennis
Keterampilan menganalisis
Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan
kesimpulan Memfokuskan pertanyaan
Keterampilan mensintesis
Menganalisis argumen Menganalisis argumen
Keterampilan mengenal dan
memecahkan masalah Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi atau tantangan
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan
pertanyaan yang menantang
Keterampilan menyimpulkan
Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani
sesuai alasan Mempertimbangkan
kredibilitas kriteria suatu sumber
Keterampilan mengevaluasi dan
menilai Mengamati dan menilai
laporan observasi Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi ikut terlibat
dalam menyimpulkan
Menyimpulkan dan menilai keputusan
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi Mempertimbangkan
alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau
keraguan yang mengganggu pemikiran
berpikir yang disangka benar
Membuat induksi dan mempertimbangkan
induksi
Mengintegrasikan kemampuan lain dan
disposisi dalam membuat dan mempertahankan
keputusan Membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan
Mengidefinisikan istilah, mempertimbangkan
definisi Mengidentifikasi asumsi
Memutuskan suatu tindakan mendefinisikan
masalah Berinteraksi dengan orang
lain
Berdasarkan indikator berpikir kritis menurut pendapat ketiga ahli, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kesamaan mengenai
indikator berpikir kritis yang disampaikan oleh ketiga ahli tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus penelitian yaitu: 1
menganalisis argumen, 2 mampu bertanya, 3 mampu menjawab pertanyaan, 4 memecahkan masalah, 5 membuat kesimpulan, 6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Matematika a. Pengertian Matematika
Johnson dan Myklebust dalam Sundayana, 2003: 252 mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi peserta didik untuk berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Susanto 2013: 185 mengemukakan bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide
abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan
berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari- hari.
Berdasarkan kedua teori para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa matematika merupakan suatu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide
abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung untuk memecahkan masalah kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
b. Tujuan Matematika
Departemen Pendidikan Nasional Susanto, 2013: 190 menyatakan bahwa ada lima tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar, yaitu sebagai berikut:
1 Pemahaman konsep matematika, keterkaitan antar konsep dan penerapan
konsep matematika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Melatih nalar, manipulasi matematika dalam generalisasi, pembuktian atau
menjelaskan gagasan dan pernyatan matematika. 3
Pemecahan masalah yang meliputi pemahaman masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4 Siswa mampu mengkomunikasikan dengan tabel, diagram, atau media lain
untuk menjelaskan keadaan dari suatu masalah. 5
Siswa mampu menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan matematika.
c. Materi Matematika