148
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur VAN LITH Muntilan dapat diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan metode role playing mampu meningkatkan motivasi belajar Akuntansi siswa tersebut, peningkatan tersebut tampak dari hasil
kuesioner yang dibagikan kepada siswa. Pada saat kuesioner sebelum penerapan rata-rata poin siswa dalam
kelas mencapai 57,87 sedangkan hasil kuesioner setelah penerapan rata- rata poin siswa dalam kelas naik menjadi 65,03, sehingga peningkatan
rata-rata motivasi siswa di kelas adalah 7,16. Sedangkan berdasarkan hasil analisis kuesioner sebelum penerapan nilainya meannya adalah 58, berada
pada kriteria “cukup” dan berdasarkan hasil analisi kuesioner sesudah penerapanan nilai meannya adalah 65, berada pada kriteria “tinggi” telah
berhasil menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur VAN LITH dilihat dari peningkatan nilai
meannya sebesar 7. Hasil
pengujian hipotesis
berdasarkan paired
sample test
menunjukkan bahwa nilai sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05. . Hal tersebut
bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode pembelajaran menggunakan role playing. Dengan kata lain, penerapan metode role playing di kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur
VAN LITH Muntilan, sudah berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1. Peneliti menerapkan metode pembelajaran role playing hanya 1 kali
siklus 2 kali putaran, hal tersebut dikarenakan pada saat penelitian waktunya mendekati ujian akhir sekolah.
2. Kurangnya komunikasi yang efektif, sehingga menimbulkan perbedaan persepsi antara peneliti dan guru mitra.
3. Pada saat pelaksaan role playing peran bagian penjualan dan pembelian digabung menjadi satu dan digunakan istilah “kurir”. Hal
tersebut dilakukan agar memudahkan dalam pembentukkan kelompok dan perannya, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar
yang lebih banyak. Namun pada kondisi yang sebenarnya istilah “kurir” berarti sebagai pengantar dan hal tersebut dapat mengakibatkan
praktik yang tidak sehat, karena dalam perusahaan yang sesungguhnya bagian penjualan dan bagian pembelian terpisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran