D. Identitas SMA Negeri 10 Yogyakarta
1. Alamat Sekolah
Jl. Gadean No.5 2.
Visi dan Misi a.
Visi Terwujudnya generasi yang beriman, berilmu, terampil dan
berakhlak mulia GEMA MULIA . b.
Misi 1
Menumbuhkan iman dan taqwa untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama sesuai dengan yang dianutnya.
2 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
3 Memotivasi dan membantu siswa untuk mengenal potensi
dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. 4
Menerapkan managemen keteladanan, partisipan, transparan dan akuntabel.
5 Menumbuhkan semangat bersaing dalam bidang Imtaq dan
Iptek. 6
Menumbuhkan semangat bersaing dalam bidang olah raga, seni dan budaya.
7 Menumbuhkan rasa cinta budaya, tanah air dan lingkungan.
E. Identitas SMA Negeri 11 Yogyakarta
1. Alamat Sekolah Jl. AM Sangaji No. 50 Yogyakarta
2. Sejarah Singkat Sekolah
Gedung dibangun pada tahun 1897 dan digunakan sebagai gedung Kweekschool Sekolah Guru Jaman Belanda. Tanggal 3-5 Oktober
1908 dijadikan sebagai ajang Konggres Boedi Utomo yang pertama dan menempati ruang makan Kweekschool Aula. Tahun 1927
kompleks gedung ini digunakan sebagai sekolah guru 4 tahun dan 6 tahun HIK. Selama penjajahan Jepang dipergunakan untuk SGL dan
ditutup pada masa Revolusi Kemerdekaan RI. Tahun 1946 sekolah dibuka kembali dengan nama SGB dan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga guru yang berpendidikan 6 tahun pada bulan Nopember 1947, pemerintah membuka Sekolag Guru A SGA
sehingga kompleks gedung menjadi SGASGB dipimpin oleh bapak Sikun Pribadi. Clash II pecah. Sekolah terpaksa ditutup dan dibuka
kembali ketika Yogyakarta kembali ke Pemerintah RI Juni 1949. SGAB dibuka kembali dengan menempati ruang-ruang STM Negeri
karena kompleks SGA dipakai sebagai asrama tentara. Tahun 1950 dengan bantuan Sri Sultan HB IX, SGAB kembali
menempati kampus Jln. AM Sangaji dan diadakan pemisahan yaitu SGB di Jln. AM Sangaji 38 dan SGA di Jln. AM Sangaji 42.
Tahun 1959, SGA kembali menempati kampus Jln. AM Sangaji 38, karena SGB tidak menerima siswa baru lagi dan berubah fungsi
menjadi SMP 6 Yogyakarta menempati Jln. Cemoro Jajar No.1. Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga guru pada tahun 19531954
dibuka SGA II menempati lokasi yang sama dengan SGA I tetapi masuk sore hari. Tahun 19591960 kedua SGA digabung menjadi SGA
I. Tahun 1967 diadakan integrasi SGA dan SGTK. SGA menjadi SPG I dan SGTK menjadi SPG II. Tahun 1970 SPG Negeri 1 Yogyakarta
ditetapkan sebagai pusat latihan guru SD dan pada tahun 1971 dijadikan sebagai home base I di DIY.
Pada tahun 1979 di kompleks sekolah didirikan Perpustakaan Perintis. Pada tahun 1989 Pemerintah mengalih fungsikan SPG
menjadi SMA, SPG Negeri 1 menjadi SMA 11 Yogyakarta. Berdasar SK Mendikbud RI No.000001989 yang menetapkan dibukanya SMA
baru, maka terhitung mulai tanggal 9 September 1989 SMA Negeri 11 Yogyakarta berdiri. Pada awal tahun ajaran 19891990 pengelolaan
dan pembinaan SMA Negeri 11 Yogyakarta diserahkan kepada SMA Negeri 1 Yogyakarta dengan Kepala Sekolah
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini terdiri dari data tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual, keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan
minat belajar peserta didik kelas XII IPS SMA di wilayah Kota Yogyakarta. Data tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual, keterampilan berkomunikasi,
integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas XII IPS.
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016. Penelitian ini dilakukan di sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2006 di Wilayah Kota
Yogyakarta yaitu SMA Negeri 4, SMA Negeri 6, SMA Negeri 9, SMA Negeri 10, dan SMA Negeri 11. Subjek dari penelitian ini adalah peserta
didik kelas XII IPS SMA di sekolah-sekolah tersebut. Kuesioner yang diberikan kepada responden adalah sebanyak 302 sedangkan jumlah
kuesioner yang tidak terisi adalah 9 kuesioner baik karena saat dilakukan penelitian responden melarikan diri disebabkan tidak ada guru yang
mengawasi dan juga siswa tidak masuk karena sakit atau ijin. Respon rate pengembalian kuesioner adalah 97. Berikut disajikan tabel mengenai
responden masing-masing sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.1 Responden Penelitian
No. Nama Sekolah
Sampel Kuesioner
Tidak Terisi Responden
1 SMA Negeri 4
74 1
73 2
SMA Negeri 6 60
1 59
3 SMA Negeri 9
41 1
38 4
SMA Negeri 10 43
3 40
5 SMA Negeri 11
85 3
83
Total 302
9 293
a. Asal Sekolah
Berikut adalah data distribusi frekuensi jumlah siswa berdasarkan asal sekolah:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah
No Asal Sekolah
Jumlah Responden
Frekuensi Relatif
1 SMA N 4
73 24,9
2 SMA N 6
59 20,1
3 SMA N 9
38 12,9
4 SMA N 10
40 13,7
5 SMA N 11
83 28,4
Jumlah 293
100 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi
responden adalah 293 siswa, dengan rincian sebagai berikut: SMA N 4 berjumlah 73 siswa, SMA N 6 berjumlah 59 siswa, SMA N
9berjumlah 38 siswa, SMA N 10 berjumlah 40 siswa, dan SMA N 11 berjumlah 83 siswa.
b. Jenis Kelamin
Berikut adalah distribusi frekuensi jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi Frekuensi
Relatif
1 Laki-Laki
125 42,7
2 Perempuan
168 57,3
Jumlah 293
100 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian
sebanyak 293 dengan rincian 125 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 168 siswa berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian disimpulkan
bahwa responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan. 2.
Deskripsi Variabel Di dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari 4
variabel, yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual,
keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa. Variabel-variabel tersebut akan dideskripsikan berdasarkan PAP tipe II.
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Untuk mengetahui persepsi siswa mengenai keterlakanaan pembelajaran kontekstual, maka peneliti mengacu Pedoman Acuan
Patokan II PAP II. Berikut tabel perhitungan dan interprestasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.4 Inteprestasi Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran
Kontekstual No.
Interval Skor F
FR Kategori
1 140-165
17 5,8
Sangat Tinggi 2
120-139 112
38,2 Tinggi
3 107-119
91 31,1
Cukup 4
94-106 51
17,4 Rendah
5 33-93
22 7,5
Sangat Rendah 293
100 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 293 siswa yang memiliki persepsi
tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori sangat tinggi adalah 17 siswa 5,8, kategori tinggi adalah
112 siswa 38,2, kategori cukup adalah 91 siswa 31,1, kategori rendah adalah 51 siswa 17,4, dan kategori sangat rendah 22 siswa
7,5. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan rata-rata mean diperoleh hasil = 115,83; nilai tengah median = 117; dan nilai yang
sering muncul modus = 112. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran kontekstual yang dialami sebagian besar
siswa sudah tinggi. b.
Keterampilan Berkomunikasi Berikut tabel kategori dan interpretasi keterampilan berkomunikasi
atas data yang diperoleh: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.5 Intepretasi Keterampilan Berkomunikasi
No. Interval Skor
F FR
Kategori
1 131-155
19 6,5
Sangat Tinggi 2
113-130 105
35,8 Tinggi
3 100-112
68 23,2
Cukup 4
88-99 86
29.4 Rendah
5 31-87
15 5,1
Sangat Rendah 293
100
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 293 siswa yang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori sangat tinggi adalah 19
siswa 6,5, kategori tinggi adalah 105 siswa 35,8, kategori cukup adalah 68 siswa 23,2, kategori rendah adalah 86 siswa
29,4, dan untuk kategori sangat rendah adalah 15 siswa 5,1. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan rata-rata mean
diperoleh hasil = 108,02; nilai tengah median = 109; dan nilai yang sering muncul modus = 93. Dengan demikian disimpulkan bahwa
sebagian besar responden memiliki keterampilan yang tinggi dalam berkomunikasi.
c. Integritas Pribadi
Berikut tabel kategori dan interpretasi integritas pribadi siswa atas data yang diperoleh: