Instrumen Penelitian 1. Pedoman Wawancara

langsung. Pendapat lain mengenai observasi Kusumah, 2009: 66 adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa observasi adalah proses pengambilan data mengenai tingkah laku dengan mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperkuat peningkatan kuesioner berpikir kritis yang dibagikan kepada siswa. peneliti menyusun dan menggunakan lembar pengamatan untuk memperoleh data.

F. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun peneliti sebelum melakukan wawancara terhadap guru kelas VB SDN Perumnas Condongcatur. Pedoman wawancara disusun guna mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan peneliti. Pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru mengenai proses pembelajaran No Garis Besar Pertanyaan Wawancara 1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas VB? 2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar Matematika di kelas VB? 3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika? 4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran Matematika? 5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika? 6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran Matematika? 7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika? 8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran Matematika? 9 Bagaimana strategi pembelajaran Matematika yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? 10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Matematika? Dari garis besar pedoman wawancara tersebut peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas VB saat wawancara berlangsung. Peneliti juga menggunakan pedoman untuk melakukan wawancara mengenai kemampuan berpikir kritis siswa yang ditujukan untuk guru kelas VB. Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru mengenai kemampuan berpikir kritis siswa No Indikator Pedoman Wawancara 1. Menganalisis Argumen Apakah siswa senang berdiskusi ketika bekerja dalam kelompok? 2. Mampu bertanya Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui kesulitan? 3. Menjawab pertanyaan Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru? 4. Memecahkan masalah Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang benar ketika menemui kesulitan? Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain untuk mengerjakan soal selain dengan cara yang ditunjukkan oleh guru? Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis? 5. Membuat kesimpulan Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah dipelajari? Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam mencari jawaban? 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan Apakah siswa senang mengoreksi jawaban terlebih dahulu sebelum mengumpulkannya? Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban dengan menggunakan media pembelajaran? Tabel 3.2 menjelaskan tentang pedoman wawancara guru mengenai kuesioner berpikir kritis. Indikator pedoman wawancara guru mengenai kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti mengambil kesimpulan dari pendapat tiga ahli yaitu Angelo, Wowo, dan Ennis yang terdapat pada tabel 2.2

2. Lembar Kuesioner

Teknik pengumpulan data kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh setiap siswa. kuesioner diberikan kepada siswa pada pra penelitian dan di akhir siklus 2. Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis yang digunakan peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis No Indikator Berpikir Kritis Aitem Pernyataan Jumlah Favorabel Unfavorabel 1 Menganalisis argumen 5, 6 11, 14 4 2 Mampu bertanya 1 3 2 3 Mampu menjawab pertanyaan 4 8 2 4 Memecahkan masalah 2, 7, 17 10, 15, 9 6 5 Membuat kesimpulan 12 13 2 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 19, 18 16, 20 4 Total 20 Tabel 3.3 menjelaskan tentang kisi-kisi lembar kuesioner berpikir kritis. Lembar kuesioner berpikir kritis dapat dilihat pada lampiran 18. Pernyataan pada kuesioner terdiri dari pernyataan positif favorabel dan pernyataan negatif unfavorabel. Siswa memberikan checklist pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang sudah diisi oleh siswa kemudian dihitung dengan menggunakan skala likert 1-5. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respon yang menunjukkan tingkatan Arikunto, 1989: 180. Peneliti menggunakan Skala Likert, prinsip pokok Skala Likert dalam Widoyoko, 2013: 104 adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam sesuatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai positif. Dengan ketentuan bahwa pada pernyataan positif apabila menyatakan Sangat Setuju SS diberi skor 5, Setuju S diberi skor 4, Ragu-ragu R diberi skor 3, Tidak Setuju TS diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1. Sedangkan untuk penyataan negatif apabila menyatakan Sangat Setuju SS diberi skor 1, Setuju S diberi skor 2, Ragu-ragu R diberi skor 3, Tidak Setuju TS diberi skor 4, dan Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 5 Riduwan, 2013: 13

3. Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Observasi ini menggunakan respon skala 3, yaitu sering, kadang-kadang, dan tidak pernah Widoyoko, 2013: 104. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan bantuan 2 mitra peneliti. Berikut adalah lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.4 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa No Indikator Keterampilan Eksperimen Skala Skor 3 2 1 1 Menganalisis Argumen Sering menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok Jarang menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok Tidak pernah menganalisis argumen ketika bekerja dalam kelompok 2 Mampu bertanya Bentuk pertanyaan menunjukkan kemampuan berpikir kritis Bentuk pertanyaan kurang menunjukkan kemampuan berpikir kritis Tidak mengajukan pertanyaan 3 Mampu menjawab pertanyaan Jawaban sesuai dengan pertanyaan dan disertai dengan langkah pengerjaan Jawaban sesuai dengan pertanyaan namun tanpa disrtai dengan langkah pengerjaan atau dengan langkah pengerjaan yang kurang tepat Jawaban tidak sesuai 4 Memecahkan masalah Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis tanpa bantuan guru Memecahkan masalah dengan langkah yang sistematis dengan bantuan guru Memecahkan masalah tanpa menyertakan langkah yang sistematis 5 Menuliskan kesimpulan Kesimpulan ditulis dengan benar sesuai dengan materi yang telah dipelajari Kesimpulan ditulis namun tidak sesuai dengan materi yang telah dipelajari Tidak menuliskan kesimpulan 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan Sering mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan Jarang mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan Tidak mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan Berdasarkan tabel 3.4 menjelaskan tentang lembar observasi kemampuan berpikir kritis siswa. Indikator lembar observasi diambil peneliti berdasarkan kesimpulan dari pendapat tiga ahli yaitu Arikunto, Wowo, dan Ennis yang terdapat pada tabel 2.2. Peneliti mengisi lembar observasi pengamatan sesuai dengan indikator dan menuliskan skor 1-3 yang diperoleh siswa berdasarkan indikator yang dicapai siswa. Lembar observasi yang diisi oleh guru kemudian dihitung dengan menggunakan skala likert 1-3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Tes

Teknik pengumpulan data hasil belajar matematika siswa pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Tes yang diberikan mempunyai tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil tes pada materi pengukuran waktu. Tes tertulis ini berupa soal uraian sebanyak 5 butir disetiap evaluasi dan 5 butir soal uraian gabungan siklus satu dan siklus dua. Berikut ini merupakan kisi-kisi soal evaluasi pada siklus satu dan dua. Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1 N o Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal 1 2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, kecepatan dalam pemecahan masalah 2.3.1. Melakukan operasi hitung satuan waktu 2.3.1. Melakukan operasi hitung satuan waktu dengan menggunakan satuan jam dan menit dalam kehidupan sehari-hari melalui soal cerita 1, 2, 3 2 2.3.2. Melakukan operasi hitung satuan waktu dengan menggunaka n satuan menit dan detik dalam kehidupan sehari-hari melalui soal cerita 4 3 2.3.3. Melakukan operasi hitung satuan waktu dengan menggunakan satuan jam dan detik dalam 5 kehidupan sehari-hari melalui soal cerita Pada evaluasi siklus I, siswa diminta untuk mengerjakan 5 buah soal uraian mengenai pengukuran waktu yang melibatkan satuan waktu yaitu jam, menit dan detik. Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal 1 2. Menggunakan pengukuran waktu, jarak, kecepatan dalam pemecahan masalah 2.3 Melakukan operasi hitung satuan waktu 2.3.1. Melakukan operasi hitung satuan waktu dengan menggunakan satuan jam dan menit dalam bentuk penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari- hari melalui soal cerita 1, 2, 3, 4, 5 Pada evaluasi siklus II, siswa diminta untuk mengerjakan 5 buah soal uraian mengenai pengukuran waktu yang melibatkan satuan waktu yaitu jam, menit dan detik. Siswa menuliskan jawaban dengan menggunakan langkah-langkah dan proses pengerjaannya. Langkah pengerjaan soal cerita tersebut adalah dengan menuliskan “diketahui”, “ditanyakan”, “jawab”, dan “jadi” pada lembar jawab. Tes tertulis tersebut dibuat berdasarkan kompetensi dasar, indikator, dan disertai dengan rubric penilaian yang telah ditentukan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IIIB pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 4 421

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393